Bab 23
Sony buru-buru berkata,
"Tahu. Aku tahu jelas tentang
ini!"
Sejak usianya yang ke-13 hingga 19
tahun, dia sudah familier dengan siapa pun pencuri, perampok, dan siapa pun
yang dikabarkan sebagai pembunuh di sekitar kota-kota terdekat.
Dulu, ada pencuri yang membawanya
masuk ke geng, tetapi Sony tidak cukup berani sehingga tidak jadi bergabung.
Wira yang mendengar detailnya pun
bertanya,
"Apakah ada geng yang
beranggotakan tiga orang? Mereka bisa bela diri dan menggunakan pisau!"
"Ada!"
Sony memikirkannya sejenak, lalu
berujar,
"Di Dusun Gabrata yang jauhnya
sekitar tujuh kilometer dari sini, ada Gavin beserta dua saudaranya. Mereka
bisa melompati tembok yang setinggi manusia dalam sekejap dan aku pernah
melihatnya sekali. Ayah mereka merupakan pasukan yang turun ke medan perang dan
mewariskan ke mereka teknik pedang pembunuh milik pasukan. Teknik itu adalah
milik orang-orang kejam dari Dusun Gabrata."
Wira pun mengangguk.
Ada kemungkinan bahwa ketiga
bersaudara ini pencuri yang dipukuli habis-habisan oleh Doddy kemarin Ada lebih
dari belasan pencuri dalam radius 10 kilometer dari tempat ini.
Jadi, sulit menentukan siapa yang
menyebarkan kabar tersebut sehingga pencuri datang.
Siapa pun yang mencuri 50.000 gabak
milik Sony akan sulit ditemukan karena ruang lingkupnya cukup besar.
Jadi, ketiga pencuri itu harus
ditemukan terlebih dahulu agar bisa menemukan siapa informan mereka.
"Kalau pelakunya benar-benar
mereka, kita lebih baik merelakan uang ini. Mereka itu orang keji!"
Surya buru-buru berkata,
"Uang bisa dicari lagi. Sony,
kamu sekarang bisa mendapatkan 3000 gabak dalam sebulan.Jadi, kamu bisa
mendapatkannya kembali dalam waktu kurang lebih dua tahun. Jangan ambil
risiko!"
Kak Sinta dan kedua abangnya juga
mengangguk. Melapor petugas resmi harus mengeluarkan uang dan mencari pencuri
harus mengorbankan nyawa.
Tidak lama kemudian, Hasan beserta
ketiga putranya datang. Lantaran rumah mereka tidak dirampok semalam, Kak Sinta
pun berkata dengan tidak bersahabat,
"Paman Hasan, rumah Wira dan
kami sudah kemalingan. Kenapa rumahmu nggak?
Sofyan, Said, dan Surya pun menatap
Hasan dengan curiga.Mereka berlima
kembali bersama-sama.
Namun, hanya dua rumah yang
kemalingan, sedangkan rumahnya Paman Hasan tidak.50000 gabak adalah uang yang
sangat besar bagi masyarakat desa.
Jadi, wajar jika orang lain memiliki pemikiran
seperti ini.
Sebelum Hasan dan anak-anaknya angkat
bicara, Sony buru berkata,
"Kak Sinta, omong kosong apa
ini?
Paman Hasan buka orang seperti
itu!"
Wira pun menjelaskan,
"Kak Sinta,kemarin malam, Doddy
sendiri yang bertarung melawan empat orang.
Entah siapa yang ada di sana. Orang
yang memberi tahu ke pencuri itu pasti salah satu dari orang yang berada di
lokasi dan memberi tahu mereka tentang keahlian Doddy. Kalau pencuri itu bodoh
dan tetap berani merampok rumah Paman Hasan, mereka pasti akan dipukul sampai
mati."
Sinta langsung tersipu malu. Dia
berkata dengan kepala tertunduk,
"Aku ... aku nggak bermaksud
begitu!"
"Dasar wanita bodoh! Cuma bisa
bicara omong kosong!"Surya memarahi istrinya, lalu meminta maaf kepada
Hasan sambil tersenyum!
Hasan melambaikan tangannya dan
berkata,
"Sudahlah. Nggak usah bahas ini
lagi. Wira, apa rencanamu?"
Sorot mata Wira pun menjadi murung dan
dia berkata,
"Mencari pelakunya,lalu
menyerahkannya ke pihak berwajib!"
Sulit untuk mencegah munculnya
pencuri. Jadi, lebih baik tangkap dan hukum pelakunya agar bisa menjadi
peringatan bagi orang lain.
Sony bergidik, lalu berkata,
"Apa kita akan langsung pergi ke
Dusun Gabrata untuk menangkap Gavin bersaudara?"
"Tentu saja enggak!" ujar
Wira sambil menggeleng.Kemudian, dia berkata dengan sungguh-sungguh,
"Kalaupun Gavin bersaudara
adalah pencurinya,orang-orang di dusun mereka nggak akan diam saja kalau kita
membawa mereka pergi. Sekalipun Danu dan Doddy bisa bela diri, kita tetap bukan
tandingan mereka! Cara yang terbaik adalah meminta bantuan kepada Tuan Jamadi
agar dia bisa membawa kita untuk menangkap pelaku."
Jamadi Handari adalah hakim daerah
yang bertugas menangkap para pencuri. Dia yang memiliki pasukan khusus ini
merupakan sosok yang paling ditakuti oleh seluruh penduduk desa.
Penduduk Dusun Gabrata pasti berani
mengadang Wira dan lainnya, tetapi tidak dengan Jamadi.
Hasan pun menggeleng seraya berkata,
"Aku khawatir Jamadi nggak akan membantu. Kemarin, kamu sudah memukul
Budi. Keduanya sudah pasti sekutu karena mereka adalah pejabat daerah."
Mereka semua pun mengangguk.
Hubungan antara kepala desa, hakim
daerah, dan pejabat lainnya tidak terlalu baik.
Namun, sikap mereka terhadap penduduk
desa malah konsisten dan mereka bersedia bersatu untuk menekan orang yang
berani melawan.
"Mari kita bahas lagi setelah
bertemu dengannya!"
Wira pun bangkit berdiri dan berkata,
"Paman Hasan, Paman nggak perlu
ikut. Ini adalah hari pertama tim penangkap ikan bekerja. Paman harus mengatur
semuanya supaya semua berjalan sesuai rencana!"
Hasan pun mengangguk seraya berkata,
"Aku pasti akan mengawasi semuanya dengan baik!"
Kemarin malam, keduanya telah
mendiskusikan hal ini. Tim penangkap ikan akan dibagi menjadi empat tim.
Tim pertama akan menggali akar
tanaman tuba, tim kedua menumbuk akarnya, tim ketiga membawa hasil tumbukan itu
dan pergi menangkap ikan, dan tim yang terakhir membawa ikan untuk dijual di
pasar kabupaten.
Kerjakan tugas masing-masing dan tak
perlu banyak tanya.
Namun, hal ini tidak dapat
dirahasiakan selamanya. Beberapa hari ke depan, semua orang pasti akan tahu
bagaimana cara menangkap ikan!
No comments: