Bangkit dari Luka ~ Bab 235

  

Bab 235

 

Ketika melihat foto ini, Nindi merasa sangat geli.

 

Dia melihat watermark pada foto itu berasal dari Forum Komunitas Kampus.

 

Nindi membuka Forum Komunitas Kampus dan melihat tajuk pembahasan mengenai dirinya.

 

"Mahasiswi baru berpura-pura membenci orang kaya, tetapi diam-diam menggaet pria tua tajir sampai tak kembali ke asrama semalaman!"

 

Nindi melihat isi pembahasan tersebut.

 

"Dia tampak meremehkan anak-anak orang kaya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, tetapi diam-diam pergi ke bar untuk berusaha menyenangkan orang kaya, bahkan mau diajak bercinta dan akhirnya tak kembali ke asrama semalaman!"

 

Ada orang yang berusaha menggiring opini. "Aku adalah teman sekelas Nindi waktu SMA. Dia memang seperti itu sejak dulu, tapi karena nilainya bagus, semua guru selalu tutup mata. Nggak disangka, dia masih belum berubah."

 

"Benar, rumornya Nindi di SMA berpacaran dengan dokter sekolah. Saat ini, ketika berada di Yunaria dan bertemu dengan lebih banyak orang kaya, dia tergoda dengan pria tua yang lebih tajir dan memilih mencampakkan dokter sekolah."

 

"Pagi ini, aku lihat sendiri Nindi turun dari mobil. Pria itu sangat tua dan jelek. Dia benar-benar rela melakukan itu deni uang!"

 

Ketika membaca pembahasan itu, Nindi langsung mengenali orang yang mengaku sebagai teman sekelasnya di SMA!

 

Semua tak terlepas dari campur tangan Sania.

 

Bagus! Mengancam orang lewat internet begitu menyenangkan, ya? Tidak sulit baginya untuk mencari sekelompok warganet bayaran!

 

Pintu terbuka lebar, bersamaan dengan suara gedoran yang keras.

 

Nindi menengadahkan wajah, melihat Serena, Sania, bersama beberapa pengikut laki-laki.

 

Setelah kemunculan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ruang kelas menjadi sunyi senyap karena takut diincar oleh anak-anak orang kaya itu.

 

Orang biasa takkan berani menyinggung mereka!

 

Ketika melihat Nindi, Serena menggertakkan gigi dengan kesal. "Nindi, kamu cukup lihai bersembunyi, ya. Nggak disangka semalam kamu bisa kabur."

 

Semalam, setelah Cakra pergi, dia baru bisa mencari Nindi.

 

Tak hanya kehilangan jejak Nindi, bahkan pengawalnya juga menghilang.

 

Serena kemudian tahu bahwa pengawalnya menggangu Cakra karena mencari Nindi, jadi dia dihukum dan para pengawalnya diusir.

 

Masalah ini juga diketahui oleh keluarganya, dia sampai dimarahi oleh ayahnya pagi ini.

 

Serena terbakar api amarah dan ketika melihat Nindi, berharap bisa membunuh wanita itu!

 

Nindi meletakkan satu tangan di atas meja sembari berkata dengan ekspresi datar, "Aku nggak suka dengan pesta kalian semalam, jadi pergi dulu. Apa kalian ingin mengekang kebebasanku? Itu melanggar hukum, tahu nggak?"

 

"Memangnya kenapa kalau melanggar hukum? Hukum nggak akan berpihak pada orang kampung sepertimu!"

 

Serena bersikap begitu angkuh karena sejak kecil sudah menjalani hidup seperti itu.

 

Sania menyela perkataan Serena, "Nindi, kamu salah paham dengan maksud Nona Serena. Semua orang cemas karena kamu pergi duluan dan rumornya kamu nggak kembali ke asrama semalam. Kamu sebenarnya pergi ke mana?"

 

"Ke mana pun aku pergi, nggak ada urusannya denganmu!"

 

Serena mencibir, "Gosipnya hari ini kamu turun dari mobil pria tua tajir. Bukannya kamu sangat meremehkan orang-orang kaya seperti kami? Tapi ketika melihat uang, kamu mengangkang dengan cepat."

 

"Bolehlah, tapi masih nggak secepat mulutmu saat menyebar gosip!"

 

Jawaban Nindi juga sangat pedas, tak memberinya kesempatan membalas sedikit pun!

 

Setelah mendengar kata-kata itu, Serena sempat tertegun karena tak menyangka Nindi berani menghinanya seperti itu.

 

Emosinya seketika meluap, dia langsung mengangkat tangan dan hendak menampar Nindi, " Dasar jalang!"

 

Nindi menahan tamparan yang dilayangkan oleh Serena. "Siapa yang kamu sebut jalang?"

 

Mata Nindi yang teramat suram memancarkan aura agresif nan kejam.

 

Sania segera mendekat dan melepaskan genggaman tangan Nindi. Wanita itu merasa penampilan Nindi yang marah sekarang terlihat agak menakutkan.

 

Sania tak pernah melihat Nindi seperti ini sebelumnya.

 

Serena yang merasa malu, menoleh ke para pengikutnya dan berseru, "Ngapain kalian diam? Tarik Nindi keluar dari kelas. Ada sesuatu yang ingin aku bahas dengannya."

 

Beberapa pria itu langsung mendekat dan hendak menarik Nindi.

 

"Apa yang kalian lakukan?"

 

Pada momen ini, dosen TI masuk ke dalam kelas. " Sekarang pelajaran sudah dimulai. Semuanya kembali ke tempat duduk masing-masing.'

 

Serena merasa kesal, tetapi tak berani berbuat onar di depan dosen karena takut dimarahi kalau sampai nanti ketahuan oleh keluarganya.

 

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 235 Bangkit dari Luka ~ Bab 235 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 08, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.