Bab 1603
Setelah Harriet dibawa pérgi,
kerumunan orang pun bubar.
Namun, Steven masih mengerutkan
keningnya dan tetap merasa kebingungan setelah kembali ke Lembah Ilahi Obat.
"Adriel butuh Buah Darah Dendam
untuk pemulihan? Ini tidak masuk akal... " ujar Steven.
Dulunya, Sekte Dokter Surgawi pernah
terlibat dalam pertempuran dengan Iblis Darah. Namun pada akhirnya, Pohon Tua
Dendam Darah yang ada di tangan Iblis Darah berhasil direbut dan jatuh ke
tangan Sekte Dokter Surgawi.
Setelah kejadian itu, Iblis Darah dengan
terpaksa menciptakan satu pohon yang baru. Hanya saja, efek dari pohon itu
tidak berbeda jauh dari Pohon Tua Dendam Darah.
Sebagai pewaris Sekte Dokter Surgawi,
Adriel seharusnya tidak kekurangan Buah Darah Dendam ...
"Apakah Adriel sedang menipuku..."
ujar Steven di dalam hatinya.
Di saat yang bersamaan, seorang murid
Lembah Ilahi Obat tiba-tiba datang, lalu berkata dengan hati -hati, "Pak
Steven, Dilan ingin bertemu denganmu. Dia bilang kalau Anda akan memberikan
obat ajaib pada Adriel."
Obat ajaib? Dia datang ke sini hanya
untuk mengambil esensi darahku!
Dulunya, Steven mungkin akan langsung
memberikan esensi darahnya pada Adriel dengan tanpa merasa ragu.
Namun sekarang...
Dia melirik sejenak dan berkata,
"Biarkan dia pulang dulu, katakan padanya kalau aku masih sibuk. Tidak
bisa menemuinya sekarang."
"Baik," jawab murid itu.
Ketika murid itu hendak pergi, Steven
tiba-tiba memanggilnya dan berkata, "Tunggu sebentar ..."
Steven kembali berkata, "Minta
dia untuk sampaikan informasi ini pada Adriel. Sekte Pedang baru saja menangkap
Harriet untuk diadili! Aku tidak berhasil menghentikan mereka."
Murid itu lalu pergi untuk
menjalankan perintah ini.
Tatapan Steven seketika terlihat
berkilau. Kalau Adriel benar-benar merupakan pewaris Sekte Dokter Surgawi,
menyelamatkan Harriet tentu saja bukan hal sulit baginya.
Namun, kalau Adriel bukan pewaris
Sekte Dokter Surgawi...
Tatapan Steven seketika terlihat
tajam dan dia mulai mengepalkan tinjunya dengan erat.
Tidak lama kemudian, Adriel mendapat
kabar tentang Harriet, tetapi kabar itu datang dari Luiz yang terluka...
Luiz berkata, "Nyonya Freya juga
sudah mengetahui hal ini. Dia memberimu dua pilihan, pilihan yang pertama
adalah kamu boleh pergi dengan membawa Pohon Dendam Darah tersebut dan keluarga
Janita tidak akan pernah menyalahkanmu. Pilihan kedua adalah ..."
Luiz terdiam sejenak, kemudian
kembali melanjutkan, "Kamu hanya perlu tunggu di sini dan Nyonya Freya
akan mengambil alih semuanya besok."
Setelah mengatakan itu, Luiz merasa
sangat putus asa.
Nyonya Freya ingin menguji keberanian
Adriel?
Namun, hati manusia tidak tahan untuk
diuji
Pergi dari sini adalah pilihan
terbaik bagi Adriel.
Kalau dia memilih untuk tinggal di
sini, apa yang bisa dilakukan oleh Nyonya Freya untuknya?
Bisakah dia melawan lima kekuatan
besar?
Menurut Luiz, Adriel pasti akan
memilih jalan pertama.
Saat ini, Luiz melihat Adriel hanya
terdiam di tempat, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.
"Pilih jalan pertama saja, Nyonya
Freya tidak akan menyalahkanmu," ujar Luiz sambil tersenyum pahit.
Sebenarnya, kalau Adriel memilih untuk pergi begitu saja, Luiz pasti akan
memiliki pandangan negatif terhadap Adriel.
Namun, Adriel tiba-tiba berkata
dengan tatapan yang sangat tajam, "Aku memilih jalan ketiga!"
Adriel kembali berkata, "Nyonya
Freya tidak perlu kembali, aku akan menyelesaikan semuanya dengan baik."
"Apa?" teriak Luiz dengan
terkejut.
Apakah Adriel sedang bercanda? Dia
benar-benar bisa menyelesaikan semuanya dengan baik?
Atas dasar apa?
Adriel berkata, "Aku yang
menikmati manfaat dari Pohon Dendam Darah itu, jadi aku sendiri yang akan
menyelesaikan masalah ini. Apalagi ..."
Adriel tersenyum dan kembali
melanjutkan, "Aku memiliki sebuah benda yang bisa mengalah lima kekuatan
besar itu."
Mendengar ini, Luiz benar-benar
terkejut dan tidak memercayai hal ini. Namun, di saat yang bersamaan, dia juga
menyadari tatapan Adriel yang begitu tenang dan dipenuhi dengan niat membunuh
yang tidak terbatas!
Adriel terlihat seperti seorang raja
yang sedang marah dan siap untuk membunuh semua pengkhianat!
"Sampaikan saja perkataanku tadi
pada Nyonya Freya, dia pasti akan memercayaiku," ujar Adriel sambil
tersenyum tenang.
Luiz benar-benar dikejutkan oleh aura
Adriel yang begitu kuat. Dia pun menganggukkan kepalanya tanpa sadar.
Setelah Luiz pergi, Adriel pun meraba
dan mengelus lembut sisik yang diberikan oleh Wendy padanya ... Aku juga punya
pendukung!
No comments: