Bab 26 Jarak Di Antara Mereka Terlalu
Dekat
Manajer Furi tidak berani melanjutkan
pikirannya. Dia yang membawa dokter ajaib ini kemari, apalagi gadis ini adalah
penyelamat keluarga Suherman, jadi dia tidak boleh membiarkannya mati!
"Mungkin dokter ajaib kurang
mahir dalam berbicara, jadi ada sedikit kekurangan dalam penggunaan
kata-katanya, hehehe, hehe... " Manajer Furi menatap Jason dengan ekspresi
memohon ampun. "Anda pasti tidak keberatan, ' kan?"
Jason tidak banyak bicara dan hanya
mengiyakannya dengan lembut.
Elisa mengangkat alisnya karena
bingung. "Manajer Furi, kenapa kamu segugup itu? Apa ada yang salah dengan
deskripsiku?"
"Nggak masalah." Jason
tiba-tiba tersenyum. Ada semacam aura dingin yang bisa membuat orang ketakutan.
"Kamu menggambarkan dengan benar."
Elisa mengernyitkan kedua matanya
yang jernih. " Orang yang tampan memang pandai bicara."
Setelah mengatakan itu, dia berbalik
dan melihat para dokter yang telah kembali ke tempat semula.
Barusan mereka semua pergi mengambil
buku dan ponsel, jadi mereka sama sekali tidak tahu kalau tempat ini adalah
medan pertempuran yang mengerikan.
Mereka hanya mendengar dokter ajaib
bertanya kepada mereka, "Apa semua orang sudah berkumpul?"
"Sudah!" teriak para dokter
dengan serentak seperti kembali ke masa magang.
Tangan kanan Elisa tiba-tiba naik
untuk membuka kancing pertama baju Jason.
Jason mengernyitkan kening dan ujung
mata agak terangkat seolah mengatakan kalau kamu tidak pernah bilang akan
membuka bajuku.
Elisa tersenyum lembut. Napasnya
hampir bisa mengenai leher Jason karena tangan kanannya masih menarik kemeja
Jason.
"Hari ini, aku akan mengajarkan
titik akupunktur untuk menghentikan batuk."
Setelah mengatakan itu, Elisa
menempatkan ujung jarinya di leher, matanya yang dingin dan profesional tidak
menunjukkan pikiran apa pun tentang Jason.
"Setiap kali menggunakan jarum,
masukkan sedalam satu inci, lakukan beberapa kali tanpa memutar jarum."
Sambil berbicara, Elisa mengubah
posisi jarinya tanpa bergerak.
"Setiap orang harus
mencobanya."
"Efek terapi akupunktur
bergantung pada kombinasi teknik tusukan dan derajat belajar."
Ujung jari Elisa yang agak dingin
melewati leher Jason dan berhenti di belakang telinganya.
"Misalnya, ada titik di sini
yang mengatur pelepasan panas."
"Pasien hari ini punya masalah
di paru-paru, ada kelembaban dan panas di dalam tubuhnya."
"Dalam buku 'Keajaiban
Akupunktur', ada satu teknik akupunktur yang disebut 'Tusukkan Pendingin' ...
"
Makin serius penjelasan Elisa, makin
fokus perhatian para dokter. Tidak ada yang menyadari kalau Tuan Jason, yang
dianggap sebagai "subjek uji coba", mulai menunjukkan ekspresi yang
berbeda di matanya.
Dia adalah orang yang paling bisa
merasakan posisi yang tepat karena jari Elisa menyentuh tubuhnya.
Setiap inci, setiap milimeter ...
Hal yang menarik perhatian Jason
adalah Elisa memang tidak menyebabkan ruam merah di seluruh tubuhnya.
Sepertinya ada orang yang tidak punya
bakteri di tubuhnya.
Jason menatap wajah cantik gadis itu.
Rambut panjangnya selalu menyentuh
tangan Jason saat dia membungkuk. Matanya tidak tertuju pada Jason melainkan
titik akupunkturnya. Nada suaranya naik turun untuk menekankan poin-poin
penting dalam penjelasan sebagaimana kekuatannya saat menelusuri titik-titik
akunpunktur itu.
Dokter-dokter itu terpesona, bahkan
Direktur Tomy tidak memikirkan identitas Jason lagi. Dia hanya mengangguk
terus-menerus dan pandangannya pada Elisa terlihat makin puas.
Dia benar-benar dokter muda yang
berbakat.
Kalau dia bisa datang ke rumah sakit
mereka ... Ya!
Dia bisa meminta dokter ajaib datang
ke rumah sakit mereka!
Direktur Tomy tiba-tiba menyadari
sesuatu!
Para dokter masih bertanya-tanya
tentang detailnya. Saat Elisa menyelesaikan sesi akupunkturnya, para dokter itu
merasa agak kecewa karena pelajarannya telah berakhir.
"Sudah selesai?"
"Gimana, nih? Aku masih ingin
mendengarkannya," bisik seseorang.
Jason juga merasa agak tidak nyaman
sejenak. Setelah jari yang agak dingin itu meninggalkannya, tenggorokannya
terasa makin gatal...
No comments: