Membakar Langit ~ Bab 2712

Bab 2712

 

Novea tertegun sejenak, bekas tamparan muncul di wajahnya.

 

Dia menatap Saka dengan tatapan kosong, lalu menutup matanya dengan putus asa, seolah dia sudah benar-benar menyerah untuk melawan.

 

Ayo, dasar binatang!

 

Kemudian, Saka mengangkat tangannya untuk melepaskan tali yang mengikat tubuhnya. Merasakan tangan besar itu menyentuhnya, tubuhnya sedikit gemetar. Dia sangat putus asa hingga air matanya mengalir.

 

Siapa sangka setelah tali itu terlepas, tangan besar itu tak melakukan tindakan lebih jauh. Sebaliknya, sebuah suara terdengar. "Katakan padaku, bagaimana kamu bisa sampai di sini?"

 

Mendengar pertanyaan ini, Novea membuka matanya dan menatap Saka dengan ragu. "Kamu, kenapa kamu berpura-pura? Bukankah kamu berkolusi dengan warga Prastya untuk memberiku...

 

Saka mengerutkan kening. "Aku nggak ada hubungannya dengan warga Prastya. Kalau kamu terus mengatakan itu, aku akan menuntutmu atas pencemaran nama baik!"

 

"Kamu benar-benar nggak tahu?" katanya kaget.

 

Saka mengerutkan kening dan berkata, "Katakan atau nggak?"

 

"A-Aku akan bilang!"

 

Sekarang, melihat ekspresi Saka yang tidak tampak sedang berpura-pura, Novea menelan ludahnya dan berkata sambil menggertakkan giginya. "Setelah Roni terbunuh, aku pergi mencari Adelia untuk memohon belas kasihan. Dia bilang akan memaafkanku, memintaku untuk mengakui semua sumber daya Roni dan kemudian memberiku secangkir teh."

 

"Lalu, aku pingsan. Saat aku bangun, aku sudah berada di tangan warga Prastya. Mereka bilang mereka ingin menggunakanku untuk menghibur salah satu tamu terhormat mereka!"

 

Selesai berbicara, dia menatap Saka dan bertanya dengan heran, "Kamu nggak berkolusi dengan warga Prastya?"

 

Saka sangat marah hingga tertawa. "Jelas sekali Adelia yang menyerahkanmu kepada warga Prastya. Kenapa kamu nggak memarahi Adelia karena berkolusi dengan warga Prastya, tapi malah memaki -makiku saat melihatku?"

 

Novea terdiam ketika ditanya.

 

Saka mencibir, "Karena kamu tahu aku orang baik, kamu jadi kesal melihat orang sepertiku berkolusi dengan warga Prastya, 'kan? Sebaliknya, kamu nggak terkejut Adelia berkolusi dengan warga Prastya, tapi kamu menganggapnya biasa saja."

 

Sambil berbicara, dia menggelengkan kepalanya dengan sarkastis dan berkata, "Orang baik seharusnya memiliki standar moral yang lebih tinggi, bukan? Kalau gagal memenuhi standar itu, kalian para orang jahat akan marah. Sialan... "

 

"A... aku... aku salah!"

 

Novea menggertakkan giginya dan berkata, "Saka, lepaskan aku! Aku tahu aku salah. Mulai sekarang, aku akan sepenuhnya mundur dari perebutan kekuasaan. Aku akan pergi ke Dunia Roh, aku ...

 

Namun, Saka berkata dengan nada sinis, "Adelia sudah dijual dan kamu nggak pernah berpikir untuk membalas dendam padanya?"

 

Novea tertegun, lalu terdiam cukup lama dan berkata dengan perlahan, "Aku nggak bisa mengalahkannya. Belum lagi aku, bahkan orang tuaku dan kerabat lainnya sudah lama dikirim ke Dunia Roh dan nggak pernah diizinkan untuk kembali."

 

"Aku ingin membawa mereka kembali setelah Roni naik takhta, tapi sekarang aku..."

 

Pada titik ini, dia menatap Saka dengan ekspresi memohon dan berkata, "Tolong, biarkan aku pergi."

 

Saka tersenyum dan berkata, "Nggak harus, aku punya caranya... "

 

Novea tampak agak terkejut dan penuh keraguan.

 

"Kolusi Adelia dengan warga Prastya memerlukan saksi. Kamu bisa tinggal di sini dan mengumpulkan lebih banyak bukti kolusinya dengan warga Prastya..."

 

"Semuanya tergantung pada apakah kamu bersedia mengorbankan dirimu dan membantuku mengungkap Adelia atau bahkan Putra Mahkota di belakangnya!"

 

"Aku... "

 

Novea secara tidak sadar ingin menolak. Dia hanya ingin melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya. Bagaimana mungkin dia berani terus menentang Adelia?

 

Namun, sebelum dia sempat berbicara, Saka terkekeh dan berkata, "Nggak apa-apa kalau kamu nggak mau. Aku bisa melepaskanmu. Tapi setelah pergi, kamu bersembunyi di suatu tempat, kalau nggak, mungkin kamu akan ditangkap oleh Adelia. Kalau itu terjadi, kamu akan dikirim kepada ahli sebagai alat tukar keuntungan."

 

"Kalian nggak seperti aku, yang bisa tetap tenang. Saat kamu dikurung di ruang bawah tanah yang gelap, tiga lubang terbuka, bahkan dijadikan alat mainan bergilir, seharusnya kamu sudah terbiasa dengan hal itu. Jangan merasakan beban psikologis apa pun pada saat itu."

 

Mendengar hal itu, wajah Novea langsung menjadi pucat pasi.

 

Dia tahu metode yang digunakan orang berkuasa untuk menyiksa wanita.

 

Menyebut mereka binatang saja masih terlalu baik!

 

Untuk pergi ke Dunia Roh, seseorang harus menggunakan formasi ruang yang dikendalikan oleh keluarga kerajaan. Namun, jika memilih untuk bersembunyi ke dunia fana dan tertangkap...

 

"Baiklah, jangan pikirkan itu. Aku akan mencari cara untuk membawamu pergi. Apa yang terjadi di masa depan tergantung pada takdir," ujar Saka dengan acuh tak acuh.

 

Mendengar hal ini, keraguan di mata Novea tiba -tiba berubah menjadi tekad. Lalu, dia berkata, "Aku, aku setuju!"

 

Bibir Saka sedikit melengkung, tetapi ekspresinya dipenuhi keterkejutan dan keraguan. "Apa kamu nggak takut pada Adelia?"

 

"Aku... aku nggak takut! