Bab 2701
Begitu Saka pulang, dia langsung
dibawa pergi oleh Lorian.
Lorian berkata dengan cemas,
"Kak Saka, oh nggak, Adik Ipar, apakah kamu benar ingin bertarung dengan
Ederick?"
"Kenapa?" tanya Saka sambil
meliriknya.
"Ederick itu... benar-benar sangat
hebat," jawabnya.
Lorian berkata dengan serius,
"Dia sama sepertimu, dia juga berjuang keras dari bawah. Selain itu,
dengan meninggalnya Kaisar Tua yang mengaguminya, dia nggak mendapatkan banyak
sumber daya dari Sekte Sulos. Dia hanya mengandalkan menyelesaikan misi sekte
dengan berjuang keras untuk mengumpulkan sumber daya sedikit demi sedikit untuk
kultivasi."
"Jangan meremehkannya karena dia
adalah master ilahi tingkat delapan. Bahkan jika dia bertarung dengan master
ilahi tingkat sembilan pun juga bisa! " lanjutnya.
Setelah itu, Lorian menghela napas
panjang seolah-olah dia sangat mengkhawatirkan Saka.
Saka meliriknya dan berkata,
"Benar juga. Kalau aku mati dalam pertarungan, nggak ada lagi yang bisa
membuatkan penawar racun untukmu..."
"Bagaimana kalau aku langsung
mendetoksifikasi racun di dalam tubuhmu?" ujar Saka.
"Itu, tu ..."
Lorian tiba-tiba menjadi bersemangat,
tetapi kemudian dia melihat Saka menatapnya sambil tersenyum sinis. Seketika
dia berkata dengan ragu-ragu, "Bukan itu yang kumaksud."
Saka tersenyum dan menganggukkan
kepalanya pelan, lalu berkata, "Kalau bukan begitu, kamu harus bantu aku.
Setelah selesai nanti, aku akan memberimu penawar racun selama satu
tahun."
"Bantuan apa?" tanya Lorian
tiba-tiba menjadi waspada.
"Cari tahu tentang warga Prastya
secara mendalam... " kata Saka.
Perasaan tidak asing dari lelaki tua
berwajah hitam itu membuatnya merasa tidak nyaman.
Lorian menghela napas lega setelah
mendengar perkataannya. Lalu, dia segera mengiyakan dan langsung pergi.
Saat ini, hanya tersisa Saka di dalam
kamar. Ederick datang untuk menghentikannya berganti pemerintahan. Dia juga
khawatir dengan bergantinya pemerintahan akan menyebabkan perang dunia.
Namun, dia tidak tahu seberapa besar
kekuasaan yang ada pada Saka.
Saat ini keluarga Dimasta, keluarga
Romli dan keluarga Atmaja sudah berpihak pada dirinya. Selain itu, Julio juga
sedang mencoba menghasut keluarga Dinata untuk memberontak. Namun, pendirian
keluarga Dinata sebenarnya tidak begitu penting lagi.
Lagi pula, Saka juga sudah
mengumpulkan lebih dari sepuluh mayat master ilahi. Begitu dia membentuk
Formasi Pembantaian Kehidupan, dia akan layak menjadi raja ilahi setengah
langkah.
Kini dia hanya perlu menunggu Guru
Negara kembali agar bisa melawan pihak Kaisar.
"Omong-omong... ke mana perginya
Guru Negara? " pikir Saka.
Begitu memikirkan hal ini, ekspresi
Saka langsung menjadi agak linglung. Dia melihat ke arah kejauhan, seolah-olah
melihat sosok putih dan dingin yang dikenalnya itu lagi.
Ehm?
Tunggu sebentar, ini tidak benar!
Tiba-tiba Saka berdiri dengan
terkejut dan dia melihat kabut di depannya bergerak. Ternyata ada sesosok
wanita yang berjalan perlahan keluar dari kabut!
"Guru Negara!" ujar Saka.
Saka langsung terkejut senang dan
menghampirinya.
Namun, terdengar suara tua sama-sama
dari dalam tubuhnya yang berkata, "Guru Negara sialan. Itu hanya hantu tua
yang berpura-pura menjadinya."
Setelah mendengar perkataan itu,
senyuman di wajah Saka agak membeku. Dia menatapnya dengan menggunakan kemampuan
mata ganda untuk membedakan yang asli dan yang palsu.
Lalu, dia melihat bahwa di balik
penampakan Guru Negara itu sebenarnya ada wajah seorang lelaki tua berwajah
hitam.
Saka teringat bahwa lelaki tua
berwajah hitam itu pernah mengatakan bahwa dirinya akan datang untuk mencari
masalah...
Kini dia melihat Guru Negara yang di
hadapannya tersenyum tipis dan berjalan ke arahnya, lalu berkata dengan suara
lembut, "Kenapa kamu nggak berlutut saat melihatku?" Saka terdiam.
No comments: