Bab 1738
"Keluarga Syahrir akan menguasai
tiga bagian dari warisan Tabib Agung. Keluarga Atmaja dan keluarga Romli
berbagi tiga bagian, lalu empat keluarga lainnya masing-masing akan mendapatkan
satu bagian. Apakah kamu setuju?"
Jayub menatap Yarno dengan sorot mata
yang aneh. Pembagian ini jauh lebih baik daripada yang dia bayangkan. Awalnya,
dia mengira keluarga Syahrir akan mengambil setidaknya empat bagian, atau
bahkan separuhnya.
Tak dapat disangkal, Yarno memiliki
pandangan yang luas. Dengan pembagian seperti ini, tak seorang pun akan merasa
keberatan.
"Aku belum mati! Kalian sudah
mau membagi-bagi rampasan perang di depanku?" kata Liana yang merasa
sangat marah. Jelas bahwa ini adalah bentuk penghinaan terhadap dirinya!
"Kamu? Kekuatanmu sudah mencapai
tingkat Teknik Penerobos Surgawi? Apa kamu masih bisa bertarung denganku
sekarang? Baiklah, karena kamu sudah datang, anggap saja aku akan menggerakkan
tubuhku sebentar. Setidaknya aku nggak akan membiarkan Formasi Pembantaian
Kehidupan itu diaktifkan," ujar Yarno.
Yarno memandang Liana sambil
menggeleng serta tersenyum kecil. Lalu, energi yang kuat mengalir darinya.
Tubuhnya bergerak dengan ringan seperti awan dan angin, melangkah di udara
menuju Liana. Dia langsung mengayunkan telapak tangannya ke arah Liana.
Liana yang marah segera menggenggam
Pedang Kuno Simbol Kekuatan, lalu menyerang lurus ke depan.
Namun, Yarno hanya menggelengkan
kepala ringan. Ayunan telapak tangannya tampak ringan, tetapi saat serangannya
jatuh, kekuatannya sangat berat. Liana yang baru mencoba-coba menyerang, segera
melompat mundur untuk menghindar.
Telapak itu menghantam tanah dengan
bunyi yang keras, meninggalkan bekas cetakan telapak tangan raksasa di tanah.
Kekuatan serangan itu membuat semua orang yang melihatnya menarik napas dingin.
"Energimu sepertinya nggak
cukup. Apa kamu sengaja mengulur waktu untuk Adriel?" tanya Yarno dengan
suara tenang, sambil berdiri dengan tangan di belakang punggung. Lalu, dia
kembali berkata dengan penuh percaya diri, "Jujur saja, ya. Memang kenapa
meski Adriel berhasil menyelesaikan formasi itu? Aku masih bisa menghancurkan
Formasi Pembantaian Kehidupan yang hanya menggunakan satu tubuh master ilahi
tingkat tinggi dengan mudah."
Liana mendengus dingin, lalu
mengangkat pedangnya untuk menyerang lagi.
Yarno kembali menggelengkan kepala
ringan, yakin sepenuhnya akan dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba dia merasakan
sesuatu. Dia melihat Adriel tersenyum dingin kepadanya sambil berkata,
"Siapa bilang aku hanya punya satu tubuh master ilahi?"
Setelah berkata demikian, Adriel
mengeluarkan Ruang Penyimpanan Surgawi, lalu melemparkan sebuah tubuh tua ke
tanah.
Itu...
Mata Yarno tampak menyipit.
Di tengah kerumunan, Kiran yang
awalnya ketakutan melihat pertempuran ini, tiba-tiba membeku. Lalu, dia
berteriak dengan suara melengking, "Paman! Bagaimana bisa itu kamu?"
Itu adalah tubuh Wongso!
Ternyata, tubuh Wongso telah diambil
oleh Adriel.
Awalnya, tubuh tingkat ilahi ini akan
dia gunakan untuk menciptakan tubuh baru bagi Dito.
Namun, situasi saat ini memaksa
Adriel untuk memanfaatkan tubuh ini sekarang.
"Wongso?"
Mata Regina terbelalak, sementara
orang-orang di sekitarnya juga menunjukkan ekspresi terkejut.
Ternyata ...
Wongso sudah lama mati. Selain itu,
sepertinya dia mati di tangan Adriel.
Betapa konyolnya para tetua dari lima
sekte besar yang masih sibuk mencari tubuh Wongso.
"Dua tubuh?"
Meski Yarno saat ini sedang
bertarung, dia masih sempat memperhatikan bahwa Formasi Pembantaian Kehidupan
itu hampir selesai. Dia sedikit menyipitkan mata.
Menggunakan dua tubuh master ilahi
memang akan sedikit merepotkan. Terlebih lagi, dia bisa merasakan bahwa Wongso
tampaknya menyimpan dendam yang besar sebelum kematiannya, penuh rasa tidak
rela.
Ketika melihat situasi ini, Yasmin
merasa sedikit lega. Dia berkata, "Dua tubuh memang memberikan sedikit
tekanan bagi Pak Yarno, tapi seharusnya masih bisa diatasi..."
Bagaimanapun juga, kepentingan
keluarga Romli telah diamankan dalam pembagian ini. Dia hanya perlu menunggu
Adriel mati, lalu keluarga Romli akan mendapatkan bagian mereka.
Namun, Adriel tetap tidak menunjukkan
ekspresi apa pun.
Dia mengeluarkan tubuh lainnya,
sebuah tubuh perempuan!
Itu adalah tubuh Gemma, tetua dari
Sekte Akasia!
Semua orang terkejut dan tercengang.
"Bajingan ini! Berapa banyak
master ilahi yang sudah dia bunuh?" teriak Yasmin dengan penuh amarah.
"Masih ada lagi... "
Adriel menghela napas seolah-olah dia
sedang memamerkan koleksinya. Dia mengeluarkan tubuh- tubuh itu satu per satu.
Ini adalah tubuh-tubuh dari musuh-musuhnya di masa lalu. Jika memungkinkan, dia
memang akan menyimpannya.
Lagi pula, Adriel adalah orang yang
hemat.
Setelah sepuluh tubuh ahli diletakkan
di tanah, Adriel menarik napas panjang, lalu berteriak keras, " Formasi
Pembantaian Kehidupan, bangkit!"
No comments: