Bangkit dari Luka ~ Bab 764

Bab 764

 

Witan tampak sangat menikmati pandangan memohon dari Sania. Akhirnya, dia pun berkata pada Nindi, "Lepaskan dia."

 

Nindi menaikkan alisnya. "Beraninya kamu menyuruhku?"

 

Witan merasa malu, barulah dia menatap Sania." Kalau begitu, jawab saja dengan jujur."

 

Sania masih tidak menyerah dan ingin meminta bantuan Witan.

 

Nando tidak tahan melihatnya dan menampar Sania. "Bicara! Kalau nggak, Tuhan pun nggak bisa menyelamatkanmu!"

 

"Ka... kalian kalau berani melakukan sesuatu padaku, itu melanggar hukum!"

 

Nindi berkata dengan dingin, "Apa yang ayahmu lakukan dulu, dan juga penggelapan uang perusahaan yang kamu lakukan, bukankah semuanya melanggar hukum?"

 

Sania akhirnya mulai takut.

 

Dia menundukkan kepalanya, terus memikirkan apa yang harus dia lakukan.

 

Nindi kehilangan kesabaran. "Sania, kamu mau bicara atau nggak?"

 

"Ayahku menyuruhku mentransfer uang itu. Setelah itu, aku akan mencari kesempatan untuk menemuinya, lalu mencari cara untuk mengubah identitasku dan pergi hidup di tempat lain. Dengan begitu, kalian nggak akan bisa menemukanku."

 

Darren bereaksi paling keras setelah mendengar kalimat ini.

 

Tangannya baru aja dibalut, tapi dia menatap Sania tajam. "Sejak kecil aku nggak pernah menyakitimu. Kenapa kamu tega bersekongkol dengan ayahmu dan melakukan ini?"

 

Sania menciut. Dia berkata sambil terisak, "Karena aku merasa Nindi punya segalanya, sedangkan aku nggak punya apa-apa. Ditambah lagi, ayahku terus mengancamku. Kalau aku nggak menuruti perkataannya, dia akan memberitahu kalian tentang keberadaannya. Saat itu, aku hanya akan diusir dari keluarga Lesmana!"

 

"Kalau begitu, seharusnya kamu memberi tahu kami. Bagaimanapun juga, kejadian di masa lalu nggak ada hubungannya denganmu. Aku nggak akan melampiaskan amarahku padamu. Tapi kamu terus menyembunyikannya dan bahkan mengkhianati keluarga Lesmana. Apa menurutmu kamu akan berakhir dengan baik?"

 

Sania langsung berlutut. "Kak Darren, aku benar -benar tahu aku salah sekarang."

 

"Kalau kamu tahu salah, sekarang katakan ke mana larinya uang itu?"

 

Hal yang paling dikhawatirkan Darren saat ini adalah uang.

 

"Aku benar-benar nggak tahu! Bukannya Nindi sudah menangkap ayahku? Seharusnya dia sudah mendapatkan uangnya, 'kan?"

 

Sania dengan cerdik mengalihkan perhatian Darren.

 

Benar saja Darren menoleh ke Nindi Lesmana dan bertanya, "Uangnya mana?"

 

"Nggak ada."

 

Nindi menjawab dengan dingin, "Uang itu sudah dipindahkan oleh orang lain. Itu berarti ayah Sania punya kaki tangan di luar sana!"

 

Dia sengaja mengatakan itu.

 

Sekarang semua orang di keluarga Lesmana mengira ayah Sania ada di tangannya.

 

Sania dengan cemas menjawab, "Aku benar-benar nggak tahu! Ayah nggak pernah menceritakan masa lalunya padaku. Setiap kali aku bertanya, dia nggak pernah memberitahuku."

 

"Kamu berbohong!"

 

"Aku benar-benar nggak bohong!"

 

Nindi menatapnya. "Apa kamu berani bersumpah? Kalau kamu berbohong, maka kamu akan jadi orang miskin seumur hidupmu!"

 

"Baik, aku bersumpah kalau apa yang aku bilang barusan adalah bohong, maka seumur hidupku aku akan jadi orang miskin. Bagaimana? Apa itu sudah cukup?"

 

Sania merasa sedikit kesal, karena dia memang tidak tahu.

 

Dia sudah bertanya beberapa kali, tapi ayahnya tidak memberitahunya apa yang terjadi.

 

Kali ini Nindi merasa kecewa, perempuan licik itu benar-benar tidak tahu apa-apa.

 

Bagaimanapun juga, sumpah serapah menjadi orang miskin adalah yang paling efektif bagi Sania.

 

Melihat itu, Sania berkata sambil menangis, "Kalau ayahku ada di tanganmu, kenapa kamu nggak tanya saja padanya?"

 

"Apa perlu kamu memberitahuku?"

 

Nindi sedikit tidak sabar. Karena tidak ada informasi yang didapat, berarti Sania tidak berharga lagi.

 

Ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari Cakra.

 

Kemungkinan besar ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

 

Nindi mengambil ponselnya dan buru-buru naik ke atas.

 

Setelah melihat Nindi naik ke atas, Sania berbisik kepada Darren."Kak Darren, ayahku itu orang yang sangat takut mati. Mungkin dia sudah menyerahkan uangnya."

 

"Maksudmu Nindi mengambil uangnya?"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 764 Bangkit dari Luka ~ Bab 764 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.