Membakar Langit ~ Bab 1659

 

Bab 1659

 

"Pohon Dendam Darah!"

 

Mata Wongso membelalak, hampir keluar dari rongganya.

 

Dulu, untuk memancing orang-orang ke tempat ini tanpa membongkar kekuatannya, dia terpaksa membiarkan Nyonya Freya mengambil Pohon Dendam Darah. Namun sekarang, pohon itu menjadi bencana baginya!

 

Akar pohon itu tumbuh dengan rakus, menyerap energi dari Sungai Darah. Dalam waktu singkat, batang pohon menjadi lebih besar, mahkotanya menjulang, dan buah-buah Dendam Darah bermunculan.

 

Buah-buah itu matang dengan cepat, lalu jatuh ke tanah seperti hujan deras.

 

Buah yang dulu dianggap sangat berharga, kini berguguran seperti benda tak berharga.

 

"Kamu..."

 

Wongso tampak panik. Dia mendongak, menatap Adriel yang berdiri kokoh di atas Sungai Darah yang terus meluas.

 

Dia merasakan tekanan yang luar biasa. Dengan Pohon Dendam Darah dan Sungai Darah di tangan Adriel, kekuatannya sendiri perlahan-lahan terkikis.

 

Jika ini terus berlanjut, dia akan habis sebelum sempat menyerang balik.

 

Namun, Wongso menggertakkan gigi, amarah membakar matanya. "Aku nggak percaya! Aku sudah menahan diri selama tiga tahun hanya untuk dihancurkan olehmu? Aku nggak akan menyerahkan semuanya begitu saja!"

 

Setelah melotarkan itu, dia melompat ke udara.

 

Darah di Danau Darah meledak dalam gelombang besar, sepuluh kali lebih kuat dari sebelumnya. Air darah itu melesat ke udara, membentuk gelombang besar yang menghantam Adriel dengan kekuatan penuh.

 

Wongso berdiri di puncak gelombang, matanya penuh kebencian, tangannya terulur untuk menyerang Adriel.

 

Detik itu juga, darah mengalir deras!

 

"Cepat menjauh!" seru para penonton yang ketakutan melihat gelombang darah yang menghancurkan itu.

 

Serangan ini adalah taruhan terakhir Wongso, upaya untuk menenggelamkan Adriel sepenuhnya dalam kekuatan brutal.

 

Namun saat itu, Adriel memegang pedang setengah jadinya dengan tenang, berjalan mantap di atas Sungai Darah yang bergolak. Suaranya terdengar ringan, namun sarat dengan otoritas, mengucapkan kalimat penuh makna.

 

"Penyakit berasal dari energi. Energi tidak muncul begitu saja, ketidakseimbangan antara Yin dan Yang -lah penyebabnya."

 

"Jika penyakit berada dalam darah, maka harus diseimbangkan dengan Yang!"

 

Setelah kata-kata itu, Adriel mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Kilatan petir muncul dari pedang, membelah langit, memancarkan sinar yang menyilaukan. Ular ular petir meluncur masuk ke dalam gelombang darah Wongso.

 

Wajah Wongso berubah drastis. Petir, yang merupakan elemen Yang murni, tidak dapat ditelan oleh darah yang penuh kekacauan itu. Sebaliknya, kilatan petir itu mengikuti aliran darah, menyusup ke dalam tubuhnya, menjalar ke seluruh jalur energi di dalamnya.

 

"Ini caranya menyembuhkan penyakit?" pikir Wongso dalam hati.

 

Rasa hangat menyebar di tubuhnya, sejenak memberinya perasaan nyaman. Tapi kemudian, wajahnya berubah pucat.

 

Dia menyadari bahwa kekuatannya mulai menghilang!

 

Dia mencoba melawan petir itu dengan kekuatan yang tersisa, tetapi arus itu terlalu kuat.

 

Di atas sungai darah, Adriel melangkah maju, auranya seperti seorang dokter agung yang elegan. Dengan nada tenang, dia berkata, "Penyakit dalam darah disembuhkan dengan Yang. Penyakit dalam nadi, disembuhkan dengan jaringan."

 

Seketika, Wongso merasa tubuhnya mati rasa. Dia menoleh dan untuk pertama kalinya menyadari beberapa jarum emas kecil telah masuk ke tubuhnya melalui aliran darah.

 

Jarum-jarum itu menghalangi aliran energinya, menyumbat semua jalur energi darahnya!

 

Saat dia berusaha memproses apa yang terjadi, aroma samar obat menyebar di udara.

 

Wongso terkejut. Dia mendongak, melihat Adriel menyebarkan bubuk obat ke udara. Dia buru-buru mencoba menahan napas, tetapi sudah terlambat.

 

Hanya dengan menghirup sedikit saja, tubuhnya mulai kehilangan kendali. Energi iblis darah yang dia kumpulkan dengan susah payah selama bertahun -tahun kini membeku, bahkan mulai menghilang dengan cepat.

 

Adriel dengan santai membuang botol obat itu ke tanah. Sambil melangkah mendekat, dia berkata dengan nada santai, "Penyakit dalam tulang, disembuhkan dengan obat."

 

Adriel berdiri di depannya, tatapannya tajam, tetapi tetap tenang. "Darah, nadi, dan tulangmu kini seimbang. Penyakitmu telah sembuh."

 

Dia tersenyum kecil, lalu menambahkan, "Selamat atas kesembuhanmu. Sekarang, apakah kamu sudah siap untuk mati?"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1659 Membakar Langit ~ Bab 1659 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 12, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.