Membakar Langit ~ Bab 1592

 

Bab 1592

 

Saat ini, Adriel tersenyum simpul sambil berkata, " Pak Harson, tenang saja. Aku tahu apa yang aku lakukan. Aku pasti nggak akan membuat keluarga Dumin dirugikan."

 

Saat ini, dia memandang Adriel dengan tatapan penuh makna, lalu berkata, "Kamu lihat sendiri, ' kan? Musuhmu ada banyak. Hanya dengan bergabung dengan Sekte Pedang, kamu bisa mendapatkan perlindungan."

 

"Aku menganggapmu berbakat. Itulah sebabnya aku bersedia menanggung tekanan untuk bertindak demi melindungimu. Aku harap kamu akan menghargai kesempatan ini."

 

Di dalam hati, Adriel mengejek.

 

Di mata mereka, pewaris dari wilayah tengah hanyalah alat yang digunakan untuk mengorbankan diri demi menyelamatkan orang lain.

 

Namun, mereka berbicara seolah-olah sedang berkorban demi menyelamatkan dirinya. Sungguh munafik!

 

"Sejauh yang aku tahu, Sekte Pedang sudah menerima Shawn sebagai pewaris. Kalau kalian juga menerimaku, bukankah itu akan menimbulkan kekacauan?"

 

Adriel mengatakan ini sambil melanjutkan penyembuhan dirinya. Dia merasa hanya tinggal sedikit lagi untuk bisa mencapai terobosan.

 

"Shawn memang berbeda. Dia adalah seseorang yang dipilih oleh Tetua Sekte Pedang kami. Dia adalah bakat luar biasa yang telah lama kami nantikan..."

 

Ketika menyebut nama Shawn, mata Ardi tampak berkilat dengan sedikit rasa iri. Namun, saat memandang Adriel lagi, tatapannya sudah kembali tenang. Dengan senyum ringan, dia melanjutkan, " Sejauh yang aku tahu, Shawn nggak peduli pada dendam kecil di antara para senior kalian."

 

"Selama kamu bersedia berlutut meminta maaf pada Ibu Shawn, Fara, mengakui garis keturunanmu, lalu menerima Shawn sebagai kepala keluarga, semuanya akan selesai."

 

"Apa kamu tahu tentang dendam di antara generasi sebelumnya?"

 

Tatapan mata Adriel menjadi dingin ketika menanyakan hal ini.

 

"Aku tahu. Ini hanya urusan dendam lama. Tapi pada akhirnya, kalian tetap satu keluarga. Berdasarkan silsilah, Fara juga bisa dianggap sebagai ibumu. Berlutut dan merhinta maaf padanya bukanlah hal yang memalukan."

 

Ardi berbicara dengan nada santai, "Sementara urusan dengan keluarga Maswa, anggap saja semuanya sudah selesai. Selain itu, soal keluarga Dumin, permasalahanmu dengan mereka hanyalah masalah asmara. Kamu membawa kabur calon menantu mereka. Pilih salah satu wanitamu, berikan kompensasi pada keluarga Dumin, maka semuanya bisa dianggap selesai. Pak Harson, bagaimana menurutmu?"

 

Dendam yang dalam bertahun-tahun lamanya, di mulut Ardi terasa begitu sepele. Dia meminta Adriel untuk berlutut pada Fara, lalu memilih seorang wanitanya untuk diserahkan ke keluarga Dumin sebagai gantinya.

 

"Karena Pak Ardi yang bicara, aku bisa setuju dengan enggan."

 

Meski merasa tidak puas, Harson menahan dirinya untuk tidak mempermalukan Ardi. Dia hanya bisa menjawab dengan enggan.

 

"Bagaimana denganmu?"

 

Ardi tidak merasa kaget dengan jawaban Harson. Dia kembali memandang Adriel dengan santai.

 

Menurutnya, pengaturan ini sangat masuk akal.

 

Tidak ada yang salah. Adriel pasti akan setuju.

 

Bagaimanapun juga, jika pertarungan dilanjutkan, itu hanya akan merugikan Adriel.

 

Namun, Adriel tiba-tiba tersenyum sambil berkata, " Pak Ardi, aku punya usul yang lebih baik."

