Bab 33
Nindi teringat pada Yanuar, murid
pindahan dari Kota Yunaria.
Anak orang kaya ini sepertinya
membuat masalah di sekolah lamanya, jadi dia pindah ke sini untuk menghindari
perhatian.
Anak orang kaya itu biasanya tampil
mencolok.
Mengendarai mobil mewah, mengenakan
merek terkenal, dan juga suka bermain game.
Di kehidupan sebelumnya, karena Sania
menggantikannya sebagai juara, Yanuar mendekati Sania dan bahkan sempat
menjalin hubungan.
Nindi tersenyum dan memasukkan surat
cinta itu dengan asal-asalan ke dalam laci. Tanpa membuka satu pun.
Dia juga tidak menjawab soal dimintai
nomor telepon.
Sania merasa kesal. "Kak Nindi,
kenapa nggak kamu lihat isinya?"
"Aku sudah pernah dapat. Buat
apa penasaran."
Dia dulu pernah menerima surat cinta,
sepertinya waktu masih SD. Tetapi itu saat orang tuanya belum mengalami masalah
dan Sania belum muncul di dunianya.
11
Hatí Sania terasa masam. Apanya yang
perlu disombongkan?
Sania tampak tertutup awan kelabu.
Dia telah menindas Nindi sampai
sangat rendah diri.
Kenapa tiba-tiba berubah drastis?
Mungkinkah gadis sialan ini
benar-benar ingin merebut Yanuar?
Saat bel pulang berbunyi, Nindi
mengemasi tas sekolahnya dan pergi.
Sania berlama-lama dan mendatangi
meja Nindi untuk mengambil semua surat cinta di sana.
Nindi langsung pergi ke ruang UKS.
Dia ingin memberi kejutan kepada
Cakra, tetapi ternyata UKS kosong.
Dia mengeluarkan ponselnya dan
mengirim pesan. " Nilai ujian sudah keluar. Aku masuk sepuluh besar!
Semoga aku bisa masuk ke Universitas Yasawirya!"
Senangnya!
Nindi ingin Cakra menjadi orang
pertama yang dia beri tahu tentang kebahagiaan ini.
Nindi menantikan balasan dari Cakra
dengan suasana hati yang riang.
"Nindi, katanya kamu dapat nilai
tinggi ya? Selamat.
Nindi melihat Nando berdiri di
depannya. Senyuman di bibirnya perlahan memudar. "Biasa-biasa saja."
Nando menyerahkan sebuah kotak kado.
"Sebagai ucapan selama atas keberhasilanmu, aku memilih hadiah ini secara
khusus. Kamu pernah bilang kalau kamu suka perhiasan merek ini, 'kan?"
Nindi melirik kalung batu permata
yang ada di dalam kotak itu.
Apakah ini untuk menggantikan kalung
zamrud itu?
Sania tiba-tiba datang menghampiri
dan melihat kalung batu permata di dalam kotak. Ekspresinya langsung temaram.
Sania berkata dengan nada cemburu,
"Kalungnya cantik banget. Kak Nindi, cepat dipakai, biar Kak Nando
lihat."
Nindi mengangkat pandangannya dengan
malas. " Aku nggak suka."
Nando terlihat sedikit tidak nyaman.
"Kalau nggak suka, pilih yang lain saja. Kamu suka yang mana?"
Setelah Nindi menolak kalung zamrud
itu, Nando secara khusus pergi membeli kalung baru.
Bukankah ini sudah cukup tulus? 3
Dari sikap ini, Nindi tahu Nando
pasti ingin menebus kesalahannya.
Namun, luka yang pernah dia derita
tidak bisa dihapus dengan kalung batu permata.
Sania melihat perubahan sikap Nando.
Pria itu berinisiatif untuk memperbaiki hubungan dengan Nindi?
Ini berbeda dari perkiraannya.
Sania buru-buru berkata, "Kak
Nindi, Kak Nando' kan laki-laki, mana tahu dia perhiasan apa yang disukai
perempuan? Aku saja sangat iri padamu!"
Nindi menimpali dengan tidak sabar,
"Kalau iri, kamu juga harus masuk sepuluh besar."
Jangan terlalu banyak mengoceh dan
pura-pura!
Mata Sania langsung berkaca-kaca.
"Aku nggak bisa maksimal karena masalah Hesti. Nilaiku harusnya nggak
sejelek itu."
Nando merasa semakin tidak nyaman.
"Aku tahu, ini bukan salahmu. Ayo masuk mobil, kita makan di luar untuk
merayakan."
Nando merasa pusing dan cepat-cepat
mengganti topik pembicaraan.
Sania membeku sejenak. Dia tidak
mendapat nilai bagus, apa yang perlu dirayakan?
Kesimpulannya, ini perayaan untuk
Nindi.
Dia sedikit jengkel. "Kak Nindi,
apa kamu punya trik atau jalan pintas? Kenapa bisa meningkat sangat
pesat?"
Wajah Nindi tetap datar. "Jalan
pintasnya adalah dengan fokus belajar dan jangan main game terus."
Air mata Sania pun menetes.
"Tapi Kak, kamu juga dapat surat cinta sangat banyak."
Nando bertanya, "Ada apa?"
Sania mulai bicara, "Kak Nindi
sekarang sangat populer di sekolah. Bahkan banyak cowok dari sekolah lain ingin
minta nomornya."
Nando mengerutkan kening, teringat
akan Cakra. " Nindi, kamu masih muda. Tugas terpentingmu sekarang adalah
belajar. Jangan sampai dialihkan dengan yang lain-lain."
No comments: