Bab 57
Luna muncul di belakang semua orang.
Hari ini, dia mengenakan rok kerja ketat, stoking hitam dan sepatu kristal hak
tinggi.
Auranya sungguh menakjubkan!
Semua orang di sana buru-buru
menjawab, "Nggak, nggak! Kami akan segera pulang!"
Tanpa diduga, kejadian di departemen
penjualan berhasil menarik perhatian Bu Luna yang biasanya tidak pernah
terlibat konflik!
"Bu Quina, Bu Suzie, bagaimana
dengan kalian sendiri?"
Luna menyilangkan tangannya, berjalan
ke arah mereka dan berkata tanpa ekspresi.
"Nggak kusangka kalian membuat
keributan di kantor karena hal seperti ini. Jangan lupa, kalian adalah kader
perusahaan dan kalian harus bersikap selayaknya! Aku harap kejadian yang
merusak citra grup seperti ini nggak terjadi lagi di lain hari!"
Suzie dan Quina bertukar pandang dan
tersenyum pahit.
"Siap, Bu! Kami pamit
sekarang."
Lalu, Luna berjalan ke arah Deon dan
mendengus dingin.
"Kamu baru saja diangkat menjadi
pekerja tetap, tapi kamu malah bermalas-malasan. Sepanjang hari, yang ada di otakmu
hanyalah merayu atasan wanitamu! Deon, tolong jangan melakukan hal yang
mengesalkanku lagi!"
Deon tidak bisa mengungkapkan sakit
yang dirasakan hatinya saat ini.
Dia membatin, 'Apa-apaan? Kenapa aku
dituduh merayu wanita? Merekalah yang melakukannya terhadapku, tapi kamu malah
memarahiku?'
Deon tiba-tiba berubah pikiran dan
membalas, "Bu Luna, sepertinya sekarang sudah jam pulang kerja. Bukankah
hal seperti itu berada di luar tanggung jawabmu?" 1
Luna mengangkat alisnya.
"Aku adalah wakil presiden dan
anggota eksekutif perusahaan ini. Kehidupan pribadi karyawanku adalah bagian
dari tanggung jawabku juga!"
"Ke depannya, jangan melakukan
hal-hal seperti ini lagi! Kalau nggak, nilai performamu akan dikurangi!"
Setelah memarahi Deon, Luna berbalik
dan pergi dengan dingin.
"Selain itu, mulai sekarang saat
hendak pergi ke rumahku dan masuk ke kamarku, kamu harus minta izin dulu!"
Semakin lama Deon mendengarkan ucapan
wanita ini, semakin bingung pula dirinya. Dia terlalu kepo hingga hal seperti
ini saja diurus! 1
Deon membatin, 'Nggak bisa begini,
dong! Kenapa Dimas dan yang lain nggak dimarahi seperti ini juga?'
'Mungkinkah dia cemburu saat
melihatku bermesraan dengan wanita lain?' 1
Deon merasa bahwa hal ini agak
mustahil. Memangnya Ratu Gunung Es bisa cemburu? Tidak mungkin, kecuali
Matahari terbit dari barat!
Saat dia keluar dari kantor sendirian
Loh, kenapa Cindy menelepon?
Kenapa wanita menyebalkan ini
menggangguku lagi?" batin Deon.
Deon menolak panggilannya beberapa
kali, tetapi Cindy bersikeras menelepon, jadi dia terpaksa menjawab
panggilannya dan berkata dengan nada dingin.
"Keluargaku nggak mau
berhubungan dengan keluargamu lagi! Berhenti menggangguku! Jangan semena-mena,
ya!"
Suara Cindy di ujung telepon
terdengar cemas dan tergesa-gesa.
"Deon, aku mohon! Maafkan kami
dan biarkan kami hidup tenang, ya?"
Deon bertanya dengan terkejut,
"Apa maksudmu?"
"Tolong temui aku dulu! Aku
sudah memesan kamar di Hotel Dorsett, kamar nomornya 203. Aku akan menunggumu
di sini!"
Setelah itu, Cindy langsung menutup
telepon, tetapi jantung Deon berdetak kencang.
Cindy memesan kamar di hotel dan
menunggunya datang?
Pada akhirnya, Deon memutuskan untuk
mengikuti keinginannya untuk mencari tahu rencananya. 2
Begitu Deon memasuki kamar hotel, dia
melihat Cindy. Dia mengenakan rok mini seksi, korset yang bagian atasnya
berbentuk huruf V dan sepasang stoking tipis, seolah mereka sedang berada di
negara musim semi. 18
Penampilan ini membuatnya terlihat
seperti seorang peri kecil yang menawan.
Melihat Deon masuk, Cindy langsung
berlutut dan menangis.
"Deon, aku mohon, tolong berikan
jalan keluar kepada keluargaku!"
"Setelah kejadian hari itu,
Dylan mengusir pamanku dari gengnya dan menghancurkan rumah kami!"
"Sekarang, kami nggak punya
tempat tinggal dan menjadi buruan musuh-musuh kami. Kami nggak punya pilihan
selain bersembunyi di hotel selama beberapa malam!"
"Deon, aku minta maaf atas
perkataanku sebelumnya! Aku menyadari kesalahanku, jadi tolong lepaskan
kam!"
Deon mengerutkan kening dan langsung
melepas tangan Cindy.
"Aku sangat ingin memaafkanmu,
tapi suara hatiku nggak mengizinkannya! Sejak kamu memarahi ibuku di kencan
buta kita, kamu telah melakukan dosa yang nggak bisa diampuni!" 2
"Satu-satunya alasan aku nggak
membunuhmu adalah karena ibuku yang baik hati, bukan karena aku punya perasaan
padamu! Kalau kamu masih ingin hidup, enyahlah dari pandanganku
selamanya!"
Setelah itu, Deon berjalan tanpa
menoleh ke belakang dan bersiap untuk pergi.
Namun, Cindy memeluk pahanya dan
melepas tali ikat pinggangnya.
"Deon. Asal kamu mau
memaafkanku, aku rela melakukan apa saja! Kamu menyukaiku dan ingin memilikiku,
'kan? Aku akan menyerahkan diriku padamu sekarang! Kemarilah!"
Dia pun berinisiatif melepaskan ikat
pinggang Deon dengan jari rampingnya.
No comments: