Bab 1746
Kekuatan tekanan ketiga ini sangat
kuat, bahkan hanya menunjukkan sedikit aura saja, tetapi seolah membangkitkan
binatang buas kuno yang memancarkan aura lama. Begitu ia turun, langsung
membantai dunia!
Pada saat ini, Adriel tiba-tiba
merasa sangat senang.
Apakah Enam Jalur Puncak Kematian
yang terkutuk itu akhirnya datang?
Namun, saat Adriel membuka matanya
dengan terkejut, dia tiba-tiba terkesiap.
Hanya terlihat seorang wanita berbaju
hijau berdiri di hadapannya. Sosoknya tampak anggun, dengan tubuh yang tegak.
Saat menghadapi dua tekanan besar di udara, wanita itu seperti bambu hijau yang
bergoyang tertiup angin kencang. Tetap berdiri kokoh dan tidak bisa dipatahkan!
Wanita itu memegang sebongkah batu
alam seraya mengangkatnya ke langit. Batu alam itu memancarkan cahayanya yang
khas. Itu merupakan sumber dari kekuatan tekanan ketiga!
Pada saat ini, wanita itu berteriak
dingin. Tanpa adanya keraguan, menunjukkan keagungan tertinggi seraya
mengeluarkan perintah.
"Token Guru Kaisar ada di sini!
Siapa yang berani membuat keributan!"
Guru Kaisar!
Begitu dua kata itu disebutkan.
Semua orang sontak terkejut.
Farhan dan Jeff yang sedang bersiap
untuk bertindak, menunjukkan keterkejutan di wajah mereka untuk pertama
kalinya. Ketika melihat wanita itu, mereka bahkan lebih tidak bisa percaya
dengan apa yang sudah mereka lihat. Akan tetapi, mereka benar-benar tidak
berani melakukannya lagi dan mulai berhenti satu per satu.
Liana juga terkejut. Wanita itu sudah
menutup matanya dan menunggu kematiannya. Akan tetapi, sekarang dia justru
menatap wanita yang lainnya itu dengan terkejut ...
Adriel juga sangat bingung dan tanpa
sadar langsung menatap ke arah Liana.
"Apa kamu pernah berhubungan
dengan istri Guru Kaisar di sana?"
"Apa ini wanita haram dari Guru
Kaisar juga?"
Kalimat pertama ditanyakan oleh
Liana.
Sementara kalimat terakhir ditanyakan
oleh Adriel.
Keduanya memiliki pemahaman yang
sama. Mereka berpikir bahwa wanita itu adalah orang yang sedang mereka cari!
Namun, setelah kalimat itu terlontar,
keduanya tampak bingung seraya menatap wanita yang tampak tegap dan tangguh
seperti bambu hijau itu.
Siapa dia?
Pada saat ini, di langit, Yarno
berteriak dengan suara tajam yang bercampur keterkejutan dan kemarahan,
"Dahlia Arlon, apa maksudmu. Memangnya keluarga kerajaan juga ikut
berpartisipasi dalam pertarungan ini
Arlon adalah nama keluarga kerajaan.
Bagaimana mungkin keluarga kerajaan?
"Apa kamu benar-benar sudah
berhubungan dengan seorang wanita dari keluarga kerajaan?"
Liana menatap Adriel dengan curiga,
seolah-olah guru dan muridnya ini memiliki catatan kriminal seperti itu.
Adriel menunjukkan wajah muram,
menggelengkan kepalanya pelan. Apakah aku tidak mengetahui wanita yang sudah
berhubungan denganku di dalam hatiku?
Kemampuanku mungkin sangat kuat,
tetapi aku tidak punya keahlian untuk mencuri kesucian wanita dari jarak jauh.
Aku memang tinggi, tetapi tidak
setinggi itu.
"Nona, apa kamu..." tanya
Adriel dengan nada bingung.
Pada saat ini, wanita itu akhirnya
berbalik, tetapi jantung Adriel tiba-tiba berdetak kencang.
Sungguh wajahnya sangat cantik tiada
tara, diiringi dengan matanya yang cerah. Saat menatap Adriel, seolah ada
serangan agresif, seperti matahari yang tidak bisa dilihat secara langsung.
Memancarkan aura mulia yang melampaui segalanya!
Hal ini benar-benar berbeda dari
keanggunan yang dimiliki Yoana atau Yasmin, yang mereka peroleh dari pujian
sejak lahir. Keanggunan wanita itu tidak membuat orang lain merasa bosan,
seolah-olah dia memang sudah terlahir seperti itu. Sosoknya sudah berasal dari
dalam dirinya dan sangat melampaui dunia.
Adriel yang telah bertemu dengan
banyak wanita, harus mengakui bahwa wanita itu ... dari segi penampilan dan
kepribadian, merupakan wanita terbaik yang pernah dia temui. Dia sangat cantik
dan sudah terlahir dengan keanggunan.
Tentu saja, Wendy tidak termasuk
dalam daftar ini.
Wendy tidak seperti manusia.
Pada saat ini, wanita itu menatap
Adriel dengan mata jernih. Sorot matanya penuh perhatian, lalu akhirnya dia
berbicara diiringi dengan suaranya yang sangat enak di dengar, "Namaku
Dahlia Arlon."
Lalu, dia tidak berkata apa-apa lagi.
Seolah-olah Adriel harusnya sudah mengetahui semua alasannya begitu nama itu
disebutkan.
Adriel ragu-ragu sejenak. Apakah aku
harus tahu siapa itu Dahlia Arlon?
"Apa Tabib Agung belum pernah
menyebutkannya padamu?"
Saat melihat ini, Dahlia tampak agak
terkejut. Wanita itu agak mengernyit dan melanjutkan ucapannya, "Saat aku
berumur tiga tahun, aku diterima sebagai murid resmi oleh Tabib Agung. Kalau
kamu nggak keberatan, kamu bisa memanggilku Kakak Senior."
Tapi setelah kata-kata itu jatuh,
Yarno menyahut dengan nada marah di langit, "Dahlia, berhenti bicara omong
kosong seperti itu, kamu jelas jelas adalah murid langsung dari Guru Kaisar.
Sejak kapan Tabib Agung menerimamu sebagai murid resmi? Kamu itu nggak punya warisan
Tabib Agung sedikit pun!"
"Aku lihat, kamu jelas-jelas
berada di sini untuk merebut warisan Tabib Agung atas nama Guru Kaisar!"
Adriel membuka mulutnya sedikit,
tetapi masih tidak bisa bicara dan terdiam. Enam Jalur Puncak Kematian belum
datang, justru yang datang adalah seorang Kakak Senior yang membuat situasinya
menjadi makin rumit...
No comments: