Bab 1776
Wendy juga sangat tegas. Dia
memberikan jawaban yang sederhana dan langsung.
"Pergi kamu."
"Baiklah."
Hidup itu memang seperti ini. Jika
tidak bisa melawan, lebih baik menikmatinya dengan lapang dada.
"Vila ini sudah kurenovasi. Kamu
bisa berlatih di sini," ucap Wendy dengan nada tenang, lalu beranjak
pergi.
"Tunggu sebentar, Bu Wendy. Aku
ada pertanyaan," panggil Adriel tiba-tiba.
"Hm?"
"Bayangan Leluhur Lavali dalam
tubuhku "tanya Adriel, lalu melanjutkan, "Bu Wendy, apa kamu melihat
ada masalah?"
Ini ada potensi bahaya, Wendy, si
ahli ini, pasti bisa menyelesaikannya dengan mudah.
Wendy melirik Adriel dengan tatapan
tenang dan berkata, "Memang ada sedikit masalah. Lain kali, kamu atasi
sendiri, siapa tahu kamu akan mendapatkan beberapa kejutan."
Bisakah kamu menjelaskannya kepadaku,
kejutan apa itu?
Namun, Wendy tidak berniat menjawab.
Dia hanya ingin Adriel mencari jalan sendiri.
"Tunggu sebentar."
"Apa lagi?"
"Bu Wendy, sebenarnya kamu ...
siapa?"
Bagaimana Wendy bisa menghidupkan
kembali orang yang sudah mati? Identitasnya makin membingungkan.
"Aku hanya seorang pemilik
restoran yang suka mempelajari makanan lezat."
Selesai berbicara, dia membuka pintu
dan pergi keluar.
Di ruang tamu, hanya ada Adriel yang
berdiri di sana. Angin bertiup dari luar jendela ruang tamu, gorden bergoyang
perlahan, sangat tenang dan damai. Namun, hati Adriel tidak tenang. Ada
keraguan besar yang menghantuinya.
Mengapa Wendy begitu baik pada
dirinya?
Wendy sudah menyelamatkan dirinya
beberapa kali dan membuat dirinya hidup kembali. Dia terlalu baik.
Hanya karena hubungan di Gunung
Violet?
Mungkinkah ada sesuatu yang membuat
Wendy tertarik pada dirinya?
Namun, hal apa yang bisa menarik
perhatian ahli sepertinya?
Untungnya, Adriel juga bukan orang
yang banyak mikir. Dia mengesampingkan masalah ini dulu. Sekarang, masih ada
hal lain yang harus dilakukannya.
Dia melihat sekelilingnya, lalu pergi
untuk membersihkan meja makan, mencuci piring, dan mengepel lantai. Semuanya
adalah pekerjaan rumah tangga yang sederhana dan membosankan.
Saat melakukan semua ini, Adriel merasakan
kedamaian yang sudah lama tidak dirasakannya, seolah-olah hari-hari pertempuran
sengit itu hanya sebuah mimpi belaka.
Setelah menyelesaikan semua itu, dia
kembali ke dalam kamar, lalu duduk di atas tempat tidur sambil memejamkan
matanya untuk merenung. Ilmu bela diri dan semua pengalaman mengalir perlahan
di dalam hatinya seperti air yang tenang.
Ruang Penyimpanan Surgawi miliknya
ada di tangan Wennie. Sekarang bisa dikatakan dia tidak memiliki apa-apa. Dia
tidak memiliki sumber latihan apa pun.
Namun, dia dan Wendy tidak pernah
mengungkit hal -hal ini.
Hanya dalam beberapa bulan, Adriel
telah menjadi ahli tingkat langit. Kemajuannya sangat pesat, bahkan terlalu
cepat. Sekarang, Adriel seperti pegas yang perlu diregangkan secara perlahan.
Perubahan ini seringkali bukan
merupakan langkah mundur, melainkan persiapan untuk ledakan berikutnya.
Adriel belajar menggabungkan sejumlah
ilmu bela diri, baik miliknya sendiri maupun milik orang lain, seperti seorang
siswa sekolah dasar yang belajar ulang.
Anehnya, sepanjang hari, Adriel yang
memiliki bakat bela diri yang luar biasa tidak mendapatkan apa-apa.
Dia hanya melihat keramaian lalu
lintas di luar jendela, bulan purnama di langit malam, dan merasa makin tenang.
Kemudian, dia mendengar suara langkah
yang familier di luar pintu.
"Buka pintu, aku sudah
menyiapkan hidangan baru.
Adriel menghela napas, lalu berkata
dengan nada ceria, "Merepotkan Bu Wendy lagi. Malam ini kita makan apa?
Hmm?"
"Bagaimana kalau membuat
hidangan baru, telur dadar tomat?"
Adriel terdiam.
Hari-hari berlalu dengan cepat.
Dibandingkan dengan kehidupan
sebelumnya yang penuh dengan gairah, kehidupan Adriel saat ini sangat sederhana
dan membosankan.
Makan, tidur, bermeditasi, makan
lagi. Dia sampai ingin muntah.
Membersihkan hati dan menahan nafsu.
Wendy sepertinya benar-benar
menganggap Adriel sebagai penguji makanan. Dia datang setiap hari secara
teratur untuk memasak. Setap harinya ada saja variasi baru.
Adriel terkadang diam-diam muntah di
toilet. Dia menyayangkan Wendy menjadi koki. Seharusnya dia menjadi sipir
penjara, pasti tidak ada tahanan yang bisa bertahan dengan perlakuan kejamnya
itu.
Waktu pun berlalu. Satu setengah
bulan kemudian ...
Wendy membawa masuk sekeranjang
sayuran. Namun, dia tidak melihat Adriel menyambutnya Jadi, dia pergi ke kamar
dan melihat Adriel sedang duduk bersila.
Tatapan Wendy terlihat aneh. Dia bisa
melihat energi sejati yang rumit dan kacau dalam pusat energi Adriel, yang
perlahan-lahan menyatu menjadi satu dan berevolusi menjadi bentuk dasar seni
bela diri yang baru.
No comments: