Bab 1741
Sisa-sisa kekuatan bertabrakan,
menghancurkan awan putih di langit.
Di sisi lain, pedang hitam serta dua
wujud Yarno bertarung sengit. Cahaya hitam dan putih saling beradu tanpa henti.
Ini membelah langit menjadi dua warna
kontras hitam dan putih yang kontras. Pemandangan itu bagaikan fenomena yang
memisahkan siang dan malam.
Dalam sekejap, medan pertempuran
berubah menjadi dua area, membuat semua yang menyaksikan di bawah terperangah.
Inilah kekuatan luar biasa Yarno, sosok nomor satu dari generasi muda di Kota
Sentana.
Di tengah sorot mata tegang para
penonton, pertempuran di kedua medan makin memanas. Dalam sekejap, mereka telah
bertukar lebih dari ratusan jurus.
Serangan demi serangan yang
mengandung seni bela diri tingkat tinggi mengguncang medan pertempuran. Namun,
tiba-tiba kedua wujud Yarno mundur bersamaan. Tubuh mereka tampak mulai
memudar, menunjukkan kondisi yang tidak stabil.
Di saat yang sama, Yarno juga
mengalami serangan balik. Dia memuntahkan darah segar sambil mengeluh,
"Formasi Pembantaian Kehidupan ini memang luar biasa..."
Wajahnya mulai tampak sedikit pucat,
sementara keningnya sedikit berkerut.
Menghadapi Formasi Pembantaian
Kehidupan sekaligus Liana secara bersamaan ternyata terlalu membebani dirinya.
"Sudah waktunya diakhiri!"
Adriel yang berada di tanah
mengeluarkan teriakan keras. Mengendalikan formasi ini sudah jauh melampaui
batas kemampuannya.
Meskipun dia telah mengganti darahnya
dan menerima pasokan energi sejati dari Liana, tubuhnya sudah mencapai batasan
maksimal.
Dengan menggertakkan gigi, Adriel
memeras setiap tetes esensi darahnya. Pedang hitam kembali melesat ke udara,
kali ini mengincar kepala dua wujud Yarno!
Serangan ini sangat dahsyat, seakan
menutupi seluruh langit, tidak memberi ruang untuk menghindar. Tepat saat
pedang itu hampir mengenai sasaran, Yarno tiba-tiba berteriak keras, "
Bubar!"
Begitu suaranya terdengar, dua wujud
itu tiba-tiba memudar, berubah menjadi aliran cahaya putih yang menghilang ke
udara. Pedang hitam pun melesat ke udara kosong.
Namun, segera setelah cahaya putih
itu kembali masuk ke tubuh Yarno, aura Yarno langsung memuncak.
Dua wujud tersebut sulit untuk
diciptakan kembali. Jika dihancurkan, Yarno harus memulai latihan dari awal.
Wajah Adriel tetap tampak dingin.
Sekarang, helikopter yang membawa Jayub sudah jauh pergi. Dia menatap tajam ke
arah Yarno sambil berteriak dengan penuh kebencian, "Kalau begitu kamu
saja yang menahan ini!"
Tiba-tiba, pedang hitam kembali
melesat ke arah Yarno.
Yarno juga tidak tinggal diam.
Seluruh tubuhnya memancarkan cahaya putih menyilaukan, langsung menyambut
serangan pedang hitam. Suara dentuman keras terdengar saat dua kekuatan besar
bertemu, saling tidak mau mengalah, menciptakan kebuntuan sementara.
Namun, pada saat yang sama, terdengar
suara dengan nada dingin dari belakang Yarno, "Jangan lupa kalau masih ada
aku!"
Setelah kata-kata itu terucap, Liana
langsung menyerang. Pedang di tangannya menciptakan cahaya pedang yang melesat
tajam, menghantam punggung Yarno, meninggalkan luka pedang yang mengerikan!
Yarno meraung penuh kesakitan.
Konsentrasinya pecah, membuat pedang hitam berhasil menghantamnya. Tubuhnya
terpental jauh, melayang di udara, meninggalkan jejak panjang darah yang
berceceran.
Darahnya mewarnai langit dengan warna
merah!
"Apa Yarno akan kalah
juga?"
Para penonton yang melihat dari bawah
tampak terkejut, terutama Yasmin. Hatinya langsung tenggelam, sulit memercayai
apa yang baru saja terjadi.
Kekalahan Jayub sudah cukup
menghancurkan semangat pasukan mereka.
Jika Yarno juga kalah... Yasmin
merasa tidak rela menerima kenyataan ini!
"Pewaris Tabib Agung memang luar
biasa ... Kalau dia terus tumbuh, siapa yang bisa menghentikannya?"
Di udara, tubuh Yarno tampak penuh
luka. Di depan dan belakang tubuhnya, masing-masing terdapat luka pedang yang
menakutkan. Namun, dia masih berdiri tegap di udara, menatap Adriel dengan
sorot mata penuh kewaspadaan.
Jika Adriel dibiarkan tumbuh lebih
kuat, apa yang akan terjadi?
"Matilah!"
Mata Adriel memerah. Dia terus
memaksa tubuhnya yang hampir hancur untuk menghasilkan kekuatan. Pedang hitam
kembali bergerak, sementara tubuhnya sendiri mengeluarkan suara retakan tulang,
seakan dia memeras kekuatan langsung dari tulangnya.
Pedang hitam melesat kembali!
"Berikan nyawamu!"
No comments: