Membakar Langit ~ Bab 1928

 

Bab 1928

 

Kemunculan tiba-tiba ular raksasa itu membuat semua orang terkejut hingga tak mampu berkata -kata. Mata besar seperti lentera milik ular tersebut menatap kerumunan dengan aura buas yang membuat siapa pun gemetar, seolah-olah mereka adalah mangsa berikutnya.

 

Ular Iblis Tingkat Sembilan!

 

Yang lebih mengejutkan adalah kenyataan bahwa binatang buas sekuat itu ternyata menjadi tunggangan pemuda yang berdiri di atasnya.

 

Leony menatap punggung pemuda tersebut dengan mata terbelalak. Dalam hatinya bergemuruh rasa tak percaya.

 

Saka... Itu dia...

 

Nama yang mengisi pikirannya bukanlah nama asing. Leony pernah mendengar banyak cerita tentang keberanian dan kekacauan yang dibawa oleh Saka di luar wilayah luar. Namun, dia tidak pernah menyangka akan bertemu dengannya di sini.

 

"Saka? Bukankah dia sedang diburu? Bagaimana mungkin dia muncul di sini, apalagi dengan ular sebesar itu?" gumam seseorang di antara kerumunan.

 

"Kalau dia di sini... maka orang-orang yang dikirim untuk memburunya..." orang itu berhenti berbicara, ketakutan menyelesaikan kalimatnya.

 

Tiba-tiba, suara tawa dingin bergema, memecah keheningan.

 

"Heh, ternyata hanya seekor anjing jalanan. Saka, tampaknya keberuntungan benar-benar berpihak padamu. Kamu berhasil lolos dari perburuan," ejek Renan dengan sinis.

 

Suara bisikan takjub dari orang-orang di sekitarnya membuat Renan merasa kurang senang. Hari ini seharusnya menjadi hari penuh kemuliaan baginya, tetapi kehadiran Saka tampaknya mencuri perhatian.

 

Namun, saat Renan menatap Saka, matanya dipenuhi dengan kebingungan. Apakah pengejaran itu mengalami sesuatu yang tidak terduga?

 

"Anak itu sangat licik, pandai memperhitungkan Orang-orang yang kamu kirim untuk mengejarnya mungkin sudah berhasil dia kelabui," ujar Jorel dengan nada dingin.

 

Dahulu, Novea dan Adair juga pernah terjebak oleh rencana liciknya.

 

"Dengan kekuatan bertarungnya, seharusnya dia belum mampu menghadapi begitu banyak ahli yang kamu kirim," ujar Charles dengan suara datar.

 

Dia pernah mendengar Adair menggambarkan kekuatan Saka. Menurutnya, Saka hanya cerdas dalam menyusun strategi, tetapi tingkat kultivasinya tidaklah sekuat itu.

 

Namun, di hadapan tatapan mereka, Saka sama sekali tidak peduli. Dia hanya menyapu pandangan dinginnya ke arah Charles, lalu memusatkannya pada Marina sambil berkata dengan nada penuh arti, "Bu Marina, kita bertemu lagi, ya."

 

Marina seketika menjadi pucat pasi, tubuhnya bergetar. Sosok iblis itu... muncul lagi!

 

Renan mengerutkan keningnya dan menopang tubuh Marina. Wanita yang dicintainya menjadi setakut ini karena pria lain, membuat hatinya terasa sangat tidak nyaman.

 

"Jangan khawatir, ada aku di sini!" katanya dengan suara penuh keyakinan.

 

Namun, Saka justru tertawa kecil dengan nada mengejek, lalu berkata, "Pernahkah terpikir, mungkin justru karena ada kamu di sini, dia makin takut?"

 

Renan tertegun dan berkata, "Apa maksudmu?"

 

Saka tersenyum makin penuh arti. "Hari ini adalah hari bahagiamu. Kalau aku mengungkapkan sesuatu, mungkin akan membuatmu sangat kehilangan muka. Apa kamu benar-benar ingin aku mengatakannya?" tanyanya.

 

Renan terdiam, hendak membuka mulut, tetapi Marina dengan cepat mencengkeram lengannya.

 

Suaranya yang bergetar dan tertahan terdengar, " Renan, jangan ... jangan tanya. Dia hanya ingin menyebarkan fitnah untuk menjatuhkanmu. Jangan termakan jebakannya."

 

Melihat wajah pucat wanita yang dicintainya, dengan mata yang menyiratkan kepanikan, Renan tiba-tiba teringat sesuatu yang pernah terlintas di benaknya. Hatinya berdegup kencang, seakan terasa sedikit nyeri.

 

"Marina, kamu... maksudmu apa...

 

Suara Renan terdengar serak dan hatinya mulai merasa gelisah tanpa alasan.

 

Wajah Marina makin pucat. Dia menggeleng pelan, menggigit bibir hingga tampak memutih, lalu berkata dengan suara bergetar, "Tunggu ... tunggu sampai kita pulang. Jangan di sini..."

 

Ekspresi Renan mulai memucat. Bukan karena anmarah, tetapi lebih kepada tatapan yang kosong dan bingung.

 

Orang-orang di sekitar mereka tampak kebingungan dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi antara suami istri itu.

 

Di sisi lain, hati Saka penuh dengan berbagai perasaan. Dia kira-kira sudah memahami situasinya.

 

Saat seseorang menghadapi pukulan terberat dalam hidupnya, tidak ada ruang untuk marah. Yang ada hanyalah perasaan seakan jiwanya tercerabut.

 

Lagi pula, sebagai seseorang yang pernah menjatuhkan banyak orang ke dalam jurang kehancuran, Saka sangat akrab dengan perasaan ini.

 

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

 

Tiba-tiba, suara serak terdengar. Leony dengan rambut putihnya yang tergerai, memuntahkan darah segar sambil menatap Saka dengan penuh kebingungan.

 

Melihat keadaan Leony, Saka tampak rumit. Dengan suara lembut, dia berkata, "Aku datang untuk menyelamatkan kalian."

 

Sambil berkata demikian, dia memberikan beberapa pil obat kepada Leony.

 

Leony menatap pil itu dengan terkejut. Dia mengenali teknik ini. "Ini pasti buatan Wennie, ' kan? Di mana dia sekarang?" ujarnya.

 

"Dia bersembunyi di tempat aman. Sebentar lagi, dia akan membantu kalian melarikan diri," jawab Saka dengan santai. Dia tidak mungkin membiarkan Wennie muncul secara langsung dan menghadapi bahaya.

 

"Lalu, kamu sendiri " ujar Leony dengan terkejut.

 

"Sssh..."

 

Saka tersenyum kecil dan berkata, "Nggak perlu banyak bicara. Ada seseorang yang sedang di ambang kehancuran. Hargai keadaan orang itu."

 

Wennie menatap penuh kebingungan.

 

Namun, saat itu, tiba-tiba terdengar suara raungan marah yang mengguncang udara.

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1928 Membakar Langit ~ Bab 1928 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.