Bab 14 Dokter Elisa Sang Penyelamat!
"Ya, Tuan Adrian. Mereka ingin
bertemu dengan putri palsu itu dan ingin tahu keberadaannya sekarang,"
kata kepala pelayan yang mengusir Elisa keluar di hari pertama.
Adrian teringat motor listrik bobrok
tadi dan matanya terlihat kesal. "Pantas saja dia menolak uang tadi! Dia
merasa jumlahnya terlalu sedikit dan ingin menempel ke keluarga Yuridis!"
"Mereka sekeluarga benar-benar
tidak tahu malu!" kata kepala pelayan dengan marah. "Saya akan
mengusir orang itu. Saya punya cara untuk menghadapi orang seperti
mereka!"
Adrian berpikir lebih dalam dan
berkata, "Tapi jangan terlalu berlebihan, keluarga Yuridis harus menjaga
martabatnya."
Kepala pelayan menjawab, "Jangan
khawatir, saya mengerti."
Adrian menutup telepon dan kembali
masuk untuk bersulang. Sebentar lagi Yabel mereka akan menjadi bagian dari
keluarga Gerots. Dengan reputasi keluarga Gerots di dunia medis, putrinya pasti
akan berhubungan dengan keluarga Apdi, dan masa depan kariernya akan cerah.
Mana mungkin dia bisa punya waktu
luang untuk mengurus Elisa, kerabat miskinnya itu di saat yang penting ini?
Sungguh konyol!
Pada hari itu, Adrian tidak pergi
sendiri untuk menemui Manajer Furi yang datang mencari Elisa dan itu menjadi
penyesalan terakhir dalam hidupnya!
Sore hari, Komunitas Lestari.
Elisa sudah mulai melakukan
konsultasi medis, Orang-orang yang datang untuk berobat datang terus-menerus.
Dia bahkan tidak punya waktu untuk minum air.
Hanya saja, ponselnya terus berdering
sejak tadi.
Saat Elisa membukanya, ada banyak
pesan yang menumpuk.
"Bos, kenapa Bos menolak
permintaan dari keluarga Apdi?"
"Bos, aku sudah bicara dengan
keluarga Apdi kalau Bos akan datang."
"Bos, apa sesuatu terjadi pada
Bos?"
"Bos..."
Melihat bawahannya terus-menerus
mengirimnya pesan, Elisa meluangkan waktu dan menjawabnya: " Aku sudah
pergi, tapi satpam di sana nggak membiarkanku masuk."
"Satpam?" Siapa yang bisa
membayangkan kalau urusan penting putra tertua keluarga Linzy akan hancur di
tangan seorang satpam? Dia menurunkan egonya dan berkata, "Bos ada di mana
sekarang? Aku akan menjemput Bos sekarang!"
Elisa minum seteguk air. "Nggak
usah, aku lagi melakukan konsultasi medis, jadi nggak bisa pergi."
Lexy berjalan bolak-balik dengan
gelisah. "Bos, tolong datang lagi demi aku. Aku mohon."
"Lexy, kamu tahu aturanku. Aku
nggak akan mengobati orang yang hanya mencari keuntungan." Setelah
membalas pesan ini, Elisa mematikan ponselnya.
Dia mengangkat pandangannya dan
menatap orang tua yang datang untuk berkonsultasi dengan mata hitamnya yang
indah. "Bapak merasa tidak nyaman di mana?"
"Tanganku nggak bisa
diangkat." Orang tua itu mengenakan pakaian kain sehingga jelas terlihat
kalau dia berasal dari kabupaten, bukan dari komunitas.
Tetapi orang-orang di sekitarnya juga
tahu kalau Dokter Elisa tidak memandang latar belakang seseorang. Dia akan
memberikan konsultasi gratis selama itu adalah hari Minggu.
Elisa meraba bagian bahu orang tua
itu dan berkata, "Bapak masuk angin. Tulang Bapak juga agak rapuh. Jangan
tidur di posisi yang sama dalam waktu yang lama, lalu jangan gunakan bantal
yang terlalu tinggi, dan Bapak juga harus lebih banyak bergerak."
"Hanya itu? Aku nggak perlu
melakukan rontgen?" Mata orang tua itu terbelalak. "Nggak perlu
operasi? 11
"Kenapa haru melakukan operasi
untuk masalah kecil?" Elisa tersenyum. "Coba ulurkan tangan
Bapak."
Orang tua itu mengikuti instruksinya
meski wajahnya terlihat agak ragu. 1
Elisa memegang lengannya, menekan
titik akupunktur dengan ujung jarinya, dan mengangkatnya dengan keras.
Klak!
Sebelum orang tua itu sempat
bereaksi, Elisa tersenyum dan berkata, "Coba lagi sekarang."
"Sudah sembuh! Benar-benar sudah
sembuh!"
Orang tua itu mengibaskan lengannya
dengan tidak percaya. "Lenganku bisa diangkat!"
Orang-orang di komunitas sudah
terbiasa dengan keahlian medis Elisa yang luar biasa.
Namun, mata orang tua itu menjadi
merah dan dia memegang erat tangan Elisa. "Terima kasih, Dokter! Aku sudah
pergi ke banyak rumah sakit besar, bahkan Kepala Departemen bilang kalau aku
menjalani operasi untuk memperbaiki lenganku ini. Aku datang dari daerah kecil
dan keluargaku benar-benar nggak punya uang. Tadinya aku berpikir untuk menyerah
kalau lenganku nggak bisa disembuhkan, tapi untungnya aku bertemu dengan Dokter
hari ini! Dokter benar-benar penyelamat yang membantu orang miskin dari
penderitaan!"
No comments: