Membakar Langit ~ Bab 1924

 

Bab 1924

 

Gary mengangkat pandangannya sedikit, menatap lima sosok yang berdiri di langit dengan ekspresi datar, lalu berkomentar dengan santai, " Pemandangan yang megah. Bukankah begitu, Kak Buaya?"

 

Saat suaranya berhenti, arus Sungai Causta bergolak pelan. Bayangan besar muncul perlahan.

 

Ternyata itu adalah sosok buaya raksasa!

 

Namun, kali ini buaya raksasa itu tampak kelelahan dan marah. Selama beberapa hari terakhir, ia bertaring sengit dengan Gary untuk merebut kendali Sungai Causta, tetapi hanya berhasil menghambat pemulihan Gary. Ia sendiri juga ferluka.

 

Buaya itu belum mengambil tindakan, hanya menatap penuh amarah pada bayangan Gary, menunggu momen yang tepat.

 

"Siapa pun dirimu, hari ini adalah hari kematianmu. Sebelum mati, apa kamu punya pesan terakhir?" kata Renan dengan nada dingin dan penuh arogansi. 11

 

"Pesan terakhir?"

 

Gary tersenyum tipis, matanya memancarkan ejekan. Dia menggeleng pelan dan berkata, "Anak kecil yang melarikan diri tadi mungkin cukup layak mendengar pesanku. Tapi kalian? Nggak pantas."

 

"Kamu bicara tentang Saka? Sekarang dia mungkin sedang ditahan dalam perjalanan kembali. Hari ini, biar kami kirim kalian berdua ke akhirat!"

 

Suara mendengus keras terdengar. Empat orang itu mengerahkan energi sejati mereka yang langsung menciptakan tekanan dahsyat di langit.

 

Seketika menyelimuti segala arah.

 

Tekanan itu membuat semua orang di sekitar memandang dengan penuh rasa hormat dan kagum. Empat ahli besar bergerak bersama, ditambah seekor binatang buas setingkat master langit setengah langkah yang mengintai.

 

Di Gunung Reribu, tak banyak yang bisa selamat dari pertempuran semacam ini.

 

Namun, Gary hanya tersenyum sambil menatap langit lalu berkata, "Anak muda zaman sekarang banyak bicara, ya."

 

Setelah berkata demikian, Gary menggerakkan tangannya. Sungai Causta tiba-tiba bergolak deras dan membentuk sepasang sayap magma besar di punggungnya yang menutupi langit.

 

Dalam tatapan terkejut banyak orang, Gary langsung menyerang kelima musuhnya.

 

Empat orang itu segera menjadi waspada. Mereka tahu bahwa lawan mereka bukan sembarang ahli tingkat langit tahap sembilan, melainkan seseorang yang sangat berpengalaman.

 

Pertarungan meletus dengan keras.

 

Tiba-tiba, suara gemuruh seperti halilintar menggema di langit di atas Sungai Causta!

 

Seluruh permukaan tanah bergetar karenanya!

 

Semua pandangan tertuju pada pertempuran dahsyat ini!

 

Namun, tak lama kemudian, seperti yang diduga banyak orang, sosok Gary terlihat terdorong mundur terus-menerus di tengah kekuatan dahsyat yang meluap.

 

Dari situasinya, terlihat bahwa meskipun Gary memiliki seorang ahli tua yang bersemayam di dalam tubuhnya, kekuatannya tetap terbatas. Dia tidak mampu mengeluarkan seluruh potensinya, sehingga menghadapi keadaan ini menjadi sangat sulit baginya.

 

Ledakan keras terdengar.

 

Tiba-tiba, Gary terbang keluar dari medan pertempuran, mundur sejauh lebih dari seratus meter di udara sebelum akhirnya dapat menstabilkan tubuhnya. Ia menghapus darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

 

Meskipun dia menguasai seni bela diri yang luar biasa, pertempuran kali ini terlalu berat baginya.

 

"Orang tua ini...," gumam Renan dengan wajah serius.

 

Namun, Pak Renan dan yang lainnya tidak menunjukkan rasa puas, melainkan justru memperlihatkan ekspresi serius.

 

Jika Gary hanyalah ahli tingkat langit tahap sembilan, dia seharusnya sudah kalah pada awal pertempuran. Tapi lawan mereka selalu bisa menemukan jalan keluar dari situasi maut.

 

"Teruskan!" perintah Renan dengan suara tegas. Lalu, dia mulai melangkah maju dan pertempuran dilanjutkan.

 

Energi sejati meledak di udara dan membuat semua orang bergidik. Satu serangan saja cukup untuk menghancurkan seorang ahli tingkat langit tahap rendah.

 

Kali ini, energi sejati yang padat menyelimuti seluruh ruang, tak ada lagi tempat untuk menghindar. Seiring berjalannya waktu, kemenangan dan kekalahan mulai tampak jelas. Gary bergerak di antara energi sejati yang luas, tetapi pada akhirnya, batasan tingkatannya membuatnya berada di posisi yang lebih lemah.

 

Akhirnya, kesempatan itu datang, dan Gary pun terkena pukulan berat!

 

Wajahnya segera berubah pucat, dia memuntahkan darah dalam bentuk kabut dan tubuhnya pun jatuh terjatuh.

 

Buaya raksasa yang diam sejak awal tiba-tiba menunjukkan kegembiraan di matanya. Dia membuka rahang besar, bersiap melahap Gary.

 

Semua mata terfokus pada adegan ini. "Matilah!"

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1924 Membakar Langit ~ Bab 1924 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.