Membakar Langit ~ Bab 1774

 

Bab 1774

 

Wendy sedang sibuk di dapur, sementara Adriel menunggu di ruang tamu dengan gelisah dan terus meyakinkan dirinya sendiri.

 

Wendy telah melintasi ribuan mil untuk menyelamatkan dirinya, jadi tentu saja dia tidak akan dengan sengaja membunuh dirinya dengan makanan beracun.

 

Dia dengan tenang membuka komputer, ingin mencari musuhnya. Tekanan dari Enam Jalur Puncak Kematian dan Tujuh Keluarga Besar mungkin tidak sebesar tekanan yang diberikan oleh Wendy dengan makanannya.

 

Namun, tanpa perlu mencari informasi di internet, serangkaian berita utama langsung muncul di halaman utama. Adriel langsung mengernyit dengan perlahan...

 

"Pertempuran Kota Sentana, Guru Kaisar, Guru Negara, dan para tetua besar bersatu dengan para ahli di Kota Sentana. Mereka bertempur selama satu hari satu malam dan akhirnya berhasil mengusir musuh dari luar. Tapi, Kota Sentana mengalami kerugian yang parah."

 

"Negara Elang mengecam keras pihak Prastya yang bersekongkol dengan Enam Jalur Puncak Kematian, mengganggu Kota Sentana."

 

"Prastya bilang mereka nggak tahu apa-apa tentang ini dan mengungkapkan simpati terhadap Negara Elang."

 

Berita resmi ini menyimpulkan bahwa Tiga Raja Ilahi aman, satu Raja Ilahi dari Enam Jalur Puncak Kematian tewas di Kota Sentana. Ketertiban akan segera pulih, rakyat tidak perlu panik. Negara Elang meraih kemenangan besar.

 

Namun, Adriel memperkirakan bahwa situasinya tidak sesederhana itu. Pemerintahan berusaha menenangkan hati rakyat. Apalagi, sejak kejadian itu, tidak ada satu pun dari Tiga Raja Ilahi yang muncul di depan publik.

 

Selain itu, pengumuman resmi dibuat untuk membuka kesempatan bagi orang-orang berbakat dari seluruh dunia untuk bergabung dengan Jalan Kejayaan. Sebelumnya, hanya ada 3.000 tempat yang tersedia di Jalan Kejayaan. Namun kali ini, jumlahnya langsung diperluas menjadi sepuluh ribu orang!

 

Yang paling penting adalah, setengah dari kuota kali ini diberikan kepada anak-anak dari keluarga miskin.

 

Adriel tertawa sinis. Ketika negara menghadapi kesulitan, mereka akhirnya ingat untuk memberi keuntungan kepada orang-orang di bawah dan membiarkan mereka pergi berperang.

 

"Ayo makan."

 

Ketika Adriel sedang memikirkan hal ini, Wendy tiba -tiba datang dengan membawa piring dan menghentikan lamunannya.

 

"Ada satu lagi hidangan. Kamu makan dulu, nggak usah menungguku."

 

Entah bagaimana dia membalas budi penyelamatnya ini ...

 

Adriel mengambil sepotong makanan yang tidak tahu apa itu, lalu memakannya. Dia mencoba menelan, menahan rasa yang sulit diungkapkan dan dengan susah payah menelannya.

 

Dia tersenyum dan berkata dengan kagum, "Daging panggang yang Bu Wendy masak ini memang sangat enak!"

 

Wendy berkata dengan nada tenang, "Itu adalah arang kayu untuk memanggang ikan."

 

Adriel terdiam.

 

"Ini adalah daging panggang."

 

Wendy menghampirinya dengan membawa piring yang berisi makanan yang tidak dikenal, lalu berkata, "Makanannya sudah siap, ayo makan."

 

Sudut mata Adriel berkedut. Meskipun tidak dapat membalas orang yang menyelamatkannya, dia bukan orang yang lupa budi. Namun, cara untuk membalas budi harus dipertimbangkan dengan lebih matang.

 

Dia boleh jatuh di medan perang, tetapi tidak boleh jatuh di meja makan.

 

"Bu Wendy, Dahlia dan yang lainnya..." tanya Adriel tiba-tiba.

 

"Mereka sedang menghadiri pemakamanmu."

 

Wendy memegang sendok sambil mengerutkan keningnya, seolah-olah dia juga merasa bingung.

 

"Lalu, Enam Jalur Puncak Kematian?"

 

"Sedang menghadiri pemakaman Pembantai Darah."

 

Wendy akhirnya meletakkan sendoknya. Lalu, dia menggelengkan kepala sambil melihat meja yang penuh dengan makanan dan berkata, "Kali ini, aku sudah melanggar aturan. Kalau kamu muncul, kamu akan menjadi sasaran semua orang. Aku ingin hidup tenang beberapa tahun lagi, nggak bisa selalu menyelamatkanmu. Mulai sekarang, tinggallah di Kota Silas, jangan biarkan siapa pun tahu bahwa kamu masih hidup. Asalkan kamu nggak keluar dari Kota Silas, aku bisa menjamin keamananmu seumur hidup."

 

Inilah gaya Wendy.

 

Adriel tersenyum malu-malu dan berkata, "Bu Wendy nggak akan membuatku menjadi pencicip makanan seumur hidup, 'kan?"

 

Wendy mengangkat gelas anggur merah dan berkata, "Pintar juga kamu. Nggak semua orang punya kualifikasi untuk menjadi pencicip makananku."

 

Adriel tahu betul situasinya saat ini. Dia tidak bersalah, tetapi terlibat dalam masalah!

 

Dia memiliki warisan Tabib Agung, tentu saja akan diincar oleh semua orang. Apalagi dia telah membunuh enam master ilahi. Tiga keluarga bangsawan maupun keluarga kerajaan, tidak mungkin akan melepaskan dirinya begitu saja.

 

Ada beberapa orang yang hidup, tetapi sudah mati.

 

Ada beberapa orang yang mati, tetapi bisa hidup selamanya.

 

Adriel harus mati, harus dihapuskan sepenuhnya dari pandangan semua orang, baru aman.

 

Namun, saat memikirkan dirinya akan menjadi pencicip Wendy seumur hidup, itu juga merupakan ujian dan siksaan yang besar.

 

"Bu Wendy, terima kasih sudah menyelamatkanku. Tinggal di Kota Silas memang bisa membuat hidupku tenang, tapi aku punya tanggung jawab yang harus kupikul dan masih ada terlalu banyak hal yang harus kulakukan, jadi aku nggak bisa tinggal di Kota Silas."

 

Wendy meletakkan gelas anggurnya, lalu berkata dengan tatapan tenang, "Sebenarnya, manusia harus sedikit egois. Memangnya hal apa yang harus dilakukan? Kalau nggak melakukannya, apa yang akan terjadi? Apa mengubah identitas dan hidup dengan tenang itu nggak baik? Dulu, ayahmu juga memilih jalan ini."

 

"Aku nggak bisa melepaskan masalah itu. Aku nggak bisa seperti Bu Wendy yang begitu tenang dan nggak terpengaruh oleh hal-hal duniawi. Bukankah tiga bulan lagi perjalanan ke Jalan Kejayaan akan resmi dimulai? Aku ingin mencoba peruntungan di sana dengan mengubah penampilanku."

 

Di Jalan Kejayaan, hanya ada delapan orang yang dipilih dari ribuan orang. Mengapa begitu banyak orang yang ikut?

 

Karena Jalan Kejayaan ini sebenarnya juga merupakan jalan pintas yang dapat memungkinkan seseorang naik ke tingkat master ilahi dengan cepat.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1774 Membakar Langit ~ Bab 1774 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 23, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.