Membakar Langit ~ Bab 1637

  

Bab 1637

 

Adriel merasa agak bingung. Dia tidak tahu apakah dia harus memberi tahu Liana tentang berita itu. Bagaimanapun...

 

Setelah suaminya meninggal, wanita ini pasti merasa tidak nyaman setelah ditinggal meninggal secara tiba-tiba.

 

Namun ...

 

"Dia pergi ke mana?"

 

Liana segera bertanya sambil mengerutkan bibirnya.

 

Adriel terdiam beberapa saat dan menjawab perlahan, "Maksudku pergi... Guru sudah meninggal."

 

Mendengar ini, Liana langsung mencibir tanpa ragu- ragu dan berkata, "Si tua bangka itu mengira dia bisa menghindariku seperti ini? Memangnya menarik untuk mengarang cerita bohong seperti ini? Kalau mau mengarang cerita, buat cerita yang lebih masuk akal. Seperti sedang mengurung diri atau semacamnya..."

 

Pada akhirnya, suara wanita itu perlahan-lahan makin pelan saat dia berbicara. Dia menyadari bahwa Adriel sedang menatapnya dengan serius, tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan masih ada sedikit keraguan di matanya.

 

Liana tertegun, lalu tersenyum santai. Dia menepuk bahu Adriel dan berkata sambil tersenyum, " Baiklah, jangan berpura-pura lagi. Aku sudah bisa melihatnya, kalau kamu terus berpura-pura, aku nggak akan suka!"

 

Adriel menghela napas perlahan, kemudian menyahut berkata dengan nada berat, "Guru Liana, aku turut berduka cita."

 

Tiba-tiba, suasana di udara menjadi agak tenang.

 

Liana melihat ekspresi serius Adriel, lalu senyuman di wajahnya perlahan membeku dan menyusut sedikit demi sedikit.

 

Sebaliknya, wajah wanita itu menjadi tampak muram dan kaku, seolah tidak bisa menerima kabar tersebut.

 

"Guru Liana, kamu baik-baik saja?"

 

"Tunggu, tunggu... biarkan aku berpikir ... "

 

Otak Liana sangat bingung. Dia mengangkat tangannya untuk menghentikan ucapan Adriel. Pada saat ini, tubuhnya bahkan sedikit gemetar.

 

Jelas sekali dia sedang kebingungan dan membutuhkan penghiburan.

 

Adriel menghela napas, membawa Liana masuk ke ruangan lain. Dia lalu mempersilakan wanita itu duduk, menuangkan secangkir teh dan mencoba menghiburnya.

 

Saat ini, suara dingin tiba-tiba datang dari luar.

 

"Berani menyerang keluarga Dinata? Adriel, kamu sangat berani!"

 

Kemudian, saat suara teriakan datang, aura yang kuat turun dari luar. Itu adalah aura dari master langit tingkat tinggi.

 

Hal ini bukanlah sesuatu yang bisa ditangani oleh Adriel saat ini.

 

Namun, dia sudah buta. Sekarang Liana tiba-tiba mendengar kabar buruk itu, hatinya sangat kacau dan Adriel tidak tahu harus berbuat apa. Akan tetapi, sekarang justru semut kecil yang ingin mengganggunya?

 

Oleh karena itu, ketika dia mendengar suara ini, Adriel diam-diam menundukkan kepala sejenak, lalu berdiri dan berjalan keluar. Liana harus memulihkan suasana hatinya sebelum Adriel membunuh orang lagi.

 

Namun, ketika Adriel membuka pintu dan berjalan keluar, dia langsung membuang hatinya yang sedang berduka.

 

Karena orang yang datang dari ujung koridor adalah ... Ardi?

 

Pada saat ini, Ardi datang dengan wajah muram.

 

Akan tetapi, dia tersenyum sinis saat berjalan mendekati Adriel seolah-olah sedang melihat mangsanya. Lalu, dia berkata dengan nada dingin, Adriel, terkejut melihatku?" 11

 

Dia adalah pengawas dari Sekte Pedang dan pernah berselisih dengan Adriel.

 

"Kamu datang cukup cepat, tapi ini bukan waktu yang tepat... "

 

Adriel terdiam. Dia belum pernah melihat seseorang yang sangat ingin mati.

 

"Memang waktunya nggak tepat. Kalau nggak, bagaimana aku bisa menghentikanmu ? Sekarang bukan cuma aku, lima kekuatan besar juga akan mengirim orang..."

 

Ardi berkata sambil mencibir.

 

"Apa kamu mau ikut denganku atau aku yang akan membunuhmu di sini? Pilih sendiri!"

 

Ekspresi wajah Ardi tampak sangat galak. Dia sudah lama ingin menghancurkan Adriel sampai mati. Sekarang pada akhirnya Ardi kesempatan, tetapi dia tidak terburu-buru. Dia masih ingin merendahkan Adriel dengan baik-baik!

 

"Semua orang dari lima kekuatan besar ada di sini?"

 

Adriel bertanya dengan sedikit terkejut. Kekuatan keluarga Dinata ternyata tidak kecil.

 

Baiklah, lima kekuatan besar masih membentuk kelompok untuk mengirimkan kepala mereka

 

Melihat Adriel berkata demikian, Ardi merasa bahwa Adriel merasa takut. Dia segera berkata sambil mencibir, "Baru tahu, ya? Sekarang sudah tahu rasa takut? Terlambat ... siapa yang bisa kamu andalkan sekarang? Apa kekuatanmu? Nyonya Freya?"

 

"Sejauh yang aku tahu, sekarang Nyonya Freya sudah nggak ada di sini... "

 

Saat berkata demikian, suara Ardi berubah menjadi ganas, "Berlututlah dulu! Aku akan mengulitimu secara perlahan dan mencabut uratmu, lalu aku akan mengambil esensi darahmu. Jangan khawatir, aku nggak akan menyia-nyiakan setiap bagian tubuhnu..."

 

Ardi menatap Adriel seolah-olah sedang menatap mangsa terbaik. Diiringi dengan tatapan berapi-api di matanya dan sorot penuh nafsu. Esensi darah dari Tubuh Elemen Matahari adalah hal yang sangat bagus.

 

Namun, saat ini Adriel melihat penampilan Ardi yang arogan seolah-olah sedang melihat seorang pengecut. Dia menghela napas pelan dan berkata, " Sebaiknya kamu yang berlutut dulu, kalau nggak semuanya akan terlambat."

 

"Hm?"

 

Ardi tertegun sejenak, lalu mencibir. Apakah Adriel sudah gila?

 

Bagaimana dia bisa punya keberanian sebesar itu?

 

Namun, saat ini Adriel langsung meloncat ke samping.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1637 Membakar Langit ~ Bab 1637 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 11, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.