Bab 1972
Saka memandang Marina dan Renan
dengan tatapan penuh kebingungan.
Saat itu, keduanya masih terlihat
terguncang. Mereka sempat mengira bahwa itu adalah pertanda kebangkitan penuh
dari nadi naga, tetapi tiba-tiba saja darah yang menghilang membuat mereka tak
tahu harus berbuat apa.
"Mungkin ini hanya kebangkitan
sementara dari nadi naga," ucap Marina ragu.
"Kalau begitu, apa yang
membangunkannya?" tanya Saka.
"Nggak tahu, tapi kali ini
Pegunungan Tunaga benar -benar nggak biasa!" seru Marina dengan nada
cemas. Lalu, dia melanjutkan, "Kamu sebaiknya segera kembali. Tempat ini
bukan untuk orang seperti dirimu!"
Namun, Saka mengabaikan nasihat
tersebut dan mengalihkan perhatiannya ke sebuah pintu batu besar yang berdiri
kokoh di depannya.
Di atas pintu batu itu, tertulis dua
huruf besar dengan tinta merah darah: Tanya Hati.
Gaya tulisan itu memiliki kekuatan
yang megah dan penuh wibawa, seolah-olah tekanan kuat memancar langsung dari
huruf-huruf tersebut dan membuat siapa pun merasa tertekan.
Tempat ini dulunya dijaga oleh
seorang penjaga, tetapi kini penjaga itu telah menjadi salah satu dari sekian
banyak kerangka yang tercipta akibat genangan darah.
"Perbatasan Tanya Hati... "
gumam Marina dengan wajah sedikit berubah.
Dia segera berkata, "Perbatasan
ini terhubung dengan nadi naga di bawah tanah dan mengandung seberkas aura
naga. Yang diuji adalah niat kekuatan. Kalau mampu menahan aura naga itu, maka
kamu dianggap lolos."
"Tapi kalau kamu nggak sanggup,
akibatnya bisa fatal. Entah langsung tewas di tempat atau terluka parah,"
tambahnya.
"Di balik Perbatasan Tanya Hati
terdapat penghalang yang dipasang oleh Sekte Tersembunyi. Hanya yang berhasil
melewati perbatasan ini yang dapat melanjutkan perjalanan. Kalau nggak, mereka
akan dimusnahkan!"
"Oh..." gumam Saka sambil
mengangguk ringan.
Dalam hati, Saka berpikir,
"Tanya hati? Bagaimana kalau yang ditanya adalah niat mesumku?"
Namun, dia ingat bahwa naga dikenal
memiliki sifat sensual secara alami. Jadi, mungkin dia dan aura naga memiliki
keselarasan sifat?
"Baiklah, kamu coba dulu."
Dengan santai, Saka mengayunkan
tangannya, mengisyaratkan agar Renan mencoba terlebih dahulu.
"Aku?"
Wajah Renan berubah pucat. Dia tidak
lagi memiliki kekuatan seperti dulu.
"Aku akan mencobanya
menggantikan Renan!" seru Marina dengan nada tergesa.
"Bukan urusanmu!" balas
Saka sambil melotot.
Kalau kamu mati, siapa yang akan
membantu mengendalikan energiku yang berlebihan?
"Cepatlah!" lanjutnya.
Dengan satu tendangan, Saka mendorong
Renan ke arah batu itu.
Namun, tiba-tiba terdengar suara
keras, "Berhenti!"
Seorang pria berjalan mendekat dari
arah depan.
Dia terlihat masih muda, sekitar dua
puluh tahunan, tetapi tubuhnya penuh dengan luka. Penampilannya lusuh, tetapi
jelas bahwa dia adalah seorang yang tangguh, hanya orang kuat yang mampu
bertahan hidup dari genangan darah ini.
Saat dia berjalan perlahan, tanah di
bawah kakinya tampak retak dengan setiap langkahnya.
Saka menyipitkan mata. Dia merasa
bahwa pria ini terlihat mirip dengan Charles.
"Tandi?"
Mata Renan langsung berbinar. Dengan
penuh sukacita, dia berteriak, "Tandi! Tolong aku!"
Tandi?
Saka mengerutkan alis. Siapa dia
sebenarnya?
Pria itu memandang Saka dengan dingin
dan berkata, "Aku adalah Tandi, asal tangga kejayaan!"
Di keluarga besar mana pun selalu ada
individu yang ditugaskan menjadi penopang bagi penerus sejati keluarga. Mereka
membantu anggota keluarga utama menaiki Jalan Kejayaan dan disebut sebagai
Tangga Kejayaan.
Meskipun begitu, tangga kejayaan
tetap mendapat perhatian khusus dari keluarga. Mereka adalah individu berbakat
dengan kekuatan luar biasa. Dalam hal ini, Tandi adalah salah satu dari lima
terkuat di generasi muda keluarga Syahrir.
No comments: