Bab 63
Luna tahu betul bahwa anggota
keluarga kelas bawah seperti Deon pasti kurang paham tentang permainan orang
kaya seperti biliar.
Berbeda dengan Martin, karena orang
sepertinya diajari guru profesional sejak mereka masih kecil dan sering bermain
biliar saat mereka bersekolah di luar negeri.
Jam terbang mereka pun sudah banyak!
Singkatnya, keahlian bermain biliar
mereka jauh melampaui orang biasa!
Selain perkara uang taruhan yang
sangat besar, persentase kemenangan Deon dari taruhan ini hanyalah 10 persen!
Dia akan kalah telak!
Luna berkata dengan wajah datar.
"Kamu hanyalah seorang pegawai
biasa dengan gaji beberapa juta. Kalau kamu bersikeras, pada akhirnya kamu akan
rugi sendiri. Bagaimana caramu mendapatkan kembali uang sebanyak itu?"
"Orang tuamu membesarkanmu
dengan susah payah, jadi jangan merusak sisa hidupmu hanya karena kamu ingin
pamer."
Mendengar nasihat Luna, Martin dan
teman-temannya tercengang, lalu tertawa terbahak-bahak sambil mengejeknya.
"Sialan! Kukira dia itu pemuda
kaya yang berpura-pura keren, ternyata dia itu pegawai dengan gaji jutaan
doang, ya."
"Kalau nggak mampu berjudi,
lebih baik keluar saja. Ini bukan tempat bergaul bagi orang yang gajinya hanya
beberapa juta sebulan! Dengan biaya dua miliar per permainan, kamu nggak bisa
mengeluarkan uang sebanyak itu meskipun kamu bekerja sampai sepuluh tahun ke
depan!"
Martin memandang Suzie dan tersenyum.
1
"Nona, apa gunanya berpacaran
dengan orang miskin seperti itu? Bagaimana kalau kamu jadi pacarku saja?
Keluargaku berkecimpung dalam bisnis keuangan dan kami kaya raya!"
Suzie menjawabnya sambil tersenyum.
1
"Aku percaya pada Deon! Meskipun
sekarang kamu sombong, nanti kamu akan menyesal!"
Deon juga menjawab dengan kesal.
"Bu Luna, masalah aku bertaruh
dengan orang lain atau nggak bukan urusanmu, 'kan? Kenapa kamu begitu
memedulikan kehidupan pribadi karyawanmu? Di masa depan, apakah kamu juga akan
ikut serta menyelesaikan masalah jasmaniku juga?"
Ekspresi Luna seketika menjadi dingin.
Dia berseru, " Kamu benar-benar nggak tertolong lagi! Kalau begitu, aku
akan membiarkanmu menggali kuburanmu sendiri, aku nggak peduli!"
Pada saat ini, Ken sudah mengambil
sebuah tongkat biliar dan mencetak nilai dengan gaya yang keren!
Sapu! Bersih!
Diiringi dentuman keras, bola-bola
biliar dengan skor tinggi masuk ke dalam lubang!
Beberapa penonton bersorak di antara
kerumunan, "Luar biasa! Ini keahlian kelas dunia!"
"Nggak berlebihan kalau Master
Ken disebut pemain biliar terbaik di dunia. Dia sudah berbakat dari kecil. Aku
yakin nggak ada yang bisa menandinginya!"
Perlu diketahui bahwa mencetak poin
di permainan biliar didasarkan pada terkenanya bola sasaran. Semakin keras
pukulannya, semakin tinggi pula skornya!
Dengan pukulannya kali ini, Ken
pantas memasuki kualifikasi kompetisi biliar kelas dunia!
Mendengar pujian dari orang-orang di
sekitarnya, Ken makin bangga dan menatap Deon dengan jijik.
"Hei, berandal. Kalau kamu nggak
mampu membayar dua miliar, bagaimana kalau kamu mencium kakiku saja? 11
Semua orang yang mendengarnya pun
tertawa.
Raut wajah Luna menjadi kusut dan dia
pun mengeluh kepada Suzie.
"Zie, seharusnya kamu jangan
iseng menerima tantangan orang lain! Deon jelas-jelas nggak punya uang sebanyak
itu, tapi kamu malah membiarkannya!"
Di benaknya, Luna sedang
mempertimbangkan apakah dia harus menggunakan reputasinya untuk menyelamatkan
Deon si bajingan.
Namun, pada akhirnya dia memutuskan
bahwa hal itu tidak sepadan! Untuk apa dia menyelamatkan pria tak berguna yang
tidak pernah sadar diri?
Suzie tertawa ringan dan berkata.
"Luna, kamu tahu nggak? Saat aku
mendengar tawa mereka, di pikiranku muncul sebuah gambar."
"Gambar segerombolan lalat yang
sedang mengolok-olok seekor singa di telinganya karena dia nggak bisa terbang!
Bzz!"
Di tengah tawa yang menggelegar, Deon
mengambil stik biliar dengan tenang, lalu membungkuk dan berkonsentrasi pada
targetnya.
Ting! Stik tersebut seakan menyayat
udara!
Deon memukul bola merah di meja
dengan cepat dan akurat!
Setelah itu, beberapa bola juga
terpental satu sama lain secara berurutan, dengan kuat dan secara metodis.... 1
Dalam sekejap, efek kupu-kupu pun
terpicu. Bola kuning, hijau, coklat, merah muda.... Pada akhirnya, hampir semua
bola berwarna di meja telah bergelinding!
Ting! Ting! Ting!
Di mata para penonton, bola-bola
berwarna itu tampak seperti Bima Sakti yang jatuh tiga ribu kaki ke bawah dan
mengenai lubang dengan tepat!
Luna tercengang.
Martin tercengang.
Semua orang di sana tercengang!
"Apa ada orang yang bisa
membantuku menilai pukulanku? Semua bolanya masuk ke dalam lubang, tuh!
"Skor penuh! Skormu
sempurna!"
Ken tiba-tiba gemetaran dan berseru
histeris.
No comments: