Bab 7 Menyelamatkan Orang yang
Penting
Orang-orang menghela napas dan mulai
berbicara satu sama lain.
"Semua orang yang datang ke
Caesar hari ini adalah orang-orang terkenal. Katanya mereka semua berasal dari
keluarga bangsawan dokter yang terkenal."
"Kalau gitu, anak kecil ini...
"
Elisa tidak terkejut mendengarnya
karena anak laki-laki ini berpakaian rapi, bahkan jam tangannya saja sudah
sangat berharga.
"Lain kali, jangan lupa bawa
pengawal saat pergi."
Elisa memberikan perintah sambil
menutup kotak obat.
Anak laki-laki itu memeluk kaki Elisa
saat Elisa hendak pergi. 1
Elisa menundukkan kepala dan
menatapnya.
Anak laki-laki itu tidak berkata
apa-apa dan hanya memegang ujung baju Elisa.
Setiap kali Elisa melangkah, dia juga
melangkah.
Terus seperti ini juga bukan solusi.
Elisa menghentikan langkahnya.
"Aku akan mengantarmu pulang."
"Oke!" Anak laki-laki itu mengangguk
dengan tegas. "Aku akan menyuruh keluargaku berterima kasih dengan benar
pada Kakak!"
Elisa merapikan lengan baju anak itu:
"Nggak perlu berterima kasih, Kakak nggak mengambil biaya pengobatan dari
anak-anak."
"Kalau gitu... " Mata bulat
anak laki-laki itu berputar. "Apa Kakak sudah punya pacar?"
Elisa berdiri tegak.
"Belum."
"Kalau gitu, aku akan menyuruh
kakak ketigaku menikahi Kakak untuk membalas budi!" Anak laki-laki itu
tersenyum dengan gembira dan berkata sambil menghitung dengan jari-jari
kecilnya, "
Kakak ketigaku memang nggak suka
bicara, tapi dia tampan dan sangat pandai mencari uang. Dia bisa meningkatkan
citra seseorang di mata orang lain! Banyak perempuan yang ingin menikah
dengannya, loh."
Setelah mendengar itu, Elisa berkata sambil
tertawa, "Sekarang Kakak belum punya rencana untuk menikah."
"Oh." Anak kecil itu
langsung kecewa dan telinganya pun terkulai. Dia berjalan dengan sedih
sepanjang jalan.
Setelah sampai di depan hotel, dia
mengangkat wajahnya dengan penuh antusias. "Gimana kalau Kakak bertemu
dengan kakak ketigaku dulu? Setelah itu, Kakak baru membuat keputusan!"
Muka Kak Jason pasti bisa membuat
kakak ini jatuh cinta! Soalnya Kak Jason sangat pandai menipu orang dengan
wajahnya!
Elisa tersenyum. "Apa kakakmu
tahu kalau kamu mempromosikannya seperti ini?
"Dia selalu sakit." Anak
laki-laki itu berkata dengan wajah serius, "Semua orang di rumah berharap
dia segera menemukan seorang istri. Kakak punya keterampilan medis yang hebat
dan juga sangat cantik! Pasti ada banyak pria yang ingin menjadi pacar Kakak,
jadi tentu saja aku harus berjuang lebih awal untuk kakak ketigaku."
Elisa melihat mulut kecil anak itu
kering dan pucat sehingga dia membelikan sebotol air mineral dan sebungkus
biskuit untuknya. "Jangan banyak bicara dulu. Kamu belum sembuh
total."
Anak laki-laki itu sangat patuh. Dia
akan memakan apa pun yang diberikan Elisa.
Dia tidak bisa membuka botol air
mineral sendiri sehingga dia mengangkat tangan kecilnya dengan tinggi dan
berkata dengan lemah lembut, "Tolong bantu aku, Kak."
Asisten Jeremy yang datang menjemput
melihat pemandangan ini begitu turun dari mobil.
Itu? Putri palsu yang diusir oleh
keluarga Yuridis? Kenapa Tuan Michel bisa bersamanya?
Tuan Michel bahkan meminta orang lain
membukakan botol minum? Apa ... dia berubah?
Ekspresi heran terlintas di mata
Asisten Jeremy, tetapi dia segera mengendalikan emosinya.
Dia mengenal Elisa, tetapi Elisa
tidak mengenalnya.
Asisten Jeremy tidak mengungkapkan
identitasnya saat menyapa. Dia mendekat dengan tergesa-gesa." Tuan Michel!
Akhirnya saya menemukan Tuan! Untungnya Tuan baik-baik saja."
"Kakak yang
menyelamatkanku." Anak laki-laki itu memegang tangan Elisa. Wajahnya tegar
seolah-olah ini adalah dirinya yang sebenarnya.
Asisten Jereñay membungkuk lalu
berkata dengan sopan dan ramah, "Terima kasih banyak, Nona Elisa. 11
Elisa menatapnya dengan tenang.
"Dia sudah berterima kasih sendiri."
Sikap ini membuat Asisten Jeremy
tidak mengerti situasinya sejenak dan hanya berkata kepada anak laki-laki itu,
"Tuan Michel, bos menggunakan koneksi pribadinya untuk mencari Tuan.
Sekarang dia ada di dalam mobil dan bahkan belum makan obat siangnya."
Setelah mendengar itu, anak laki-laki
itu terkejut dan mengangkat kepalanya seolah dia tidak menyangka kalau kakak
ketiganya akan pergi sendiri.
Jendela mobil Maybach turun sedikit.
Seseorang bisa terlihat samar-samar di dalamnya. Tubuhnya ramping, posturnya
anggun, dan tangannya terkepal di bibirnya seolah sedang batuk. Setiap
gerakannya seperti seorang tuan muda dari keluarga bangsawan yang terlihat
anggun...
No comments: