Bab 1612
Hingga saat ini, Louis masih harus
memulihkan diri dari cedera beratnya.
Namun, tak satu pun dari mereka
mengejek Adriel sebagai sosok yang lemah. Sebaliknya, sebagian besar dari
mereka tampak terkejut. Tidak ada yang menyangka Adriel mampu bertahan sejauh
ini.
"Teknik Elemen Matahari-ku
memang belum sempurna. Tapi kalau kamu bahkan nggak bisa menahan yang ini, aku
akan sangat kecewa. Sepertinya Tubuh Elemen Matahari-mu belum membangkitkan
jurus warisan. Ayo, gunakan pedang tingkat langitmu dan jurus Sungai Darah itu,
" ujar Shawn dengan langkah lambat, penuh keyakinan. Sorot matanya dingin
seperti es.
Adriel menghapus darah dari sudut
bibirnya, lalu tersenyum penuh percaya diri. Dia membalas, " Kesempatan
bertarung sehebat ini mana bisa dilewatkan ? Kamu mau coba rasakan juga Teknik
Elemen Matahari-ku?"
Langkah Shawn terhenti sejenak. Dia
berseru, " Kamu juga bisa? Mana mungkin! Teknik Elemen Matahari ini...
"
Namun, sebelum Shawn selesai bicara,
Adriel tertawa panjang. Tiba-tiba, dia melompat maju, tinjunya mengepulkan
cahaya emas terang, menyerbu dengan kekuatan luar biasa!
Saat itu, setiap gerakan Adriel
terasa persis seperti Shawn sebelumnya. Tinjunya memancarkan api emas yang
menyala nyala, menghantam dengan teknik yang sama.
Serangan demi serangan saling beradu,
menciptakan pertarungan yang makin sengit!
Kali ini, Adriel tetap berdiri tegap,
tidak mundur satu langkah pun.
"Dia juga menguasai Teknik Elemen
Matahari? Nggak mungkin!" teriak Fara dengan nada penuh keterkejutan
bercampur kebencian.
Dia menggertakkan gigi, menahan
kemarahan. Dia menuduh, "Ini pasti ulah Dito! Dia pasti telah mengajarkan
semua tekniknya pada Adriel! Dasar pengkhianat! Bukankah dia sudah janji akan
jadi pecundang seumur hidup? Tapi dia malah ajarkan semua ilmu pada
Adriel"
Namun, Adriel mengabaikan wanita itu
sepenuhnya. Dia tidak butuh ajaran ayahnya. Dengan mata gandanya, dia mampu
menganalisis teknik lawan dan memahaminya seketika.
Dalam pertarungan sengit itu, tubuh
Adriel bersinar terang dengan cahaya keemasan, energi darahnya bergejolak,
makin mendalam dalam memahami Tubuh Elemen Matahari-nya.
Kata-kata Shawn ada benarnya. Darah
Elemen Matahari dalam tubuhnya memang belum mencapai titik puncaknya, belum
membangkitkan jurus warisan.
Beberapa darah khusus memang
dilengkapi dengan kemampuan warisan, semacam bakat bawaan.
Contohnya, mata ganda Adriel, tahap
ketiga dari bakatnya, telah lama berhenti berkembang. Belum ada tanda-tanda
menuju tahap keempat, yang konon jauh lebih kuat.
Namun Adriel tahu, makin jauh
perkembangan mata ganda itu, makin luar biasa kekuatannya. Bahkan bisa
melampaui Tubuh Elemen Matahari sekalipun
lagi pula, Tabib Agung pernah berkata
bahwa mata ganda seperti miliknya sangat jarang muncul, bahkan hanya segelintir
dalam ribuan tahun. Mereka yang memilikinya hampir selalu menjadi legenda yang
mendominasi dunia.
Tentu saja, nggak semua yang memiliki
darah khusus bisa membangkitkan teknik warisannya.
Namun, bagi mereka yang belum
membangkitkan, masih bisa belajar teknik warisan dari catatan leluhur, meski
efeknya tidak sekuat jika diwariskan secara langsung.
Bom!
Pertarungan makin sengit. Adriel
meninggalkan semua teknik lamanya. Dia sepenuhnya fokus menggali potensi darah
Elemen Matahari dalam dirinya. Aura yang dilepaskannya begitu menakutkan,
seperti badai yang tak terbendung.
Serangan berikutnya mempertemukan mereka
dalam benturan yang dahsyat. Keduanya terhempas mundur. Adriel memuntahkan
darah segar.
Namun kali ini, sudut bibir Shawn
juga terlihat basah oleh darah. Dia menghapus darah dari bibirnya, matanya
menyiratkan rasa terkejut. Dia berkata, "Kamu benar-benar membuatku
terkejut ... tapi... "
"Ini baru seru!" serunya
penuh semangat, auranya kembali meledak.
Dia melompat tinggi ke udara,
menerjang Adriel dengan niat membunuh.
"Shawn sampai terluka?"
Alvel mengerutkan alis, campuran
antara keterkejutan dan rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. Dalam
pandangannya, Shawn seharusnya mendominasi tanpa celah. Fakta bahwa dia
terluka, meski akhirnya mungkin tetap menang, terasa seperti kekalahan yang
sulit diterima.
"Adriel sepertinya punya
kemampuan lebih dari yang kita kira," gumamnya.
No comments: