Bab 25
Sony, Danu, dan Doddy langsung
tercengang.
Mereka tak menduga Wira akan begitu
berani mengintimidasi Jamadi.
Hakim daerah ini punya pasukan
pemanah dan pasukan militer. Selain itu, Jamadi adalah pejabat pemerintah di
pedesaan yang bahkan lebih menakutkan dari kepala desa.
Jamadi yang mendengar ini langsung
murung. Ada kemarahan yang mencuat di hatinya, tetapi dia bisa menahannya. Dia
pun berkata dengan dingin,
"Itu tergantung seberapa
tulusnya kamu!"
Perlu diketahui, hakim daerah dan
kepala desa berkomplot demi memeras uang masyarakat. Namun, uang yang
didapatkan ini masih harus diserahkan ke atasan mereka. Jadi, mereka hanya bisa
menikmati sedikit keuntungannya. Jika Wira bisa memberinya manfaat yang
menarik, sekedar menyapa Budi bukankah apa-apa.
Wira pun mengeluarkan 2.000 gabak
sembari berkata,
"Ambil ini dan traktir
pengikutmu untuk makan-makan."
Mata pengikut Jamadi langsung berubah
menjadi hijau. Mereka tidak menyangka orang ini akan langsung mengeluarkan
2.000 gabak. Bocah ini benar-benar menghamburkan uang.
Sepasang mata Jamadi berbinar, tetapi
raut wajahnya segera berubah menjadi datar. Dia berkata,
"Wira, apa kamu sedang
mempermalukanku?Memberiku uang lebih sedikit dari pengangguran itu?"
Penduduk desa memberi hadiah berupa
induk ayam, daging sapi, atau ikan yang gemuk. Itu semua bahkan tidak sampai
1.000 gabak. Memang, belum pernah ada orang yang memberinya 2.000 gabak.
Namun,uang yang diberikan Wira ini
jauh lebih kecil dari yang diberikan ke Sony,
Di sisi lain, Danu, Doddy, dan Sony
yang melihat ini langsung terharu.
Perbedaan seperti ini saja sudah
menunjukkan bahwa Wira lebih menganggap penting mereka daripada Tuan Jamadi. Wira
pun memicingkan matanya seraya berkata,
"Bagaimana kalau Anda
mengundurkan diri dari posisi ini, lalu bekerja denganku dari dini sampai malam
hari. Dengan begitu,aku juga akan memberimu 50.000 gabak."
"Hehe! Jangan bercanda. Ini
cukup,kok!"
Memahami bahwa itu adalah upah kerja,
Jamadi pun mengambil uang itu.
Setelah itu, dia melambaikan
tangannya seraya berkata,
"Ayo,berkumpul!"
Tidak lama kemudian, empat orang
pemanah dan delapan pasukannya bergegas mendekat.
Wira pun memberi tahu Jamadi bahwa
mereka harus pergi ke Dusun Gabrata untuk menangkap Gavin bersaudara.
Jamadi yang mendengar ini tidak
keberatan sama sekali.
Di pedesaan,kepala daerah otonom
adalah senjata yang terkuat. Selain itu, di belakangnya masih ada beberapa
pejabat pemerintahan lainnya.
Namun, menangkap pencuri butuh kecakapan.
"Doddy, apa kamu benar-benar
bisa melawan empat orang sekaligus?" tanya Jamadi yang memandang Doddy
dengan curiga.
Satu lawan empat, hanya orang
terlatih yang bisa melakukannya.
Dulu, ketika Hasan pensiun dari
militer, dia pernah datang untuk merekrutnya karena ingin mengumpulkan orang
yang bisa bertarung. Mana tahu Hasan berkata bahwa dirinya adalah prajurit
rendahan yang tidak pernah membunuh musuh dalam pertempuran.
Dia bahkan tidak belajar ilmu diri
selama di kemiliteran!
Hasan saja tidak bisa bela diri,
bagaimana bisa mengajari putranya? Mungkinkah bocah ini sangat berbakat?
"Kalau kamu nggak percaya, kamu
boleh menyuruh pengikutmu mengujinya!" ujar Doddy.
Kemudian,sorot matanya menjadi kesal
dan dia berkata,
"Masih ada lagi. Kak Wira sudah
mengganti namaku menjadi Zabran. Jadi, jangan panggil aku Doddy lagi."
Tugas hakim daerah adalah menangkap
para pencuri.
Namun,Jamadi malah dijatuhkan oleh
Kak Wira dengan 2.000 gabak. Jadi, Doddy tidak menganggap serius Jamadi.
"Percaya, kok!" jawab
Jamadi sambil bergidik.
Dia pun menoleh ke arah Danu dan
bertanya,
"Kalau kamu?"
Danu menjawab tanpa ekspresi,
"Satu!,"
Jamadi pun menghela napas lega. Dua
anak buah Wira adalah petarung yang cakap. Jika terjadi sesuatu di masa depan,
Jamadi yang kemampuannya sedikit ini pasti bisa ditekan.
Di sisi lain Doddy tampak masam.
Orang yang bisa dipukul Danu itu dia dan
ayahnya bisa memukul mereka
berdua.Kemudian, sekelompok orang itu
bergegas ke Dusun Gabrata dan Jamadi sudah membuat pengaturan di sepanjang
jalan. Dia menginstruksikan Doddy yang bisa bela diri membawa Sony dan seorang
pasukan untuk menangkap anak kedua, Gandi.
Sementara Danu yang hanya bisa
melawan satu orang akan pergi bersama empat pemanah dan dua pasukan untuk
menangkap Ganjar yang terluka. Terakhir, dirinya dan Wira akan membawa pemanah
beserta tiga pasukan ke rumah kakak tertua, Gavin.
Ketika mereka masuk ke desa, ada
sekelompok warga desa yang langsung mengepung.
Namun, ketika melihat bahwa orang
yang datang adalah Jamadi, warga desa langsung ketakutan dan melarikan diri.
Di pedesaan, hakim daerah lebih
menakutkan dari kepala desa.
Pada dasarnya, kemunculan mereka
hanya untuk menangkap orang. Jadi, para warga ini memilih untuk menonton dari
kejauhan.
No comments: