Perjalanan Dimensi Waktu - Bab 26

 

Bab 26

 

Setibanya di sebuah kediaman kecil berdinding batako, Jamadi pun mengeluarkan pisau lengkung yang tergantung di pinggangnya dan mengayunkannya.

 

Dua pasukan yang membawa tongkat pun segera menendang pintu kayu yang bobrok itu. Kemudian, tiga pasukan berjaga di depan dan dua pemanah yang sudah bersiap dengan busur menerobos masuk secara bersamaan.

 

Di dalam sana, tampak seorang wanita kurus sedang berjalan keluar dari dapur. Dia bertanya,

 

"Tuan-tuan, ada masalah apa?"

 

"Gavin, kamu sudah melakukan kejahatan. Cepat keluar!"

 

Jamadi yang mengabaikan pertanyaan wanita tua itu melambaikan pedang lengkungnya dan lima orang segera menerobos masuk ke dalam rumah.

 

Brak!

 

Dua pintu kayu terbanting ke luar dan langsung menjungkirbalikkan mereka berlima. Setelah itu, tampak seorang pemuda bergegas keluar dengan pisau dan langsung menyerang Jamadi.

 

Wira tercengang. Dia mendapati bahwa sorot mata pemuda ini sangat kuat dan wajahnya memancarkan aura membunuh!

 

Tak terduga, Jamadi yang bahkan tidak mengangkat pisau lengkungnya malah tersenyum dingin dan berkata,

 

"Gavin,membunuh pejabat sama dengan pemberontakan dan seluruh kerabatmu akan dibantai. Aku, Jamadi, nggak menyerangmu. Apa kamu berani membunuhku?"

 

Gavin yang membawa pisau itu terkejut. Setelah itu, dia bergegas lari ke arah tembok halaman. Dia hendak melompati tembok yang setinggi dua meter itu dan melarikan diri.

 

"Reaksinya cepat sekali, bahkan lebih. cepat dari beberapa pelari tercepat di dunia!"Wira merasa bahwa Gavin telah melarikan diri.

 

Namun, sebelum lima pengikut Jamadi memanjat tembok,Jamadi kembali berbalik dengan perlahan dan berkata lagi, "Gavin, apa kamu benar-benar mau melarikan diri? Kamu boleh lari. Tapi, bagaimana dengan istri, anak, dan ibumu? Apa kamu akan membiarkan mereka semua ditangkap dan dipenjara?"

 

Pencurian di Nuala pada awalnya memang sangat serius. Jika satu orang terlibat dalam pencurian, seluruh keluarga dan kerabat akan terkena imbasnya. Hanya saja, ada terlalu banyak kasus pencurian selama masa perang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini.

 

Jadi,penanganannya sekarang agak ringan. Asalkan pelaku tertangkap, keluarga tidak akan terlibat.

 

Namun, jika pelaku kabur, pihak keluarga yang akan dijebloskan ke penjara.

 

Mendengar ucapan Jamadi, Gavin yang berada di atas tembok terpaku dan ekspresi di wajahnya tidak pasti. Pada akhirnya, dia melompat turun sambil membuang pisau di tangannya. Gavin segera berlutut di tanah sambil mengangkat kedua tangannya dan berkata,

 

"Tuan, jangan tangkap keluargaku. Aku, Gavin, mengakui kesalahanku dan bersedia menerima hukuman."

 

Jamadi pun menyimpan pisau lengkungnya dan berkata,

 

"Kita adalah orang sebangsa. Asalkan kamu nggak mempersulit kami, kami juga nggak akan mempersulit keluargamu.

 

Pengawal! Ikat dia!"

 

Kelima pemanah dan pasukannya pun bangkit, lalu membelenggu Gavin.

 

Di sisi lain, Wira terkejut.

 

Dia tidak menyangka hukum ternyata lebih berkuasa dari manusia.

 

Selama 238 tahun Kerajaan Nuala berdiri, hukum raja masih memiliki kekuatan untuk menangkap pencuri.

 

Gavin menyerahkan diri demi ibu, istri, dan anak-anaknya. Dia bisa dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab.

 

Tidak lama kemudian, Danu, Doddy, lima pemanah, beserta pasukan lainnya membawa paksa Gandi dan Ganjar.

 

Ketiga bersaudara itu memiliki perawakan yang sama.

 

Sama-sama berkulit hitam dan kurus. Satu-satunya yang membedakan adalah Ganjar yang pucat.

 

Dia tampaknya menderita luka yang sangat serius.

 

Melihat kejadian ini, sekelompok warga desa pun mengerumuni tempat itu.

 

"Tuan, tolong lepaskan anakku. Dia mencuri demi membelikan obat untukku yang renta ini. Tangkap saja aku!" pinta ibunya Gavin yang bungkuk, kurus, dan berambut putih itu sambil berlutut di depan Wira dan Jamadi.

 

"Tuan Wira. Tolong, maafkan keluarga kami. Mereka memang salah karena sudah mencuri, tapi mereka juga terpaksa. Ibu mertuaku sakit dan perlu minum obat. Tapi, penghasilan suamiku nggak banyak meski sudah banting tulang dari pagi hingga malam. Dia nggak mungkin mencuri kalau bukan karena keadaan. Tolong berbelas kasihlah dan lepaskan dia. Kami akan bersujud kepadamu!" kata salah seorang dari ketiga menantu perempuan. Mereka bahkan mengajak anak-anak mereka untuk berlutut dan memohon belas kasih kepada Wira dan Jamadi.

 

Wira tidak sanggup melihat pemandangan ini. Jadi, dia ingin segera pergi dari sini. Namun, Jamadi tampak acuh tak acuh.

 

"Huh!"

 

Gavin bersaudara adalah orang baik. Kalau tiga tahun yang lalu ayah mereka nggak meninggal, mereka nggak akan mencuri. Sekarang, ibu mereka sakit dan ladang sudah dijual.Ketika petani bagi hasil dan nggak cukup makan pun, mereka nggak akan mencuri. Meskipun mereka menjadi mencuri, mereka nggak pernah mencuri makanan dari desa ini."

 

"Tuan Jamadi, Tuan Wira, tolong lepaskan mereka. Mereka bertiga itu orang baik."

 

"Kalau kamu menangkap ketiganya, bagaimana keluarga mereka bisa hidup?"

 

Satu demi satu penduduk desa mengutarakan pendapat mereka.

 

"Tolong jaga ibu dan anak-anakku!"

 

kata salah satu dari tiga bersaudara itu sambil memandang istri masing-masing.

 

Kemudian, ketiganya bersujud kepada ibu mereka tiga kali tanpa mengatakan apa-apa.Hati Wira perih melihat adegan ini.Sudah bekerja keras, tetapi masih tidak bisa mencukupi kebutuhan ibu, istri, dan anak-anak.

 

Orang baik benar-benar terpaksa menjadi pencuri! Dunia macam apa ini?

 

 

Bab Lengkap 

Perjalanan Dimensi Waktu - Bab 26 Perjalanan Dimensi Waktu - Bab 26 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 16, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.