Membakar Langit ~ Bab 2686

Bab 2686

 

Cara menjebak dan memfitnah seperti ini terasa begitu familiar. Itu adalah metode yang selama ini mereka gunakan untuk menindas rakyat jelata. Kini, giliran mereka yang merasakannya.

 

"Sekumpulan buta hukum."

 

Saka mencibir sebelum menoleh ke arah Ardion dan berkata, "Yang Mulia, aku hanya bertindak sesuai hukum. Apa kamu masih ada yang ingin dikatakan?"

 

Genta yang sejak tadi menahan diri akhirnya tak bisa lagi bersabar. Dia menatap Ardion dengan wajah yang suram dan berkata, "Yang Mulia, hanya satu kata dari kamu, aku pastikan orang ini nggak akan pernah berani menginjakkan kaki di Istana Putra Mahkota lagi!"

 

"Yang Mulia, kamu harus memberi kami keadilan!"

 

Saat ini, semua orang menatap Ardion penuh harap.

 

Mereka benar-benar membenci Saka hingga ke tulang sumsum dan hanya bisa berharap Ardion mau memberikan pelajaran padanya!

 

Di saat yang sama, Adelia melangkah maju dengan rahang mengatup erat dan berkata, "Yang Mulia, kali ini kita harus membalas!"

 

Insiden penculikan telah merusak wibawa Ardion. Sekarang, Saka bahkan berani datang langsung ke istana untuk menantangnya. Jika tidak ada tindakan balasan, bagaimana orang luar akan memandang Putra Mahkota? Wibawa Ardion pasti akan jatuh lebih jauh!

 

Di tengah tatapan semua orang, Ardion menatap Saka dengan mata yang menyipit, seakan sedang mempertimbangkan sesuatu.

 

Namun, Saka tetap terlihat tenang.

 

Sementara itu, Genta mulai mengumpulkan kekuatan, tangannya perlahan mengepal.

 

Tiba-tiba, dari tengah kerumunan terdengar suara marah yang menggema. "Keparat kamu, Saka! Berani-beraninya kamu datang ke Istana Putra Mahkota untuk pamer kekuatan!"

 

"Fitnah, ya? Aku nggak terima!"

 

Semua orang terkejut, bahkan Ardion pun sedikit terkejut dan menoleh ke arah sumber suara. Adelia tampak bingung dan berkata, "Kak Lorian, kamu... "

 

"Nggak perlu banyak bicara! Aku setia pada Yang Mulia. Hari ini, aku nggak bisa membiarkan Saka merusak nama baiknya!"

 

Lorian lalu menatap Saka dengan tatapan tajam dan berkata, "Saka, kamu mau menjebak orang? Baik! Apa pun yang ingin kamu selidiki, aku yang melakukannya! Nggak ada hubungannya dengan orang lain! Mau menangkap? Tangkap aku! Tapi jangan sentuh yang lain!"

 

Sekali lagi, semua orang terkejut dan tersentuh.

 

Ardion juga sedikit terhenyak sebelum akhirnya berkata, "Saudara Lorian, kamu nggak perlu sampai seperti ini..."

 

Namun, sebelum dia selesai berbicara, Lorian langsung mengibaskan tangannya dengan sikap tegas lalu berkata, "Nggak perlu berkata apa-apa, Yang Mulia. Mengorbankan aku demi melindungi semua orang? Aku bersedia!"

 

Saat itu, Ardion menatapnya dengan ekspresi yang cukup terharu dan berkata, "Kak Lorian, kamu benar -benar..."

 

Sampai di situ, dia berkata dengan suara tegas, " Sudahlah, Kak Lorian, pergilah! Aku jamin, apa pun yang terjadi, Keluarga Atmaja akan tetap aman!"

 

Lalu, dia menatap Saka dengan tatapan dingin dan berkata dengan suara tegas, "Kalau terjadi sesuatu pada Kak Lorian, aku pasti akan menuntut pertanggungjawaban sampai tuntas!"

 

Ardion masih belum ingin bertarung langsung dengan Saka, tetapi dia juga tidak bisa tetap diam dan membiarkan wibawanya makin jatuh.

 

Kemunculan Lorian menjadi solusi bagi dilema ini dan membuat Ardion sangat menghargainya.

 

"Terima kasih, Yang Mulia!"

 

Lorian mengepalkan tangan di depan dada sebagai tanda hormat, lalu menatap Saka dan mendengus dingin. "Ayo! Tangkap aku sekarang juga! Aku ingin lihat bagaimana kamu menyelesaikan semua ini nanti!"

 

Saka terdiam.

 

Saka menatapnya sekilas dan sedikit terdiam, lalu menoleh ke arah Adelia dan yang lainnya sambil berkata, "Kalian beruntung kali ini. Ke depan harus patuhi hukum baik-baik. Jangan sampai aku menemukan kesalahan kalian lagi."

 

Setelah itu, Saka berbalik dan pergi.

 

Begitu dia pergi, wajah semua orang langsung penuh kemarahan,

 

"Yang Mulia, Saka itu terlalu sombong!"

 

"Hanya punya sedikit kekuasaan, tapi sudah berani menindas orang seperti ini. Kalau suatu hari dia benar-benar menjadi Guru Negara, kita semua akan berada di bawah kendalinya seumur hidup!"

 

"Yang Mulia, katakan sesuatu! Kami sudah berjuang dan berkorban, setidaknya berikan kami jawaban yang memuaskan!"

 

Kerumunan makin gelisah dan penuh kemarahan.

 

Ardion hanya mendengus dingin dan berkata, "

 

Kalau langit ingin seseorang binasa, maka ia akan dibiarkan bertindak sesukanya terlebih dahulu. Semua tenang saja, Saka nggak akan bisa bertahan lama."

 

Namun, orang-orang tetap tidak puas. Jelas bahwa kata-kata itu saja tidak cukup untuk memuaskan mereka.

 

Genta mengerutkan kening dan berkata dengan suara dalam, "Yang Mulia, kita harus memberi mereka jawaban yang lebih jelas."

 

"Apa kalian sedang mempertanyakan keputusan Yang Mulia? Sejak kapan urusan Putra Mahkota perlu dijelaskan kepada kalian semua?"

 

Tiba-tiba, suara dingin Adelia terdengar. Dia menatap semua orang dengan tatapan tajam dan berkata, "Kalian semua hanyalah bawahan! Ketahuilah tempat kalian!"

 

Meskipun mereka masih merasa tidak puas, tak ada yang berani berkata lebih jauh setelah peringatan itu.

 

Genta juga hanya mengerutkan kening, tetapi akhirnya memilih diam dan mundur bersama yang lain.

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2686 Membakar Langit ~ Bab 2686 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.