Bab 58
"Asal kamu sudi, aku akan
memuaskanmu, nggak peduli seberapa berlebihan pun permintaanmu!"
Lalu, Cindy berkata dengan penuh
kasih sayang, "Aku bahkan bisa meniru karakter apa pun yang kamu
inginkan!" 1
Deon menepis tangannya dengan jijik.
"Walaupun kamu telanjang di
hadapanku dan membiarkanku melakukan apa pun, aku nggak akan tertarik. Keluar!"
Deon menjawab sambil mendorongnya
dengan kasar.
Lalu, dia meninggalkan kamar dengan
segera.
Baginya, tak peduli betapa cantiknya
wajah mereka, wanita rendahan seperti Cindy hanya akan membuatnya mual!
Di dalam kamar hotel sendirian, Cindy
menatap pintu kamar tempat Deon keluar dengan tajam. 1
"Deon Pastillo! Lancang sekali
kamu menolakku! Kamu akan menyesali perbuatanmu hari ini!"
Tiba-tiba, seorang pria berjubah
hitam muncul dan menyapa Cindy sambil tersenyum licik.
"Jadi, apa rencanamu untuk membuatnya
membayar atas perbuatannya itu?"
Cindy seketika memucat, lalu berkata,
"Siapa kamu? Jangan mendekat! Aku akan berteriak!"
"Jangan takut, namaku Tuan
Stef."
Lalu, dia melemparkan secarik cek
bernilai puluhan miliar ke hadapan Cindy.
"Yang tadi hendak kamu lakukan
pada Deon ... aku juga mau. Boleh nggak?"
Cindy langsung kegirangan, lalu
merangkak ke arah Stef dan memeluk pahanya.
"Tuan, aku bersedia menjadi
wanitamu! Aku bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan!"
Stef mendekat ke arah Cindy, lalu
melepas bra-nya dan meremas tubuhnya yang seksi sambil tersenyum dingin.
"Badanmu bagus banget! Selain
melayaniku, ada satu lagi yang ingin kuminta darimu!"
Setelah Deon meninggalkan hotel, dia
menerima kabar dari Killan bahwa Perjamuan Internasional Kota Sielo mungkin
saja diselenggarakan oleh Organisasi V dari balik layar.
Dia kaget saat mengetahui bahwa
Keluarga Tier dan Organisasi V bekerja sama, jadi dia memutuskan untuk pergi ke
rumah Luna dan mengingatkannya untuk tidak menghadiri jamuan tersebut.
Acara itu sudah pasti adalah sebuah
jebakan!
Sesampainya di vila, ternyata Luna
belum pulang. Sepertinya, hari ini dia lembur lagi.
Jadi, Deon pergi ke kamarnya dan
tidur. Ketika dia terbangun, hari sudah larut malam.
Begitu dia membuka ponselnya, dia
malah melihat lebih dari 999 pesan di layar! Instagramnya membludak!
Apa yang terjadi?
Deon tertegun dan menemukan bahwa
sebuah foto telah beredar luas di grup pesan karyawan.
Dimas mengirim sebuah pesan.
"Kak Deon! Kamu terkenal! Siapa
wanita di foto itu?"
"Aku nggak tahu siapa pelakunya,
tapi ada yang menyebarkan berita dan foto ini di grup kita dan langsung
menimbulkan kehebohan!"
Lalu, dia mengirim sebuah "foto
pornografi".
Ternyata, foto ambigu itu adalah foto
dirinya dan Cindy yang bertemu beberapa jam lalu.
Karena sudut pengambilan gambar dalam
foto tersebut, Deon terlihat seperti sedang melakukan tindakan tidak senonoh
dengan Cindy!
Emosi Deon langsung melonjak seperti guntur.
"Cindy gila! Dia diam-diam
memasang kamera tersembunyi untuk menjebakku!"
Deon sangat menyesal tidak
membunuhnya. Akibatnya, sekarang dialah yang terkena imbasnya!
Selain itu, sekarang panggilannya
tidak terhubung sama sekali!
Sebaliknya, dia ditelepon oleh Luna
yang memarahinya dengan nada tegas.
"Deon, jelaskan padaku sekarang
juga. Apakah orang yang di foto itu benar dirimu? Kalau kamu bilang bahwa
gambar itu palsu, aku bisa memercayaimu untuk saat ini.
"
Deon berkata, "Bu Luna, itu
memang aku, bukan gambar palsu. Wanita di foto itu adalah Cindy dan dia adalah
mantan teman kencan butaku...."
Sebelum dia selesai berbicara, Luna
langsung menyela sambil mencibir.
"Haha, satu kepala departemen
dan satu sekretaris presiden saja nggak cukup bagimu, ya? Kamu bahkan
berhubungan dengan mantan kencan butamu dan mengambil foto-foto porno.
Strategimu nggak kalah dari gosip industri hiburan!"
"Saat melihat foto itu, yang
pertama terbesit di pikiranku adalah mungkin saja itu gambar yang diedit.
Melihat sifatmu, kukira kamu nggak akan bertindak semencolok itu, ternyata aku
salah!"
"Kita memang mendaftarkan akta
nikah bersama. Meskipun itu hanya tindakan pencegahan yang terpaksa, aku nggak
bisa mentolerirnya kalau kamu terlalu sering menipuku! Deon, kamu memang
bajingan!"
Deon tidak tahu harus bagaimana
menanggapinya lagi. Dia hanya bisa berkata, "Bu Luna, kebenarannya bukan
seperti itu. Nggak ada yang terjadi antara kami!"
"Nggak terjadi apa-apa? Maksudmu
dia memaksa seorang pria jangkung 1,8 meter pergi ke hotel dan menyewa kamar
bersamanya? Deon, apakah menurutmu aku ini anak berusia tiga tahun?" 1
Lalu, nada Luna menjadi makin dingin.
"Kamu bahkan berani memintaku
menemui ibumu dan menjadi menantu yang baik untuk keluargamu! Berinimpi saja
terus! Kita bicarakan lagi masalah ini besok. Bersiaplah untuk dipecat!"
Deon menjadi cemas dan bertanya,
"Kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran?"
"Karena kamu bersikap nggak
senonoh, tentu saja aku juga boleh bersikap nggak adil!"
Lalu, Luna berkata kata demi kata.
"Sekarang juga, aku akan
menghadiri Perjamuan Internasional Bisnis Kota Sielo yang diselenggarakan
Keluarga Tier, ditemani Kapten Daniel! Aku nggak punya waktu untuk berdebat
denganmu, dah!"
Deon makin cemas dan buru-buru
berkata, "Jangan! Perjamuan itu jebakan!" 1
Namun, Luna sudah keburu menutup
telepon.
Deon sangat geram hingga giginya
hampir patah.
"Aku harus mencari tahu si
bajingan yang diam-diam menjebakku ini dan membunuhnya!"
Dia bergegas keluar dari vila.
Beberapa mobil van tiba-tiba melaju
dan berhenti di depannya, diikuti puluhan pria kekar yang dipimpin oleh Gomez.
Lalu, dia menyerukan perintah kepada para bawahannya itu.
"Deon, sudah kubilang, 'kan? Aku
nggak akan membiarkanmu lepas begitu saja!"
No comments: