Membakar Langit ~ Bab 2702

Bab 2702

 

Saat ini Saka juga tidak tahu bahwa Guru Negara ini juga merasa kesal ketika melihatnya.

 

Di dalam tatapan matanya, dengan tingkat kultivasi milik Saka tidak layak diperlakukan dengan cara yang lembut. Langsung tangkap saja dia!

 

Namun, menggunakan cara kekerasan pasti akan menimbulkan masalah lain dan bahkan bisa menunda waktu. Perintah dari Nona adalah harus melihatnya hari ini.

 

Sebenarnya dirinya merasa sangat kesal.

 

Namun, pada saat ini dia agak tertegun. Melihat Saka berdiri di sana tanpa bergerak, lalu dia berkata sambil mengangkat alisnya, "Muridku, apa yang sedang kamu pikirkan?"

 

"Aku pikir kenapa kamu begitu bodoh. Kamu datang ke sini untuk menipu, tapi kamu bahkan nggak mencari tahu seperti apa Guru Negara yang kamu tiru, dan bisa-bisanya kamu memintaku untuk berlutut?" jawab Saka dalam hati.

 

Ketika Saka hendak membeberkan aksinya, tetapi ketika kata-kata itu hendak terucap dari bibirnya, dia tiba-tiba terpikir sesuatu.

 

Lalu, Saka menatapnya dan tiba-tiba berkata, " Nggak apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan warga Prastya, terutama lelaki tua sialan yang berwajah hitam itu..."

 

"Apa?"

 

Guru Negara itu agak tertekan ketika mendengar perkataannya, lalu dia berkata dengan bingung." Kenapa kamu memikirkannya?"

 

Saka berhenti sejenak, lalu berkata dengan perlahan, "Saat aku melihatnya, aku merasa ada perasaan nggak asing yang nggak bisa dijelaskan."

 

"Oh?"

 

Mendengar perkataannya, Guru Negara itu menyipitkan matanya dan menatap Saka dengan tenang, lalu bertanya, "Perasaan nggak asing?"

 

"Benar," kata Saka.

 

Saka mengerutkan keningnya dan berkata dengan pelan, "Aku selalu merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat, tapi aku nggak ingat di mana... "

 

Mendengar perkataannya, tatapan Guru Negara itu agak berubah. Dia menatap Saka dan perlahan mengepalkan tinjunya.

 

Apakah dia ketahuan?

 

Tidak mungkin, itu tidak mungkin!

 

Dirinya telah menyamar dengan sangat baik, bahkan raja ilahi sekali pun tidak dapat melihat wajah aslinya!

 

"Mungkin kamu salah lihat? Masih banyak orang yang mirip di dunia ini," Guru Negara itu berkata dengan tenang.

 

Ekspresi Saka tampak makin berpikir keras, lalu dia berkata, "Nggak, ingatanku nggak pernah salah. Aku pasti pernah melihatnya di suatu tempat, dan aku pasti pernah mengenalnya sebelumnya..."

 

"Tapi tepatnya di mana?"

 

Saka berkonsentrasi dan memeras otaknya.

 

Begitu Saka selesai berbicara, Guru Negara itu menatapnya dengan makin serius dan kepalan tangannya makin keras.

 

Jika Saka benar-benar mengenalinya, dia tidak punya pilihan lain selain membunuh Saka dan kemudian pergi dari Kota Sentana untuk selamanya...

 

Rencana untuk tinggal di Kota Sentana ini berakhir dengan kegagalan!

 

Saat berikutnya.

 

Saka tiba-tiba mengangkat tatapannya, menatapnya dan berkata, "Guru, aku ingat!"

 

"Kamu ingat?" Guru Negara itu menatapnya dan berkata dengan tegun.

 

"Aku benar-benar mengingatnya. Aku pernah melihat seseorang yang mirip dengannya sebelumnya!" ujar Saka.

 

Saka mengatakannya dengan penuh semangat, tetapi dia tiba-tiba terdiam, seolah-olah dia tidak ingin berbicara lebih banyak.

 

Lelaki tua berwajah hitam itu justru tergesa-gesa dan mendesaknya. "Apa yang kamu ingat? Katakanlah padaku, aku akan memberimu beberapa saran!"

 

"Sebaiknya aku nggak katakan lagi... " ujar Saka tampak canggung

 

"Apakah kamu sudah nggak percaya padaku?" ujar Guru Negara itu sambil mengerutkan keningnya.

 

"Ini, sebenarnya, adalah..." ujar Saka.

 

Saka tampak canggung, tetapi dia masih bisa berbicara dengan terbata-bata. "Aku hanya mengingat bahwa sepertinya aku pernah melihat orang ini di dalam film Prastya."

 

Film Prastya?

 

Guru Negara itu langsung tercengang.

 

"Film yang diperankan oleh satu pria dan satu wanita! Ada cerita khusus di dalamnya, terutama tentang seorang bos tua dan seorang karyawan wanita yang muda " ujar Saka.

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2702 Membakar Langit ~ Bab 2702 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.