Bab 24
Akan ada orang yang melanggar
perjanjian kerahasiaan, lalu meninggalkan tim untuk mencari ikan sendiri dan
menjualnya.
Namun, karakter seseorang dapat
terlihat dengan cara ini.
Orang yang memiliki pemikiran dangkal
akan melupakan moralitas demi keuntungan pribadi. Jadi, mereka akan pergi
menangkap ikan demi mendapatkan keuntungan sendiri. Sementara itu, orang yang
memiliki karakter baik akan menepati janji dan mengajak yang lain untuk
menghasilkan uang bersama-sama.
Hanya saja, setelah menerima
keuntungan dari ini, mereka berlima tidak akan menganggap serius metode rahasia
menangkap ikan lagi.
Setelah menyelesaikan sarapan dengan
tergesa-gesa, Wira berganti pakaian dengan jubah sutra, lalu membawa Sony yang
mengenakan pakaian satin, serta Danu dan Doddy yang membawa tongkat jujube
panjang ke kediaman Jamadi yang 10 kilometer jauhnya.
Tempat tinggal Jamadi di Desa Pimola
adalah rumah berbata yang memiliki delapan kamar dan ada dua patung singa
menghiasi kedua sisi gerbangnya.
Di pedesaan, hanya tuan tanah atau
pejabat yang bisa tinggal di sana.
Kemudian, dua penjaga yang berjaga di
sisi singa batu berlari ke kediaman dan melapor kepada Jamadi bahwa Wira dan
rombongannya datang mencarinya.
Tidak lama kemudian, seorang pria
paruh baya jangkung yang berjanggut berjalan ke luar dengan ekspresi garang.
Dia mengenakan pakaian yang penuh
dengan tulisan dan ada pisau lengkung tergantung di pinggangnya.
Begitu melihat Wira, dia langsung
berujar, "Aku dengar kamu memukul Budi?"
Insiden di Desa Damardi kemarin malam
telah tersebar. Hubungan Jamadi dengan Budi memang tidak baik, tetapi mereka
semua adalah pejabat pemerintahan yang termasuk dalam kelompok kepentingan.
Kemarin, bocah ini berani memukul
kepala desa. Di masa depan, pasti akan berani memukul dirinya. Oleh karena itu,
Jamadi harus memberi kesan yang garang dan memberi pelajaran kepada Wira agar
Wira tidak berani macam-macam dengannya.
Menghadapi Jamadi yang galak ini,Wira
pun melambaikan tangannya dan berkata,
"Lebih baik kita bahas masalah
Sony terlebih dahulu!"
Sony pun memandang Jamadi dengan takut-takut,
lalu berujar,
"Tuan Jamadi, kemarin malam, ada
orang yang merampok 50.000 gabakku."
"Apa?" seru Jamadi sembari
memandang Sony dengan curiga.Ekspresinya seolah-olah tidak percaya bahwa Sony
bisa mendapatkan 50000 gabak.
Alhasil, Sony yang ditatap seperti
ini merasa sangat tidak nyaman. Dia pun berkata dengan lantang,
"Tuan Jamadi, ada orang yang
merampok 50000 gabakku.Aku ingin kamu membantuku menangkap pencurinya."
"Kalaupun kamu benar-benar
kehilangan 50000 gabak, mana bisa aku menemukan pencurinya!" Jamadi
memutar bola matanya, lalu berkata,
"Bukannya Tuan Wira kalian
sangat cakap? Tuan Budi saja berani dipukulnya. Kenapa kamu nggak memintanya
untuk mencari pencurinya?"
Sony yang mendengar ini mengerutkan
alisnya dan wajahnya tampak sedih. Dia sudah menyiapkan mental sebelum datang
ke sini dan sudah bisa menebak bahwa Jamadi tidak mungkin memedulikan hal ini.
Wira pun berkata,
"Tuan Jamadi, bisakah aku
berbicara denganmu sebentar?"
"Katakan saja secara langsung!
Jangan berbelit-belit!" bentak Jamadi dengan raut wajah mencemooh. Dia
tahu jelas perkataan semacam ini. Itu adalah perkataan orang yang ingin
menyogoknya. Jamadi akan terima jika orang lain yang berkata demikian.
Namun, dia harus bersikap tegas
kepada Wira.Di sisi lain, keempat pengikut Jamadi juga tampak sangat dingin.
Kepala desa saja berani Wira pukul.
Jadi,mereka juga tidak akan sungkan.
Kemudian, Wira berujar tanpa
ekspresi,
"Apakah kamu tahu bagaimana Soni
bisa mendapatkan 50000 gabak?"
Demi memberi kesan mendalam kepada
Wira, Jamadi berencana untuk membalas perkataan Wira dengan garang.
Jadi, dia berkata,
"Nggak ada urusannya
denganku!"
Wira memicingkan matanya dan berkata,
"Sony, beri tahu dia."
Meskipun mengabaikan Wira,
Jamadi tetap ingin mendengar. Dari
ekspresinya saja, tampak jelas bahwa dia juga penasaran.
Sony mendengus dingin, lalu berkata,
"Tuan Jamadi, aku, Sony, memang
nggak punya kemampuan untuk menghasilkan 50000 gabak. Tapi,Tuan Muda Wira bisa.
Dia yang memberiku 50000 gabak supaya aku bisa membangun rumah dan menikah.
"Apa?" Seru Jamadi tak
percaya.
Dia pun menatap Wira dengan kaget.
Wira si anak tak berguna ini
benar-benar memberi 50000 gabak ke Sony si pengangguran ini?Ini bukan penipuan,
ya?
Kedua pengikut Jamadi saling
memandang dan berkata,
"Pengangguran seperti itu saja
diberikan 50000 gabak, sedangkan kita yang bekerja susah payah selama setahun,
5000 gabak pun nggak punya.
Wira memicingkan matanya dan berujar,
"Pak Jamadi, aku adalah orang yang sangat sederhana. Orang yang menjadi
saudaraku akan kuberi uang dan orang yang memusuhiku akan kuhabisi.
Bagaimana denganmu?
Mau menjadi teman atau musuhku?"
No comments: