Membakar Langit ~ Bab 1709

 

Bab 1709

 

Wafa segera berkata, "Kak Adriel, kenapa kamu berkata seperti itu? Kalau bukan karena Kak Adriel, aku tidak mungkin bisa bergabung dengan Sekte Tempa Senjata. Aku tentu akan memberikan data Pembantai Darah itu padamu... "

 

Wafa tersenyum getir dan kembali berkata, " Pembantai Darah itu adalah salah satu tetua Penguasa Jalur Naga Perang. Puluhan tahun yang lalu, dia sudah mencapai tingkat enam master ilahi. Sekarang... aku tidak tahu sejauh mana kemampuannya."

 

"Sepengetahuanku, dari lima belas misi yang dia jalankan, tidak ada satu pun misi yang gagal di tangannya. Dia bahkan sanggup menghadapi lawan tingkat master ilahi di setiap misinya," ujar Wafa.

 

"Satu-satunya informasi yang mungkin berarti bagimu adalah dia mempelajari Seni Bela Diri Darah. Warisan Iblis Darah yang kamu kuasai saat ini merupakan warisan paling tinggi dalam Seni Bela Diri Darah yang dia pelajari. Saran dariku, kamu boleh bertindak dari bidang bela diri, setidaknya kamu masih punya harapan untuk bertahan," ujar Wafa.

 

Setelah beberapa saat, Wafa kembali berkata, "

 

Hanya saja, dia sangat misterius, aku bahkan belum pernah melihatnya. Kamu harus lebih berhati-hati dengan orang asing yang muncul di sekitarmu akhir -akhir ini."

 

Adriel dengan serius mendengarkan penjelasan Wafa yang detail ini,

 

Setelah mendengar penjelasan Wafa, Adriel tersenyum dan berkata, "Masih ada saran lain?"

 

"Ada satu cara yang pasti bisa membuatmu menang, mau tahu?" tanya Wafa sambil tersenyum.

 

"Coba jelaskan?" ujar Adriel.

 

"Kabur!" jawab Wafa, lalu menatap Adriel dengan tajam dan kembali berkata, "Meski Warisan Ibis Darahmu bisa menahan serangan darinya, kamu tetap saja bukan lawannya. Perbedaan tingkat kekuatan kalian terlalu besar!"

 

"Satu-satunya cara agar bisa selamat darinya adalah kabur!" ujar Wafa.

 

Adriel hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.

 

Melihat reaksi Adriel, Wafa menghela napas dan kembali berkata dengan tidak berdaya, "Akan ada utusan dari kota Sentana untuk memberimu penghargaan besok pagi. Aku menyarankan kamu untuk meminta mereka membawamu pergi dari sini. 11

 

Setelah mengatakan itu, Wafa pun bergegas bangkit dan pergi.

 

Begitu Wafa pergi, Adriel langsung menerima sebuah panggilan. Dia kemudian berkata dengan ekspresi terkejut, "Yasmin ... juga datang?"

 

Setelah Wafa pergi, seorang pria tua berpakaian hitam mendekatinya dan berkata dengan suara pelan, "Nona, kamu tidak seharusnya membantu dia. Kalau ayahmu tahu..."

 

"Apakah dia berani membunuhku?" ujar Wafa dengan acuh tak acuh.

 

Pria tua itu menghela napas dan berkata dengan senyuman pahit di wajahnya, "Maksudku, kamu tidak perlu membantu seseorang yang sudah pasti mati. Adriel tidak mungkin bisa selamat dari semua rintangan yang ada!"

 

"Kamu harus ingat kalau dia adalah ... pewaris Tabib Agung. Enam Jalur Puncak Kematian tidak akan membiarkannya bertahan hidup... menurutmu, apakah dia punya cara tersendiri untuk tetap bertahan hidup?" ujar pria tua itu dengan suara yang pelan.

 

Ketika membahas pewaris Tabib Agung, suara pria tua itu menjadi sangat pelan. Sangat jelas kalau pewaris Tabib Agung adalah lawan yang sangat berat bagi Enam Jalur Puncak Kematian.

 

Mendengar ini, Wafa hanya menatap gelapnya malam sambil berkata, "Aku tidak tahu."

 

"Kalau begitu, kamu masih... " ujar pria tua itu.

 

Wafa segera memotong perkataannya, "Aku tidak tahu bukan berarti dia tidak sanggup melakukannya.

 

Wafa kemudian berjalan dengan tangan di belakang punggungnya, lalu berkata dengan suara yang berat, "Kalau nantinya dia mati, itu juga tidak akan menjadi masalah. Lagi pula, tidak ada yang tahu kalau aku membantunya. Tapi kalau dia bisa bertahan hidup, itu berarti dia sudah berhasil menggantikan posisi Tabib Agung. Dia mungkin saja bisa menghancurkan Enam Jalur Puncak Kematian..."

 

"Kalau itu benar-benar terjadi, dia setidaknya masih bisa membiarkan kita hidup... " ujar Wafa setelah berjalan keluar.

 

Di saat yang bersamaan, pria tua itu menerima sebuah panggilan yang membuat ekspresinya berubah drastis.

 

"Nona, Pembantai Darah akan segera tiba!" ujar pria tua itu.

 

"Mari kita lihat apakah Adriel bisa menciptakan keajaiban atau tidak," jawab Wafa dengan nada yang tidak begitu jelas.

 

Di sisi lain.

 

Di ruang tamu vila.

 

Saat ini, Yasmin yang sudah mengganti marganya menjadi Romli, duduk di kursi teratas.

 

Alvel duduk bersama tiga tetua lainnya di kursi bagian bawah, sedangkan yang lainnya hanya bisa berdiri.

 

Semua orang sangat terkejut ketika melihat keluarga Romli datang memberi penghargaan pada Adriel.

 

Bukankah ini terlalu menganggap penting Adriel?

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1709 Membakar Langit ~ Bab 1709 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 16, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.