Bab 53
Luna langsung naik pitam.
"Deon! Kamu benar-benar
kelewatan! Aku tahu kamu berhasil menghindari bahaya dari serangan Penggoda
Bersaudara dengan memanfaatkan bantuan Daniel!"
"Seandainya aku nggak menghargai
kedatanganmu semalam, aku pasti sudah mengusirmu dari tadi!"
Pada saat ini, Suzie kebetulan keluar
dan menyela keduanya.
"Supnya sudah matang, cepat
masuk selagi supnya masih panas!"
Karena malas berdebat terus dengan
Deon, Luna segera berbalik dan masuk, lalu duduk di salah satu kursi meja makan
dan menyantap supnya dengan ekspresi dingin. 2
Di sisi lain, Deon masuk dengan
enggan.
"Bu Luna, ada sesuatu yang ingin
aku bicarakan denganmu."
"Kalau bukan untuk meninta maaf,
aku nggak mau mendengarkan satu pun kata darimu," jawab Luna sambil
meliriknya dengan dingin.
Dinginnya bagaikan ratu kejam yang
duduk di singgasananya.
Mulut Deon berkedut. Meminta maaf?
Ini bukan salahnya, lantas untuk apa dia harus meminta maaf?
Namun, karena ada kepentingan, Deon
terpaksa menjawab dengan rendah hati.
"Baiklah, aku salah, aku
cemburu. Bu Luna, apakah sekarang kamu puas?"
Ekspresi Luna sedikit melembut. Dia
berkata, "Katakan saja langsung. Apa maumu? Kenaikan gaji? Atau kenaikan
jabatan?"
"Pergilah ke rumahku bersamaku.
Ibuku ingin bertemu dengan menantu perempuannya, yang tak lain adalah
kamu!" jawab Deon.
Luna hampir tersedak, lalu menatap Deon
sambil membelalak.
Suzie yang duduk di sampingnya malah
tertawa terbahak -bahak.
"Luna si menantu perempuan!
Hahaha! Luna, ternyata wanita kuat dari sebuah grup besar ujung-ujungnya harus
mengunjungi mertuanya juga!"
Luna menyeka mulutnya dengan saputangan
dan berkata dengan serius, "Kita bicarakan lagi saat aku senggang."
Deon buru-buru berkata, "Jadi,
kamu setuju?"
Luna mendengus dan berkata,
"Tergantung. Kalau kamu membuatku marah lagi, lihat saja nanti!"
Deon berkata dengan girang,
"Baiklah! Aku akan mematuhi semua keinginanmu, Bu Luna!"
Wah, tak disangka Ratu Gunung Es
setuju juga!
Benar-benar tak disangka, semoga saja
dia akan setuju sampai Hari H!
Di luar vila.
Daniel mengemudikan mobilnya di tepi
jalan raya. Di sana, seorang pria berjubah hitam telah lama menunggunya.
Daniel langsung berbaring tengkurap
di lantai dan bercucuran keringat karena takut.
"Tuan Stef, aku telah melakukan
perintahmu! Tolong lepaskan keluargaku!"
Stef tersenyum licik.
"Kamu nggak berhak tawar-menawar
denganku! Aku sudah meniduri adikmu selama beberapa hari dan rasanya nikmat
sekali! Dengar baik-baik. Kalau kamu membawa Luna ke perjamuan Keluarga Tier
besok malam, seluruh keluargamu akan aman sentosa!"
"Kalau nggak, bukarı hanya kamu
yang akan kumusnahkan, tapi seluruh keluargamu juga. Aku bisa membunuh kalian
semua dalam sekejap!"
Setelah menghabiskan sup ....
Deon keluar dari vila. Tidak jauh
dari sana, Killan keluar dan tiba-tiba berlutut dengan satu kaki.
"Kak Deon, aku minta maaf!
Supaya identitasmu nggak terungkap, aku mengambil inisiatif sendiri dan
mengubah beritanya menjadi Mira-lah yang mengalahkan Penggoda Bersaudara!"
Deon menghela napas.
"Ternyata kamu yang
melakukannya, ya. Yah, nggak apa apa, sih! Lagi pula, kamu melakukannya demi
kebaikanku! Tapi ingatlah, lain kali, kamu harus meminta izin padaku dulu
sebelum mengambil keputusan apa pun!"
Killan berkata dengan
sungguh-sungguh, "Baik!"
"Selain itu, Kak Deon, kabarnya
Organisasi V mempercepat rencana konspirasi mereka .... Waktu kita nggak
banyak."
"Aku akan menemukan mereka dan
menghancurkan mereka secepat mungkin. Jangan khawatir."
"Siap!"
Setelah menyuruh Killan pergi, Deon
mulai merencanakan sesuatu.
Hari ini, Deon datang ke kantor
departemen dan menemukan bahwa atasan mereka yang menyebalkan, Pak Jason, sudah
dipecat!
"Kak Deon, beberapa hari ini
kamu nggak masuk kantor. Ke mana saja kamu?"
Mina dan Dimas bergegas menyapanya.
Deon tersenyum dan berbohong,
"Akhir-akhir ini aku lagi pindahan, jadi aku agak sibuk. Omong-omong, di
mana Pak Jason?"
Mendengar pertanyaan ini, keduanya
langsung menjawab dengan ekspresi misterius.
"Sejak kamu menjatuhkan Pak
Jason, Bu Luna langsung memecatnya! Sekarang, kita sudah punya penanggung jawab
baru!"
Deon kaget karena tidak menyangka
Luna akan bertindak secepat itu. Apakah ini adalah hadiah dari Luna untuknya?
Pada saat ini, seorang wanita muda
yang anggun dan elegan berjalan masuk dan menyapa Deon sambil tersenyum.
"Apakah kamu yang namanya Deon?
Salam kenal! Aku penanggung jawab baru di departemenmu. Perkenalkan, namaku
Quina Harts, kamu boleh memanggilku Kak Quina."
Pinggangnya ramping, pantatnya
montok, kakinya mulus dan ramping, bahkan postur berjalannya pun memancarkan
aura yang menawan.
Deon tampak agak malu. Dia
menundukkan kepalanya dan menjawab dengan sopan, "Salam kenal, Bu
Quina!"
"Reputasimu sangat bagus! Deon,
aku telah mendengar kabar tentang perbuatanmu beberapa hari lalu!"
Quina membungkuk dan berbicara kepada
Deon dengan ramah.
"Kamu tampan juga, ya! Kamu
punya pacar nggak?"
Dalam sekejap, pandangan Deon
ditutupi salju putih yang tak berujung. 1
Di saat itu, Deon menyadari bahwa
bagian atas baju Quina tidak dikancing!
Gara-gara hal itu, payudaranya
terlihat besar dan melar!
No comments: