Bab 254
"Kakak tahu betapa terlukanya
kamu selama bertahun-tahun ini, aku nggak berharap kamu memaafkanku, aku hanya
berharap kamu bisa kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."
Cakra tidak bisa menahan ejekannya,
lalu mencibir dengan dingin, "Sejak Nindi meninggalkan Keluarga Lesmana,
hidupnya jauh lebih baik dari sebelumnya. Kembali ke keluarga kalian hanya
untuk menjalani kehidupan yang sulit lagi? Jangan mimpi!"
"Nggak, selama Nindi mau balik,
nggak akan terjadi hal seperti sebelumnya!"
Nindi menyeringai dingin, dia
mengambil flashdisk untuk menyalin rekamannya dan memberikannya kepada Nando.
Dia dengan dingin berkata,
"Simpan dan nikmati saja pelan-pelan, sekarang aku akan pergi ke kantor
polisi untuk melaporkan kasus ini. Aku nggak mau mengampuni orang-orang yang
terlibat menyakitiku hari itu!"
Dia mengungkap Sania, bukan untuk
kembali ke keluarga Lesmana.
Nando memegang flashdisk itu, tetapi
ia merasa berat.
Di sebelahnya, Sania berlutut di
depan Nindi, dengan nada merendah, "Nindi, tolonglah, ingat kita tumbuh
bersama sejak kecil, maafkan aku kali ini! Aku dipaksa Serena!"
"Apakah kamu menganggapku bodoh?
Kenapa kamu bisa minta maaf dan bisa lupa semuanya gitu saja?"
Nindi melihat Sania dari atas, jarang
sekali melihat perempuan licik itu berlutut.
Di kehidupan sebelumnya, sebelum
diusir dari rumah, dia juga berlutut memohon kepada mereka.
"Kalau gitu kamu mau aku
ngapain, aku bisa ngelakuin apa pun, asal bisa meredakan kemarahanmu!"
Nindi membungkuk dan mencengkeram
dagu Sania, suaranya dingin, "Aku cuma mau melapor ke polisi sekarang,
siap-siap buat ngerasain hidup di penjara! 11
Tidak peduli berapa bulan, dia harus
mengirim Sania masuk!
Nindi mendorong Sania dan
meninggalkan kafe!
Sania panik menoleh ke arah Nando,
serta flashdisk yang dipegangnya, "Kakak, aku tahu aku sudah berbuat
salah, aku juga tahu itu salah, bisakah kamu maafin aku kali ini?"
"Maafin kamu? Bukankah aku sudah
kasih kamu kesempatan? Ini salahmu sendiri karena nggak manfaatin!"
Nando memasukkan flashdisk ke dalam
saku, dengan ekspresi dingin, "Aku akan memberikan flashdisk ini ke Kak
Darren, agar semua orang tahu masalah ini."
Sudah saatnya Darren tahu tentang
kesulitan yang dialami Nindi!
"Jangan, nggak boleh, Kak Nando,
anggap aku memohon padamu, maafkan aku sekali ini, aku nggak akan berani
lagi!"
Saat ini Sania sangat panik.
Dia tidak menyangka Nindi berhasil
mengembalikan rekaman pengawasan, hingga membuatnya terkejut!
Kalau Kakak-kakaknya yang lain
mengetahui isi rekaman pengawasan itu, maka dia benar-benar habis.
Dia akan ditinggalkan keluarga
Lesmana.
Jika dia kehilangan statusnya sebagai
anak angkat keluarga Lesmana, dia tidak memiliki apa-apa lagi.
Sania melihat punggung Nando, saat
itu, dia bahkan berharap Nando segera mengalami kecelakaan dan mati!
Dengan cara ini, flashdisk tidak akan
jatuh ke tangan kak Darren.
Sania berlari tergopoh-gopoh keluar,
"Kak Nando, kamu pernah bilang akan memperlakukanku seperti adik kandung,
aku cuma melakukan satu kesalahan, apa kamu nggak bisa memaafkanku? Pada akhirnya,
aku memang nggak sebanding dengan saudara kandung!"
Nando yang berdiri di samping mobil,
terkesiap mendengar kata-kata itu.
Dia menyandarkan diri pada pintu
mobil, menatap Sania dengan dingin, "Jadi, apa kamu bersumpah hanya
melukai Nindi sekali ini?"
Sania langsung merasa sedikit cemas,
dan dalam sekejap menjawab dengan tegas, "Iya, aku cuma ngelakuin sekali,
dan itu karena Serena memaksaku, aku korban juga!"
"Sania, kamu benar-benar nggak
bisa diselamatkan lagi!"
Sekarang Nando sudah sadar, bagaimana
mungkin dia tidak bisa melihat trik kecil Sania.
Dia merasa sangat kecewa dan juga
sangat marah!
Sania yang selama ini dia anggap
sebagai adik perempuannya, ternyata adalah serigala berbulu domba!
Ketika dia bersiap untuk naik mobil,
tiba-tiba dia merasa sesak napas, pandangannya gelap dan langsung jatuh ke
tanah.
Melihat hal ini, Sania dengan
hati-hati mendekat, " Kakak, kamu kenapa?"
Dia melihat Nando pingsan, dia segera
tersenyum, sungguh bantuan dari langit!
Sania segera merebut flashdisk itu.
Tapi Nindi masih memiliki satu video,
jika itu jatuh ke tangan polisi, Darren juga akan mengetahuinya.
Bagaimana ini?
Dia harus menghancurkan rekaman
pengawasan !
Dalam kebingungan Sania mengeluarkan
ponselnya, dia akhirnya menelepon, "Halo, aku butuh bantuanmu!"
No comments: