Membakar Langit ~ Bab 1914

 

Bab 1914

 

Setelah membunuh Garza, Saka berbalik dan kembali ke medan perang dengan tangan di punggungnya.

 

Ketiga pembunuh andal yang sebelumnya meraung kesakitan dalam kobaran api, kini sudah terbaring tak bergerak.

 

Sangat tenang dan dipenuhi dengan aroma daging panggang.

 

Api dari Tubuh Elemen Matahari memang tidak mudah untuk dihilangkan.

 

Saka dengan cepat menyimpan mayat keempat orang ini, tidak boleh sampai disia-siakan. Mungkin suatu hari nanti mereka bisa berguna.

 

"Kamu, kamu..."

 

Saat ini, Felicia, yang melihat adegan mengerikan ini, tampak gemetaran. Tiga orang tingkat langit tahap ketujuh dan satu orang tingkat langit tahap kesembilan, semuanya mati!

 

Ketakutan yang tak terbatas memenuhi hatinya. Lalu, dia berkata dengan putus asa, "Bisakah kamu membuatku mati dengan cepat?"

 

Orang yang pernah melihat Teknik Penerobos Surgawi akan mati. Namun, dia melakukan kejahatan besar terhadap Adriel. Dia hanya berharap bisa mati dengan cepat!

 

Akan tetapi, Saka hanya tersenyum dan berkata, " Aku akan memberikan dua tugas kepadamu. Kalau berhasil, kamu bisa hidup lebih lama."

 

Dia membawa Felicia ke sini, tentu ada alasan yang masuk akal.

 

Tanpa menunggu Felicia menjawab, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Untuk tugas pertama, cobalah untuk menunda Renan dan yang lainnya. Dua hari ini, jangan ganggu Gunung Nagari!"

 

"Ini, ini mudah! Mereka memang kekurangan tenaga, aku bilang kita sedang mengejarmu, mereka nggak akan terlalu banyak bertanya."

 

Felicia segera memancarkan ekspresi kegembiraan dan berkata, "Tugas kedua apa?"

 

"Untuk tugas kedua, ambil bahan dari sekitar dan buatlah sebuah kursi. Nanti, kamu harus menggunakannya," ujar Saka sambil tersenyum.

 

Kursi bukanlah yang utama. Dalam dua hari ke depan, dia akan menerobos tingkat, jadi dia membutuhkan Felicia untuk melepaskan amarahnya. Setidaknya, dia bisa melepaskan dengan lebih bebas tanpa harus memandang Felicia sebagai manusia.

 

Kursi...

 

Ekspresi Felicia tampak tegang. Dia teringat kembali pada masa-masa yang tidak ingin dia kenang.

 

"Nggak mau?"

 

"Aku mau!"

 

Felicia segera berbalik untuk menebang kayu. Meskipun kekuatannya tersegel, untungnya kekuatan fisiknya masih ada, jadi membuat kursi dari kayu bukanlah hal yang sulit.

 

Melihat dia sibuk, simbol hitam merah di tubuh Saka juga perlahan-lahan menjadi dingin. Dia merasakan rasa sakit yang tajam di dalam tubuhnya, membuat keningnya sedikit berkerut.

 

Dia sebenarnya masih terluka dan belum sembuh, tetapi sekarang dia menggunakan tiga penerobosan sekaligus untuk membunuh Garza dan yang lainnya dengan cepat. Ini justru membuat kondisi tubuhnya makin memburuk.

 

"Tapi, pertempuran ini berlangsung damai, itu juga pantas."

 

Saka menghela napas. Dia mencari tempat duduk untuk duduk, lalu memakan beberapa pil dan memasang lapisan penghalang energi sejati berikutnya.

 

Pada saat bersamaan, Saka mengeluarkan ponsel dan memberi tahu Wennie bahwa dia akan mengasingkan diri selama beberapa hari dan jangan mengganggunya kecuali ada hal penting.

 

Saka bisa merasakan bahwa saat keluar, dia akan mencapai tingkat langit tahap kesembilan. Bahkan, dia bisa menghadapi master ilahi setengah langkah tanpa menggunakan Teknik Penerobos Surgawi dan mengalahkan orang-orang seperti Renan serta yang lainnya.

 

"Renan, tunggu aku kembali. Setelah aku keluar, kita akan bertemu lagi... "

 

Ketika dia hampir menutup matanya, tiba-tiba muncul pikiran yang tak terduga di dalam benaknya.

 

Akhir-akhir ini, hidupnya sangat menderita. Dia tidak tahu bagaimana Yasmin menjalani hidupnya...

 

Sejak memasuki Gunung Reribu, dia tidak pernah mendengar kabar tentang Yasmin. Mungkinkah dia sedang sibuk mengumpulkan kekayaan secara diam-diam?

 

Sementara itu, saat Saka mengasingkan diri.

 

Felicia sedang sibuk memotong kayu. Saat menoleh dan melihat sosok tenang yang sedang berlatih, dia berubah pikiran.

 

Dia ingin melarikan diri saat kesempatan muncul, tetapi memikirkan kekuatan pertempuran besar yang baru saja ditunjukkan oleh lawannya, membuatnya gemetar.

 

Saka sudah memberikan dirinya kesempatan kedua. Jika melarikan diri lagi, mungkin dia akan ...

 

Ketika memikirkan hal ini, jangankan melarikan diri, dia makin bersemangat memotong kayu, hanya saja dai merasa putus asa.

 

Dulu, Adriel dapat dengan mudah menguasai Srijaya. Tidak ada satu pun dari tujuh keluarga besar yang benar-benar dapat membunuhnya. Sekarang, jelas bahwa dia masuk ke Gunung Reribu untuk membalas dendam. Apa lagi yang akan dia timbulkan?

 

Apakah dia ingin menciptakan sejarah di sini...

 

Sebuah pikiran yang membuat hatinya gemetar tiba -tiba muncul.

 

Sementara itu.

 

Di Sungai Causta di sebuah paviliun, Marina terbangun dari tidurnya, lalu tiba-tiba bangkit dan berkata, "Jangan!"

 

Tiba-tiba, dia merasa lega ketika tidak melihat wajah Saka. Namun, dia masih merasa ketakutan, ternyata itu hanya mimpi buruk...

 

Setelah kembali, setiap kali tidur, dia bisa memimpikan wajah menjengkelkan Saka dan juga... hal-hal yang dia lakukan pada dirinya!

 

Dia merasa meskipun orang itu telah kembali, tetapi sosok itu tampaknya akan selamanya menjadi mimpi buruknya ...

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1914 Membakar Langit ~ Bab 1914 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.