Membakar Langit ~ Bab 1671

 

Bab 1671

 

Di tengah kerumunan, Kiran duduk sebagai pusat perhatian. Keningnya sedikit berkerut ketika mendengar kabar bahwa Adriel muncul kembali.

 

Seorang pemuda dengan rambut berminyak dan wajah penuh bedak tertawa santai sambil berkata, " Apa gunanya dia hidup kembali? Bukankah dia tetap nggak layak menghadiri acara besar ini? Di masa depan, Adriel itu sudah ditakdirkan hidup seperti pengemis, merendahkan diri memohon agar Pak Kiran mengampuninya! Semuanya, benar, 'kan?"

 

Kata-katanya membuat para pemuda di sekitarnya tertawa sambil mengangkat gelas, mengiyakan dengan penuh sanjungan.

 

Wiri yang berada di sana, hanya bisa mengangkat gelasnya juga sambil tersenyum dengan kaku, Namun, hatinya penuh dengan keraguan pada saat ini. Adriel memang selamat, tetapi apa langkah berikutnya?

 

Wongso tidak diketahui keberadaannya, tetapi sudah pasti dia telah diselamatkan. Mungkin dia sedang bersembunyi di suatu tempat untuk menyembuhkan lukanya.

 

Namun, sebelum Wongso kembali, posisi Kiran justru terus menanjak, sementara Adriel...

 

Wiri sendiri bingung apa yang bisa dilakukan Adriel untuk bertahan hidup.

 

Pada saat itu, Kiran tersenyum tipis, lalu berkata, " Dilan, begitu pamanku kembali, aku akan melangsungkan pernikahanku dengan Regina. Pada saat itu, aku harap kamu bisa mengundang penerus Sekte Dokter Surgawi untuk hadir. Selama penerus Sekte Dokter Surgawi bersedia hadir di pernikahanku, aku, Kiran Dinata, bersedia memberikan apa saja!"

 

Penerus Sekte Dokter Surgawi lagi...

 

Bagaimana keadaan Adriel sekarang saja, Wiri bahkan tidak bisa memastikannya.

 

Wiri hanya bisa tersenyum tanpa berani bicara lebih jauh. Dia hanya menanggapi dengan sopan, "Aku pasti akan berusaha semampuku."

 

Pembicaraan tentang penerus Sekte Dokter Surgawi segera menarik minat banyak orang. Mereka mulai berdiskusi dengan penuh antusias.

 

"Kalau penerus Sekte Dokter Surgawi menghadiri pernikahan Pak Kiran, pasti ini akan jadi acara yang menggemparkan seluruh Srijaya!" kata seseorang dengan penuh semangat.

 

"Aku benar-benar iri pada Nona Regina... Dia bisa punya suami sehebat Pak Kiran," kata seorang wanita muda yang mengenakan gaun malam dengan belahan dada rendah. Matanya tampak menggoda saat melirik Kiran.

 

Namun, Kiran hanya tersenyum simpul, tampak tidak tertarik pada wanita seperti itu. Dia berkata dengan tenang, "Semua harus hadir nanti. Regina sedang beristirahat di lantai atas sekarang, nanti aku akan memintanya turun untuk mengucapkan terima kasih kepada kalian semua."

 

Pada saat itu, Adriel yang mengenakan setelan jas rapi, berjalan melewati kerumunan orang-orang.

 

Penampilannya yang telah berubah membuat orang- orang tidak mengenalinya.

 

"Hmm... Kamu sedang minum-minum di sini, sementara Regina beristirahat di atas... Ini tampaknya peluang yang bagus," pikir Adriel.

 

Adriel tidak lagi berniat membuat keributan. Dia tampak berjalan-jalan di pesta itu dengan santai. Tidak ada yang memperhatikannya, bahkan saat Adriel naik ke lantai dua.

 

Di lantai dua, ada sebuah kamar suite dengan pintu yang sedikit terbuka.

 

Adriel dengan lembut mendorong pintu itu, lalu melangkah masuk. Di dalam kamar tidur, dia melihat sebuah tempat tidur mewah berukuran besar, di mana seorang wanita cantik sedang berbaring.

 

Wanita itu hanya menampakkan setengah kepalanya, berbaring miring dengan selimut menutupi tubuhnya. Napasnya terdengar lembut.

 

Namun, Adriel dapat melihat bahwa di bawah selimut itu, wanita tersebut mengenakan baju tidur sutra yang sederhana, sangat tipis hingga membentuk lekuk tubuhnya. Karena posisi tidurnya, baju itu menciptakan lekukan yang menggoda di bagian dadanya, seperti bisa langsung membuat tingkat ilahi jatuh dan sulit melepaskan diri.

 

Bagian bawah tubuhnya hanya tertutup hingga panggul yang melengkung indah. Tidurnya tampak tidak tenang, dengan setiap gerakan tubuhnya sebagian besar terlihat.

 

Selimut itu dijepit di antara kedua kakinya yang panjang dan ramping.

 

Karena bahannya, tubuhnya yang putih seputih salju di balik piyama sutra tampak samar-samar terlihat.

 

Kebiasaan menggunakan selimut seperti ini bisa menyebabkan masuk angin!

 

Adriel mengerutkan keningnya, Sebagai seorang dokter, dia merasa memiliki tanggung jawab besar.

 

Dokter yang baik adalah dokter yang mencegah penyakit sebelum terjadi!

 

Dia tentu tidak akan diam saja melihat ini!

 

Tanpa banyak berpikir, Adriel menutup pintu dengan hati-hati, melepas jasnya, lalu naik ke tempat tidur. Dia berbaring di samping Regina, memeluk pinggang rampingnya dari belakang dengan lembut. Tubuhnya yang hangat bersentuhan dengan tubuh indah Regina.

 

Pada saat yang sama, salah satu tangannya menyusup ke bagian depan.

 

Sementara tangan lainnya menarik selimut untuk menutupi tubuh Regina. Adriel baru merasa lega setelah melakukan hal yang baik.

 

Namun, Regina mulai terbangun, menggumamkan sesuatu dalam tidurnya. Tampaknya dia tidak senang selimutnya ditarik. Dengan kondisi setengah sadar, dia berbalik untuk memeluk Adriel, bahkan meletakkan kakinya di atas tubuh pria itu.

 

Keduanya bernapas dengan posisi yang saling berdekatan, saling bertukar napas.

 

Adriel menahan napas, sementara tubuhnya mulai bereaksi.

 

Regina yang sepertinya mengira ini adalah bagian dari mimpinya, mulai tampak setengah pasrah. Namun, ketika dia merasa tidak puas, dia menggerutu pelan, perlahan membuka matanya untuk mengatur posisi tidurnya.

 

Lalu, ketika pandangannya menjadi makin jelas, dia melihat wajah Adriel yang tersenyum sopan di depannya sambil berujar, "Nona Regina, kita bertemu lagi."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1671 Membakar Langit ~ Bab 1671 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 13, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.