Bangkit dari Luka ~ Bab 753

 

Bab 753

 

Nindi memperhatikan perubahan ekspresi di wajah Nyonya Belinda.

 

Dia mulai berbicara. "Nyonya Belinda lagi bohong."

 

Pria bertopeng itu tentu saja menyadarinya, dia menarik rambut Nyonya Belinda. "Omong kosong! Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri! Masih berani membohongiku?"

 

Nyonya Belinda menatap pria bertopeng itu seraya menahan sakit pada kulit kepalanya. "Mana mungkin kamu lihat sendiri? Sebenarnya, kamu siapa sih?!"

 

Pria bertopeng itu menyipitkan matanya. "Sialan, aku memang tahu soal itu! Cepat katakan siapa pelakunya!"

 

Nyonya Belinda menahan sakit di kulit kepalanya. " Nggak ada orang di belakang mobil!"

 

"Nggak mau ngomong, ya? Kayaknya kamu memang sudah yakin buat melindungi Bos Sammy. Hubungan kalian sama si berengsek ini dekat juga, ya. Kalau hari ini aku bisa tidur sama selingkuhannya Bos Sammy, lumayan sih, nggak terlalu rugi," ucap pria itu.

 

"Berani kamu, hah!"

 

Nyonya Belinda terlihat begitu ketakutan sampai wajahnya pucat pasi. "Kalau kamu berani menyentuhku, kamu nggak akan dapat uang sepeser pun dan malah mati sia-sia! Sammy itu gila judi, dia nggak punya uang. Cuma aku yang bisa kasih kamu uang!"

 

"Kalau kamu kamu dibebaskan, bisa saja, tapi kasih tahu dulu siapa orang yang duduk di belakang mobil! Aku butuh satu kelemahan buat jaga-jaga, supaya kalian nggak menyerangku balik nanti!" ucap pria itu.

 

Nyonya Belinda menatap tajam ke arah pria bertopeng itu. "Kalau kamu mau tetap hidup, mending berhenti tanya lagi. Ambil uangnya dan pergi. Mau nanti kamu bunuh Sammy atau cari cewek lain, itu terserah kamu. Tapi, kalau tahu yang nggak seharusnya, kamu bakalan habis."

 

Nyonya Belinda tetap berkeras hati enggan membuka mulut.

 

Nindi tak menduga bahwa Nyonya Belinda akan membela orang itu sampai sejauh ini. Sebenarnya orang itu siapa?

 

Saat itu, Mia mulai berbicara. "Pak Cakra, mereka berhasil sampai sekitar tempat ini. Sebentar lagi, mungkin mereka bakal menemukan tempat ini."

 

Nindi berkata dengan heran. "Kok cepat banget?"

 

"Karena keluarga Julian ikut turun tangan, bukannya wajar, ya?" ujar Mia sembari melirik ke arah Cakra.

 

Cakra tampak mulai menjelaskan. "Kayaknya Ibuku yang melakukannya, dia nggak tahu soal ini."

 

"Terus gimana?" tanya Nindi.

 

Sudah jelas Nyonya Belinda enggan membuka mulut.

 

Cakra menatapnya sembari menundukkan kepala. " Kamu mau menyapanya langsung?"

 

Hmm?

 

Nindi merasa ada maksud tersembunyi di balik perkataan Cakra.

 

Cakra menghitung jari-jemarinya sembari berucap dengan nada santai. "Ganti baju, pakai topeng dan pakai pengubah suara, nggak bakal ada yang mengenal kamu."

 

Nindi melirik pakaian yang berada di dekatanya, dan bertanya, "Waktunya cukup?"

 

"Cukup kok. Biar aku yang berjaga di luar," ucap Cakra.

 

Setelah mengganti pakaian, Nindi masuk ke dalam ruangan dengan mengenakan topeng dan alat pengubah suara.

 

Saat menatap Nyonya Belinda, memori tentang orang tuanya kala itu pun kembali terlintas.

 

"S... siapa kamu?" tanya Nyonya Belinda.

 

Nyonya Belinda seketika mengenali bahwa orang di hadapannya bukanlah penculik sebelumnya, dan seketika merasa takut.

 

Tatapan Nindi sedingin es, kemudian dia mengangkat tangan dan menampar Nyonya Belinda!

 

Dia lantas berkata, "Takut juga akhirnya? Waktu sewa orang buat bunuh waktu itu, nggak sangka bakal seperti ini, ya?"

 

Nyonya Belinda merasa setengah wajahnya terasa bengkak. "Aku nggak ada maksud buat bunuh mereka!"

 

"Tapi, justru gara-gara keputusanmu itu, mereka jadi meninggal. Intinya, kamu juga tetap pembunuh! Kamu juga sama saja dengan mereka!" tukasnya.

 

"Mereka meninggal karena lagi sial, itu masalah mereka, apa hubungannya denganku? Aku ngggak ada niat buat bunuh mereka," ucap Nyonya Belinda.

 

Sial?

 

Nindi segera mencengkeram leher Nyonya Belinda. " Kalau gitu, nasib kamu sekarang juga lagi jelek dong. Kamu maunya meninggal kayak gimana?"

 

Nyonya Belinda tampak sedikit gelisah. "Aku bisa kasih kamu uang, itu yang kalian mau, 'kan? Uangku masih banyak!"

 

"Kamu tuh menghina orang-orang kecil kayak kami, ya! Aku paling benci sama Nyonya kaya yang terlalu angkuh seperti kamu. Hari ini aku sudah susah payah buat menggenggammu, dan kamu harus membayar semua itu! Jangan sampai nanti kamu punya uang tapi sudah meninggal duluan!" ucapnya.

 

Nindi menangkat tangan lalu merobek pakaian Nyonya Belinda, kemudian merekam video dengan ponselnya. "Kayaknya kalau kita simpan video ini, kita bisa merasa lebih aman."

 

Nyonya Belinda berteriak histeris, suaranya nyaring dan panik. "Aku bisa kasih kamu uang sebanyak aра pun, asal kamu lepasin aku!"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 753 Bangkit dari Luka ~ Bab 753 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 16, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.