Membakar Langit ~ Bab 1971

 

Bab 1971

 

"Kalau mereka berhasil melarikan diri dari Pegunungan Tunaga, kita akan kesulitan nantinya ...”

 

"Aku tahu kamu ingin segera membalas dendam, tapi jangan terlalu terburu-buru."

 

Selesai berbicara, lengan Yunna yang terbentuk dari darah langsung melambai santai. Darah menyeramkan itu kembali meresap ke dalam tanah, seolah menyatu dengan alam.

 

Selain tulang belulang yang berserakan, semuanya tampak kembali seperti semula.

 

"Terima kasih, Yunna. Tapi, di tantangan berikutnya, aku berharap kamu dapat terus membantuku. Saat aku mencapai tantangan kelima, aku pasti akan membawa kabar baik untukmu," kata Wafa dengan senyum tipis.

 

Tubuh Yunna perlahan larut menjadi genangan darah dan menghilang tanpa suara, menyerap ke dalam tanah.

 

Wafa menyipitkan mata, memandang pemandangan itu, seolah ingin mengetahui lebih banyak tentang asal-usul Yunna.

 

"Tuan Muda, sepertinya sudah aman sekarang," kata seorang pria tua yang mendekat dari belakangnya.

 

Saat itu, seorang pria tua dengan kekuatan master ilahi setengah langkah berjalan mendekat dari belakangnya. Energi sejatinya mulai menggumpal dalam tubuh, jelas bahwa dia bersiap membantu Wafa mundur kapan saja jika situasi tidak menguntungkan.

 

"Aku memang memiliki dendam dengannya, tetapi demi membalas dendam untuk Adriel, bagaimana mungkin dia akan memedulikan kalau aku meninggalkannya di tempat ini? Dia tidak akan menyerangku," kata Wafa dengan tenang.

 

"Tuan Muda, apakah dia orang yang kamu pilih untuk menggantikan Saka sebagai mitra kerja sama?

 

"tanya pria tua itu hati-hati.

 

"Benar," jawab Wafa.

 

Wafa melangkah melewati tumpukan tulang, matanya menyipit sambil berkata, "Sepertinya Yunna sudah menyatu dengan nadi naga ... "

 

"Menyatu? Jadi, dia adalah penguasa Pegunungan Tunaga?"

 

Mendengar itu, pria tua itu tampak makin bersemangat.

 

Jika begitu, tempat ini bisa dianggap seperti wilayah kekuasaan tuan mudanya!

 

"Hanya setengah atau mungkin bahkan kurang dari setengah penguasa Pegunungan Tunaga," ujar Wafa.

 

Lalu, dia melanjutkan dengan nada datar, " Kekuatannya masih terbatas dan nggak mampu mengendalikan seluruh nadi naga. Kalau nggak, dia nggak akan setuju untuk bekerja sama denganku."

 

"Itu benar juga..."

 

Pria tua itu mengangguk dengan penuh rasa kagum lalu berkata, "Yunna memang mendapatkan keberuntungan yang membuat iri. Aku benar-benar nggak tahu peluang macam apa yang membuatnya bisa menyatu dengan nadi naga."

 

Kemampuan menyatu dengan nadi naga adalah keberuntungan yang luar biasa.

 

Sungguh hal yang sulit dipercaya.

 

"Aku juga penasaran," ujar Wafa.

 

Dia sedikit mengerutkan kening, rasa ingin tahunya makin mendalam. Dia berkata, "Apa mungkin Adriel memberinya sesuatu?"

 

Tampaknya hanya warisan dari seorang Tabib Agung yang dapat menciptakan keajaiban semacam ini.

 

"Nggak peduli apa itu! Di Pegunungan Tunaga ini, kita bisa bergerak dengan bebas. Kita harus melewati lima rintangan, membasmi semua anggota tujuh keluarga besar dan kerajaan, lalu menguasai Jalan Kejayaan!"

 

Wafa berbicara dengan penuh keyakinan, seolah -olah dia sedang menjalani ujian di wilayahnya sendiri. Bagaimana mungkin gagal?

 

"Lalu, bagaimana dengan Saka?" tanya pria tua itu.

 

Wafa berjalan dengan tangan di belakang, menatap ke depan sambil berkata dengan tenang, "Kalau dia tahu diri, aku bisa menerimanya sebagai bawahan. Namun, kalau dia tetap keras kepala, maka Pegunungan Tunaga akan menjadi pemberhentian terakhirnya di Gunung Reribu."

 

"Paham!" ujar pria tua sambil tersenyum.

 

Rekan kerja sama yang ini jauh lebih baik dibandingkan Saka!

 

Mengingat sikap sombong Saka yang membuatnya marah, pria tua itu mendengus kesal. Seolah-olah dia tidak berani melakukan apa pun pada Saka.

 

Namun, kini, dengan Yunna sebagai sekutu kuat, tuan muda tidak perlu lagi memikirkan Saka.

 

Sebagai sosok yang menguasai wilayah ini, Yunna cukup untuk membantu tuan muda menghancurkan semua pesaing mereka!

 

Sementara itu, Saka sudah sampai di perbatasan kedua.

 

"Kenapa darah ini tiba-tiba menghilang?"

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1971 Membakar Langit ~ Bab 1971 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 15, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.