 

"Oh? Katakanlah," jawab Ardi.

 

"Usulku adalah, kalau kamu benar-benar menghargaiku, kenapa nggak sekalian membantu sampai akhir?"

 

Adriel tersenyum sambil berkata, "Kamu bergabung dengan keluarga Lavali, mengakui garis keturunanmu, berlutut di depan Shawn, lalu menyerahkan istrimu untuk dimainkan oleh keluarga Dumin. Kalau kamu bisa melakukan dua hal itu, aku nggak akan ragu. Aku pasti akan mengabdi pada Sekte Pedang."

 

Begitu kata-kata itu terdengar, seluruh tempat menjadi sunyi senyap.

 

Semua orang ternganga, memandang Adriel seolah melihat hantu.

 

Sementara itu, wajah Ardi perlahan membeku. Día menatap Adriel dengan perasaan marah serta tak percaya. "Berani-beraninya kamu bercanda seperti ini denganku!"

 

"Kamu yang lebih dulu bercanda denganku!"

 

Adriel membalas dengan suara penuh amarah, mengangkat pedangnya, lalu menunjuk ke arah Ardi. "Dasar sialan! Kamu bicara seperti seorang bajingan. Aku sudah lama muak denganmu! Kamu pikir kamu siapa sampai berani mengaturku? Pergi dari sini!"

 

Ardi yang dicaci maki begitu keras langsung melompat marah. Wajahnya kehilangan ketenangan sebelumnya, jarinya gemetar saat menunjuk Adriel. "Bunuh dia! Bunuh dia sekarang juga!"

 

"Baik!"

 

Lucas langsung merasa sangat senang. Hampir saja dia diabaikan, membuatnya merasa sangat takut. Namun, sekarang dia mendapatkan kesempatan emas. Dengan kekuatan tingkat langit tahap kedua yang dikeluarkannya hingga maksimal, dia langsung menyerang Adriel!

 

Namun, Adriel hanya tertawa sinis, "Mau mengalahkanku hanya dengan kekuatanmu, pecundang tua ini?"

 

Begitu kata-kata itu selesai, dia melesat maju. Bersamaan dengan itu, energi di tubuhnya meningkat makin tinggi, auranya terus melonjak!

 

Suara auman naga dan gajah bergema, bayangan Leluhur Lavali tampak makin nyata. Sungai Darah berembus kencang, sementara pedang setengah jadi mengeluarkan dengungan!

 

Segala macam cahaya menyala terang!

 

Ketika semua itu akhirnya mencapai puncaknya, terdengar suara ledakan besar serta sinar yang terang!

 

Adriel akhirnya berhasil menerobos penghalang itu!

 

Master langit ... tingkat satu!

 

Dia akhirnya melangkah ke master langit tingkat satu!

 

Pada saat ini, dia seperti seekor naga raksasa yang keluar dari kurungannya, penuh pesona yang luar biasa!

 

Berbagai teknik mengelilinginya, membuatnya terlihat seperti dewa perang yang turun ke dunia!

 

"Betapa hebatnya aura ini... "

 

Semua orang tertegun, mempertanyakan kenyataan. Apakah ini benar-benar aura yang dimiliki oleh seorang master langit tingkat satu?

 

"Sayang sekali. Baru saja mencapai master langit, tapi sudah harus mati!"

 

Mata Lucas menunjukkan keterkejutan. Namun, dia langsung menyerang. Awan hitam berkumpul, menutupi langit, menciptakan badai yang seolah hendak menghancurkan segalanya!

 

Badai itu menerjang Adriel dengan kekuatan yang begitu ganas.

 

Namun, Adriel hanya tersenyum mengejek dari balik badai. "Lucas, apa kamu pernah melihat apa itu Raja Empat Mahkota?"

 

Lucas tercengang. Pada saat itu, Adriel mengeluarkan teriakan keras, menggunakan semua tekniknya sekaligus. Dalam sekejap, seluruh tempat bergetar hebat, memancarkan kekuatan membunuh yang luar biasa, menyerang Lucas dengan ganas!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1592 Membakar Langit ~ Bab 1592 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 11, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.