Bab 275
Arjun tertawa canggung dan berkata
dengan takut-takut, "Bercanda saja. Jangan marah, Tuan Nathan. Saya hanya
bercanda."
Dia sama sekali tidak meragukan
kebenaran dari perkataan Nathan. Berdasarkan kekuatan pria ini, Arjun pasti
akan diizinkan untuk melakukan komedi tunggal.
Mobil berhenti di depan sebuah gedung
di Analin.
Arjun membukakan pintu mobil untuk
Nathan sambil berkata, "Tuan Nathan, ini adalah markas Janda Hitam, markas
besar pasukan bawah tanah Analin."
Nathan melirik sekilas dan
mengangguk, "Lumayan, cukup mengesankan."
Tepat di saat ini, seorang wanita
cantik yang mengenakan kerudung berjalan perlahan mendekati mereka. Wanita ini
juga dikelilingi oleh beberapa master yang punya aura kuat.
"Kak Arjun, akhirnya kamu datang
juga. Silakan masuk. Tuan Simon dan Tuan Julian sudah nggak sabar menunggu
lagi," kata wanita cantik itu sambil tersenyum. Dia juga tak lupa melirik
ke arah Nathan.
Arjun memperkenalkan, "Tuan
Nathan, ini adalah Nayana, penguasa Analin di Beluno. Dia juga dikenal sebagai
Nyonya Nayana."
Selesai memperkenalkan Nayana, si
Janda Hitam, Arjun bersiap memperkenalkan Nathan.
Namun, Nayana tertawa manis dan
berkata lebih dulu, " Kak Arjun, kamu nggak perlu mengenalkan pemuda
tampan ini padaku."
"Aku sudah sering mendengar
tentang reputasi dan juga semua tindakannya."
"Kudengar, di hari di mana
kepala Keluarga Halim yang baru menjabat, Nathan bertarung dengan tetua
Keluarga Halim hingga seri hanya dengan satu pukulan. Hebat sekali. Benar-benar
pahlawan muda!" 1
Sembari berbicara, dia juga
melemparkan tatapan genit pada Nathan.
Harus di akui, Janda Hitam, Nayana
ini, memang sudah setengah baya, tetapi dia masih saja menawan dan genit.
Namun, Nathan hanya tersenyum
mendengar godaannya.
Nayana ini punya banyak informasi
juga. Meski dia belum pernah bertemu dengan Nathan, dia tahu tentang
pertarungan Nathan dengan tetua Keluarga Halim.
Di balik penampilannya yang cantik
nan seksi, wanita ini juga sangat licik dan punya banyak akal.
Arjun tahu bahwa Nathan biasanya
tidak tertarik pada wanita.
Jadi, dia berdehem dan mengambil
inisiatif untuk berkata, "Nyonya Nayana, lantaran Simon dan lainnya sudah
sampai, mari kita masuk dan bahas masalah penting."
Nayana tertawa. "Baiklah, Tuan
Julian sudah teriak-teriak dari tadi. Dia sudah nggak sabar menunggu lama
lagi."
"Tapi kudengar sepertinya Tuan
Nathan dan Tuan Julian punya sedikit konflik."
"Kak Arjun, bukankah nggak
leluasa bagimu membawa Tuan Nathan masuk ke dalam?"
Arjun mendengus dingin. "Di mana
Tuan Nathan berada, di situlah aku berada. Kalau Tuan Nathan pergi, aku juga
akan mengikutinya. Kalau Simon nggak serius ingin bahas masalah, kita juga
nggak perlu bahas lagi."
Nayana buru-buru berkata, "Kak
Arjun, apa yang kamu bicarakan? Kita bertiga sudah sepakat kalau kita boleh
minta bantuan dari siapa pun."
"Tapi Gluton mengundang Tuan
Nathan untuk datang. Bukankah ini sedikit kurang pantas, Kak Arjun? Kamu
harusnya tahu latar belakang Tuan Julian. Dia didukung oleh Sekte Pirata."
Arjun berkata dengan nada meremehkan,
"Memangnya kenapa kalau Sekte Pirata? Julian hanyalah sampah di hadapan
Tuan Nathan."
Nayana hanya menggelengkan kepalanya.
Arjun dari Gluton selalu ceroboh dan tidak pandai bersosialisasi dengan orang
lain.
Bisa dikatakan, dia tidak punya
kecerdasan emosional dan keras kepala.
Sekarang Simon mendapat dukungan dari
Julian dan punya kekuatan yang luar biasa.
Sebaliknya, Arjun hanya mengundang
seorang anak muda yang begitu sombong dan bahkan menganggap Julian sebagai
sampah.
Setelah pembicaraan malam ini, Nayana
sudah bisa menebak bahwa Gluton kemungkinan besar akan tersingkirkan.
Entah apa yang dipikirkan Arjun.
Bisa-bisanya dia berpikir untuk mengandalkan bocah bernama Nathan ini.
No comments: