Bab 10 Elisa Mempermalukan Keluarga
Yuridis
Elisa yang sedang menopang sepeda
dengan kaki panjangnya melihat adegan ini dengan santai. Aura kehadirannya yang
kuat membuat orang sulit mengabaikannya.
Adrian menatapnya sambil menahan rasa
jengkel. Dia menyodorkan kartu kepadanya dan berkata dengan pelan, "Elisa,
terima uang ini sebagai ucapan terima kasih, lalu pergi."
Hari ini adalah hari di mana Yabel
belajar menjadi dokter, jadi dia tidak ingin ada kejadian yang tidak
diinginkan.
Elisa yang tadinya sedang duduk bersandar
sambil menatap dengan mata hitam yang tenang dan terlihat tidak peduli
perlahan-lahan tersenyum saat mendengar ini.
100 juta? Untuk membantunya?
Terima uang ini sebagai ucapan terima
kasih, lalu pergi?
Keluarga Yuridis benar-benar berusaha
keras untuk menciptakan citra "kerabat miskin yang serakah " pada
dirinya.
Saat semua orang mengira Elisa akan
pergi dengan kartu itu, Elisa langsung melempar kartu bank itu dengan tegas dan
cepat!
Tiba-tiba!
Semua orang tercengang.
Wanda tidak bisa mengendalikan
dirinya dan berteriak, "Apa yang kamu lakukan! Kami hanya ingin
membantumu, jangan bertindak keterlaluan!"
"Membantuku?" Elisa
menopang dagunya dan tersenyum. "Nyonya Wanda, aku nggak tertarik dengan
akting kalian. Sebaiknya Tuan Adrian menyimpan uang ini untuk menafkahi Nyonya
Wanda. Bagaimanapun juga, dia itu selingkuhan yang naik pangkat, itu cukup
melelahkan baginya."
"Kamu! Kamu ... " Wanda
marah sampai dadanya gemetar. Dia hampir saja mengucapkan kata-kata yang tidak
seharusnya diucapkan!
Adrian juga marah dan mengepal
tinjunya. Dia mungkin sudah menampar Elisa kalau tidak ada orang luar di sini.
1
Wanda memang bukan istri asli Adrian.
Saat Adrian datang ke Kota Sulga untuk berbisnis, Wanda tertarik padanya, dan
akhirnya keduanya menjadi sepasang kekasih.
Adrian tertarik pada kekuatan
keluarga Zico di Kota Sulga, itulah sebabnya dia meninggalkan istri pertamanya
di kota kecil dan menikahi Wanda. Namun, tidak ada orang yang mengungkapkan
semua ini ke publik.
Kalimat Elisa ini menghancurkan semua
citra kasih sayang yang telah dibangun dengan baik oleh Adrian dan Wanda!
Kenapa sebelumnya mereka tidak
menyadari kalau gadis ini begitu sulit dihadapi!
Semua ekspresi orang di sana terlihat
tidak baik.
Orang tua itu juga mengernyitkan
kening. Dia jelas tidak tahu kalau hal seperti ini pernah terjadi.
Yabel yang telah dijemput pulang
mengetahui situasi ini dengan jelas. Dia yang cerdas tahu kalau dia tidak boleh
membiarkan Elisa terus berbicara di dalam situasi seperti ini.
Yabel berkata dengan lembut,
"Ayah, Ibu, sudah waktunya makan."
Suara Yabel membuat Adrian dan Wanda
kembali tersadar.
Adrian sangat pandai dalam membangun
citra di luar. Dia menatap Elisa dan berkata, "Kamu nggak tahu sopan
santun karena kamu berasal dari tempat kecil, jadi kami nggak akan berurusan
denganmu."
Dia menatap Wanda sambil berkata
begitu. "Kamu juga harus berhati-hati saat membantu orang. Takutnya
kebaikanmu malah dibalas dengan kejahatan."
Wanda masih menatap Elisa tanpa
menyembunyikan niat jahat di matanya.
Elisa membiarkan Wanda melihatnya.
Wajah Elisa sangat cantik. Matanya hitam dan dalam sehingga membuat orang lain
sulit menebak pikirannya.
Sikapnya hampir membangkitkan emosi
Wanda lagi.
"Ibu, jangan marah lagi. Amarah
Ibu nggak layak untuk orang luar." Yabel memegang lengan Wanda dengan
tepat waktu. "Bu Fenny adalah orang yang bijaksana. Dia nggak akan salah
paham tentang Ibu hanya karena rumor sembarangan."
Kalimat ini mengingatkan Wanda untuk
tidak kehilangan sopan santunya lagi.
Ini juga memberikan kesempatan pada
Wanda untuk mempertahankan citranya pada saat yang sama.
Seperti yang diharapkan, Wanda segera
menyadari kesalahannya dan menghela napas dengan menyesal. "Aku
benar-benar membantu orang dengan cara yang salah."
Yabel menghiburnya, "Ibu nggak
salah. Orang-orang zaman sekarang punya harga diri yang tinggi. Kalau Ibu
langsung kasih kartu kayak gitu, orang yang sensitif akan merasa Ibu
merendahkannya."
Apa Yabel sedang mengatainya sebagai
orang miskin yang punya banyak masalah?
Elisa menatap lawan bicaranya dengan
antusias.
Taktik wanita bermuka dua ini tidak
terlalu terang-terangan.
Namun, Yabel melihatnya pagi ini
melalui jendela mobil dan tahu kalau dia datang untuk mengobati Tuan Jason,
tetapi kenapa wanita bermuka dua ini bisa melupakannya secepat itu?
No comments: