Membakar Langit ~ Bab 1701

 

Bab 1701

 

Pertarungan yang sengit ini sulit untuk digambarkan, bahkan Master Ilahi pun sulit untuk bertahan?

 

"Siapa yang akan memenangkan pertarungan ini?" tanya Louis yang sedang menonton pertarungan dengan nada yang tegang.

 

Mendengar pertanyaan ini, Leony segera menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan serius, "Aku juga pertama kali menonton pertarungan di antara dua formasi besar yang sengit seperti ini. Pemenangnya tentu sangat sulit ditebak, tapi Tandi adalah bagian dari Enam Jalur Puncak Kematian. Kalau dibandingkan dengan Adriel, Tandi pasti lebih handal dalam penggunaan Formasi Pembantaian Kehidupan."

 

Mendengar jawaban ini, Louis hanya bisa menghela napas sambil menganggukkan kepalanya.

 

Percakapan serupa terdengar di mana-mana, situasi yang berubah dengan cepat ini membuat orang- orang makin pesimis terhadap Adriel.

 

Faktanya memang begitu, ketika semua orang menatap ke area pertarungan, Juan sudah berhasil melawan pedang hantu itu dengan wajah hantu yang dia ciptakan dan membuatnya mundur terus- menerus hingga kesulitan untuk bertahan.

 

Di sisi lain, Adriel dan Tandi terus menyerang satu sama lain dan pertempuran yang sengit itu juga mendatangkan badai yang mengerikan. Melihat situasi ini, semua orang tahu kalau mereka berdua sudah mencapai puncak kekuatan mereka dan menghadapi pertarungan ini dengan sepenuh tenaga. Hasil akhirnya pasti akan segera terlihat!

 

Namun, dua bayangan tiba-tiba terlempar keras dan membuat mereka kesulitan untuk bangkit berdiri. Tubuh mereka juga dipenuhi dengan darah dan luka -luka pedang yang mengerikan!

 

"Adriel, kemampuan bela dirimu memang luar biasa. Kamu hanya berlatih dalam waktu yang begitu singkat, tapi kamu sudah bisa melawan aku. Tapi sayangnya, kamu sepertinya akan kalah!" ujar Tandi sambil tersenyum sinis dan berusaha untuk bangkit berdiri. Tubuhnya saat ini juga dipenuhi dengan berbagai luka pedang.

 

Tandi tiba-tiba menatap ke arah langit.

 

Di saat yang bersamaan, Adriel batuk parah dan memuntahkan darah segar.

 

Adriel tidak lagi peduli dengan luka yang ada di tubuhnya. Dia segera menatap ke arah pedang hantu yang sedang bertarung dengan wajah hantu di tengah udara.

 

Saat ini, wajah hantu itu tersenyum angkuh sambil menyerang pedang hantu secara terus-menerus. Dari atas langit, terdengar suara jeritan hantu yang seolah-olah sedang meminta pertolongan.

 

"Bagaimana kalau kita berdamai saja? Lepaskan keluarga Dumin!" ujar Tandi dengan tatapan yang muram.

 

Kalau pertarungan ini dilanjutkan, Tandi pasti akan terluka parah meski nantinya dia bisa mengalahkan Adriel. Selain itu, Tandi juga kesulitan untuk melindungi semua anggota keluarga Dumin.

 

Tandi kembali berkata, "Toh kamu juga sudah membunuh leluhur keluarga Dumin, 'kan? Bukankah ini sudah membalas sebagian besar dendam ayahmu? Kalau pertarungan ini diteruskan, kamu pasti akan mati. Untuk apa?"

 

"Melepaskan kalian?" tanya Adriel sambil bergegas bangkit. Adriel kemudian menatap ke arah pedang hantu yang ada di atas langit sambil tersenyum sinis dan berkata, "Apakah kamu melihatnya? Di atas wajah hantu itu, masih ada banyak anak-anak berusia enam belas hingga tujuh belas tahun. Sudah berapa tahun keluarga Dumin mengurung mereka? Mereka mungkin bisa kembali melihat matahari di hari kematian mereka nanti... "

 

Adriel kembali berkata, "Kalau aku melepaskan kalian begitu saja, kalian pasti akan kembali membentuk Formasi Pembantaian Kehidupan. Kalau itu benar-benar terjadi, berapa banyak orang lagi yang harus mati?"

 

Adriel juga tahu kalau dirinya bukanlah malaikat, tetapi dia tahu bagaimana caranya memperlakukan manusia.

 

Formasi Pembantaian Kehidupan dibuat untuk menghancurkan semua keluarga bahagia.

 

Orang tua Adriel mati di tangan keluarga Dumin. Jadi, Adriel tidak ingin tragedi yang sama terjadi di keluarga lain.

 

"Apa hubungannya mereka dengan kamu? Kenapa kamu harus mengorbankan diri seperti ini?" tanya Tandi sambil mengerutkan keningnya.

 

Tandi mengkhawatirkan anggota keluarga Dumin karena mereka adalah keluarganya dan Tandi tidak akan pernah peduli dengan orang asing yang tidak ada hubungan keluarga dengan dirinya.

 

Tandi sangat kagum dengan kemampuan pewaris Tabib Agung, tetapi dia tidak mengerti kenapa pewaris Tabib Agung begitu keras kepala?

 

Dulunya, Tabib Agung sempat melakukan pengorbanan yang cukup besar untuk menghancurkan Formasi Pembantaian Kehidupan.

 

Bukankah orang-orang hebat seperti mereka bisa hidup dengan bebas? Kenapa harus mengorbankan diri untuk orang lain?

 

Mereka bahkan berkorban untuk rakyat-rakyat biasa yang tidak bisa memberi imbalan apa pun...

 

Mendengar ini, Adriel hanya tersenyum samar dan berkata, "Aku adalah seorang dokter."

 

Setelah itu, Adriel bangkit berdiri, lalu berkata dengan senyuman tulus di wajahnya, "Tugas utama seorang dokter adalah mengobati dan menolong orang lain."

 

Adriel seketika terbayang dengan orang tua yang tubuhnya berubah menjadi abu dan senyuman lega yang serupa terlihat di wajahnya.

 

Di saat yang bersamaan, muncul sebuah energi kuat yang mengalir secara perlahan di dalam tubuhnya...

 

Kekuatan dari energi itu seolah-olah bisa menenangkan langit dan bumi. Pedang hantu dan wajah hantu yang sedang bertarung di atas langit juga dikejutkan oleh kekuatan energi ini.

 

Ekspresi Tandi seketika berubah setelah menyadari hal ini. Tatapannya juga dipenuhi dengan rasa ketakutan!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1701 Membakar Langit ~ Bab 1701 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 16, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.