Bab 1710
"Adriel belum datang? Kenapa?
Dia tidak ingin bertemu denganku?" tanya Yasmin.
Setelah tinggal di keluarga Romli
selama beberapa hari ini, Yasmin sudah memiliki sikap layaknya seorang
pemimpin. Meski terlihat tenang, perkataannya mengandung keangkuhan yang
tinggi.
"Maaf, Yang Mulia, Adriel memang
seharusnya datang ke sini untuk menerima penghargaan. Aku tidak menyangka dia
berani terlambat, aku akan menghukumnya dengan tiga gelas alkohol nanti,"
ujar Daniel dengan cepat.
"Hanya menghukumnya dengan tiga
gelas alkohol? Apa itu cukup?" tanya Yasmin sambil tersenyum samar.
"Ha? Maksud Yang Mulia?"
ujar Daniel dengan terkejut dan kebingungan.
"Keluarga Romli datang ke sini
untuk memberikan penghargaan padanya, tapi dia malah mengabaikannya? Biarkan
dia berlutut dan meminta maaf," ujar Yasmin.
Perkataan Yasmin seketika membuat
seluruh ruangan menjadi hening
Semua orang terpaku.
Daniel juga merasa terkejut,
untungnya dia cukup handal dalam mengatur pernapasannya. Dia kemudian tersenyum
dan berkata, "Jangan bercanda, Yang Mulia."
"Kamu pantas bercanda dengan
aku?" ujar Yasmin sambil melirik Daniel dengan tatapan yang sangat dingin.
Di waktu yang bersamaan, ekspresi
semua orang berubah drastis dan perlahan-lahan merasa ...
Adriel membuat kesalahan terhadap
keluarga Romli?
Keluarga Romli sepertinya bukan
datang untuk memberi penghargaan, tetapi datang untuk mencari masalah!
Kiran seketika merasa sangat senang
saat melihat hal seperti ini menimpa Adriel!
Daniel dan yang lainnya juga saling
memandang dengan tatapan kebingungan. Bagaimana mungkin Adriel melakukan
sesuatu yang menyinggung keluarga Romli?
Saat ini, seseorang tiba-tiba masuk
dengan tergesa- gesa. Daniel segera menghentikannya, "Kenapa kamu begitu
tergesa-gesa? Kamu tidak tahu Yang Mulia ada di sini?"
"Pak Daniel, bosku... oh tidak,
Adriel bilang dia tidak memerlukan penghargaan ini. Dia menyuruhku datang untuk
memberitahumu hal ini, " ujar orang tersebut.
Saat ini, wajah Daniel benar-benar terlihat
sangat pucat.
Adriel sedang menghindari keluarga
Romli?
Semua orang terkejut seketika.
Terutama Kiran dan yang lainnya,
mereka seketika merasa sangat senang.
Adriel benar-benar melakukan
kesalahan pada keluarga Romli?
"Keterlaluan! Adriel benar-benar
keterlaluan! Yang Mulia sudah datang ke sini, bagaimana bisa dia menolak untuk
bertemu dengannya?" teriak Daniel dengan penuh amarah sambil memukul meja.
Setelah itu, Daniel segera tersenyum
ke arah Yasmin dan berkata, "Yang Mulia, jangan marah, ya, Adriel mungkin
khilaf. Sebagai gurunya, aku tidak mendidiknya dengan baik. Kalau kamu marah,
marahlah padaku."
"Daniel, apakah kamu pantas
memohon belas kasihan untuk muridmu itu?" ujar Kiran.
Kiran memanfaatkan kesempatan ini dan
dengan dingin tersenyum sambil berkata, "Setiap orang bertanggung jawab
atas perbuatannya sendiri! Kalau Adriel salah, dia harus berlutut dan meminta
maaf sendiri! Bukan kamu!"
"Kamu!" jerit Daniel dengan
marah.
Mendengar kata-kata itu, wajah Daniel
jadi muram.
Saat ini, Yasmin menatap Daniel
dengan tatapan yang dingin sambil berkata, "Adriel adalah muridmu?
Baiklah, kamu saja yang berlutut di sini. Setiap Adriel terlambat satu menit,
aku akan memotong satu jari kamu!"
Mendengar itu, salah satu pria kekar
yang berdiri di belakang Yasmin segera melangkah maju sambil mengeluarkan
sebuah pisau dan berkata, "Nona Yasmin sudah memberi perintah, kenapa
tidak berlutut?"
Ekspresi Legan dan yang lainnya
terlihat begitu pucat.
Ekspresi Daniel juga terlihat sangat
muram, dia hanya bisa mengepal telapak tangannya sambil menahan rasa malu.
Di sisi lain, Kiran dan yang lainnya
terlihat begitu senang ketika melihat Daniel dipermalukan seperti ini.
Saat ini, tiba-tiba terdengar suara
yang samar, "Apa yang perlu dibanggakan dari keluarga Romli? Yasmin, kamu
hanyalah seorang wanita berengsek yang mengakui orang jahat sebagai ayahmu.
Kamu tidak hanya mengganti margamu, kamu bahkan berani menginjak harga
diriku?"
No comments: