Bab 242
Nindi langsung meretas ponsel Serena.
Benar saja, dia telah melihat Serena memfitnahnya di grup Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
Dia menelusuri isi ponsel Serena,
menemukan sebuah folder yang diproteksi kata sandi.
Nindi membuka folder itu. Dia melihat
ada banyak foto dan video gadis-gadis yang mengalami perundungan.
Setelah mengklik sebuah video, dia
melihat bagaimana gadis yang berakhir bunuh diri itu dihina dan dicaci maki.
Sebelumnya, Nindi hanya menonton
perundungan semacam ini di televisi. Tidak disangka, perundungan seperti ini
memang terjadi di dunia nyata!
Apalagi, perundungan tidak juga
berhenti usai gadis itu bunuh diri.
Ada anak baru yang dijadikan obyek
perundungan untuk menggantikan gadis itu.
Pantas saja Serena sangat lihai
menghimpun teman-teman sekelas untuk mengucilkannya. Ternyata, Serena sudah berulang
kali melakukan perundungan!
Nindi menyalin semua foto dan video
tersebut.
Dia mengendalikan ponsel Serena dan
mengunggah semua video serta foto tersebut di Twitter.
Selanjutnya, dia mengunggah sebuah
kalimat. " Orang ini aku rundung sampai mati, siapa berani
menangkapku!".
Beres mengunggah, Nindi keluar dari
ponsel Serena sekaligus menghapus semua jejaknya.
Serena begitu angkuh. Jadi, mari kita
dorong dia sekali lagi!
Usai melakukan semua hal, Nindi pun
berbaring, bersiap-siap tidur.
Keesokan harinya, begitu bangun dari
tidur, Nindi langsung mengambil ponselnya untuk melihat Twitter.
Sayangnya, unggahan yang Nindi buat
dengan meretas ponsel Serena telah dihapus.
Video dan foto-foto itu masih
disimpan warganet, bahkan masih ada yang membahas masalah ini sekarang.
Sepertinya, orang-orang di keluarga
Morris bertindak sangat cepat. Namun, internet memiliki memori. Jadi, video dan
foto-foto ini akan selalu ada.
Serena sudah dibawa oleh polisi.
Seharusnya, seluruh video dan foto-foto ini bisa membantu polisi menyelidiki
kasusnya.
Nindi masuk ke kelas seperti biasa.
Begitu dia masuk ke ruang kelas, banyak teman sekelasnya yang langsung menatap
ke arahnya.
Namun, wajahnya tidak memperlihatkan
ekspresi berlebihan. Dia pun langsung duduk di barisan pertama.
Tidak lama kemudian, Nindi dipanggil
oleh Dosen Bimbingan Konseling.
Begitu Nindi meninggalkan ruang
kelas, banyak teman sekelas yang langsung berbisik-bisik membicarakan
penanganan masalah ini.
Jihan langsung berseru, "Aku
rasa, Nindi pasti dapat sanksi, bahkan mungkin dikeluarkan!"
Galuh perlahan membantah, "Belum
tentu. Bagaimana kalau kampus menyelidiki dan menemukan bahwa konten yang
diunggah di Forum Kaskus itu palsu?"
"Mana mungkin konten itu palsu.
Nindi seorang gadis dengan kedua orang tua yang sudah meninggal. Dari mana dia
dapat begitu banyak uang untuk beli barang-barang bermerek? Begitu melihat dia
punya banyak uang, aku yakin kalau sumber uang itu nggak benar!"
Sekarang, ponsel Jihan sudah bisa
digunakan dengan normal, tetapi rasa kesalnya masih tidak bisa dia tahan.
'Kenapa aku harus minta maaf sama
Nindi, sih?'
'Kali ini, semoga Nindi dapat sanksi
supaya membuka kunci ponsel semua orang!'
Nindi tiba di ruangan dekan fakultas.
Di ruangan tersebut, dia bisa melihat ada Dosen Bimbingan Konseling serta Dosen
Jurusan Komputer.
Nada Dosen Bimbingan Konselingnya
ketus saat bertanya, "Nindi Lesmana, karena kamu bilang konten di Forum
Kaskus ini adalah fitnah, apa kamu bisa jelaskan yang sebenarnya dari foto ini?
Apakah kamu nggak pulang semalaman waktu itu karena bermalam dengannya?"
Nindi melirik sekilas. Foto itu
menampilkan dirinya yang turun dari mobil Cakra.
Dia tampak tenang saat menanggapi,
"Aku sudah lama kenal dia. Aku nggak punya hubungan seperti yang disebut
dalam unggahan!"
"Lalu, bagaimana kamu
membuktikannya?"
"Aku datang untuk
membuktikannya!"
Nindi menoleh, mendapati kehadiran
Nando yang masuk ke ruangan. Namun, Nindi tidak senang sama sekali.
Nindi terdengar ketus saat bertanya,
"Buat apa kamu ke sini?"
Dia sendiri bisa membuktikan dan
menyelesaikan masalah ini.
"Nindi, kenapa nggak kasih tahu
aku kalau kamu mengalami masalah sebesar ini? Tentu aku harus datang. Bagaimana
mungkin aku biarkan orang memfitnahmu!"
Nando menatap murka ke arah Dosen
Bimbingan Konseling Nindi. "Aku sudah mencari pengacara untuk masalah
fitnah ini. Kami pasti akan menyelidiki sampai tuntas!"
Dosen tersebut menatap Nando sejenak,
lalu bertanya, "Siapa kamu? Apa hubunganmu dengan Nindi?"
Bila dilihat dari penampilannya, pria
ini adalah orang kaya.
Apakah ini pria yang dikenal Nindi di
luar?'
No comments: