Bab 1912
"Simbol Adriel..." ujar
Garza saimbil menatap Saka dengan ekspresi kaget.
Simbol merah itu milik Adriel. Legan
pernah mengungkit hal ini kepadanya berkali-kali. Dia adalah seorang genius
yang belum pernah ada sebelumnya di Srijaya!
Namun, bukankah dia sudah mati?
"Saka, Kota Silas,
Adriel..."
Tiba-tiba, Felicia berteriak.
Pikiran-pikiran ini muncul satu per satu di benaknya.
Dia gemetar ketakutan saat melihat
Saka. Rasa dingin melanda hatinya dan ketakutan besar mencengkeram jantungnya!
Wajah semua orang menjadi pucat,
mereka terus mundur.
Bagaimana mungkin?
Adriel sudah mati, tetapi ini...
"Nggak heran kamu begitu
mengenaliku, karena kita memiliki hubungan yang mendalam."
Tangan Saka yang diwarnai dengan
garis-garis merah menyentuh wajah Felicia yang panik. Dia tersenyum sambil
bertanya, "Tapi, kenapa kamu mengkhianatiku?"
Saat ini, Felicia sudah tidak tahan
lagi. Dia tiba-tiba berlutut di tanah, lalu berkata dengan panik dan bingung,
"Aku, aku nggak punya pilihan. Kekuatan Renan dan yang lainnya terlalu
besar, jadi aku terpaksa tunduk. Aku hanya ingin..."
Saka tersenyum dan menyelanya,
"Kalian takut Renan, jadi melupakan hadiah lama?"
Dia menyerang Felicia sehingga
membuatnya mundur beberapa langkah.
"Ada gunanya juga
mempertahankanmu, tapi...."
Saka melihat ke arah Garza dan tiga
orang lainnya sambil menghela napas dan berkata, "Sebenarnya, aku nggak
ingin seperti ini, tapi kenapa kalian memaksaku..."
Garza dan yang lainnya seperti jatuh
ke dalam lubang es, tidak ada yang berani berbicara.
Adriel memiliki reputasi yang luar
biasa!
Dia menaklukkan Srijaya, menyerang
tujuh keluarga besar, membunuh beberapa master ilahi dengan tingkat langit,
pewaris Tabib Agung!
Siapa yang bisa menahan kekuatannya?
Butuh banyak master ilahi baru bisa menghancurkannya!
Sementara mereka tidak memiliki hak
untuk berbicara di medan perang Srijaya!
"Bagaimana ini? Dia itu
Adriel... " kata salah seorang pembunuh andal dengan ekspresi bingung dan
curiga.
"Adriel apaan? Nggak peduli
siapa pun dia, dia sudah terluka parah. Jangan takut, kita banyak orang! Serang
dia!" kata Garza dengan suara marah.
Garza menekan ketakutan di dalam
hatinya. Sambil berteriak, dia meluncur ke arah Saka untuk membunuhnya.
Tiga orang lainnya hanya bisa
menggertakkan giginya dan tetap menahan tekanan sambil menyerangnya!
Adriel dengan sengaja membawa mereka
ke daerah terpencil ini untuk menunjukkan Teknik Penerobos Surgawi. Itu berarti
dia tidak berniat membiarkan siapa pun hidup!
Bertemu di jalan sempit, yang
beranilah yang akan menang!
Apalagi sekarang Adriel sedang
terluka parah, jadi mereka memiliki kesempatan!
Kekuatan mereka bertiga ada di
tingkat langit tahap ketujuh, satunya lagi tingkat langit tahap kedelapan.
Kempat orang itu menyerang secara bersamaan, memicu angin kencang, kemudian
melesat ke arah Saka dari empat arah sekaligus dengan kekuatan yang sangat
dahsyat.
Namun, di tengah angin kencang dan
energi sejati itu, terdengar suara samar yang hampir tidak terdengar.
"Sebenarnya aku nggak ingin
membunuh keturunan Legan, tapi kalian terus cari mati!"
Dalam sekejap, suasana menjadi
hening. Saka berjalan menghampiri mereka. Banyak simbol merah di tubuhnya yang
berubah menjadi warna hitam merah..
Auranya pun menjadi makin kuat.
Tekanan yang belum pernah terjadi
sebelumnya, melingkupi hati semua orang, membuat ekspresi mereka perlahan
berubah dan bahkan membuat mereka tidak berani menghadapinya!
Wajah Garza berubah menjadi sangat
pucat. Dia berkata dengan ekspresi terkejut, "Aura itu ...
Ada orang yang berteriak ketakutan,
"Master ilahi setengah langkah!"
Teknik Penerobos Surgawi, penerobosan
ketiga!
Setiap penerobosan dapat meningkatkan
kekuatan seseorang secara sementara.
Saat ini, Saka langsung membuka
penerobosan ketiga. Dia ingin melihat pemandangan master ilahi. Sayangnya, dia
terhenti dan hanya berhenti di master ilahi setengah langkah.
"Untungnya sudah cukup ... "
Saka menggenggam erat tinjunya.
Kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya meletus dari punggungnya, mengalir ke
anggota tubuhnya dan mengisi seluruh tubuhnya dengan kekuatan yang dahsyat.
No comments: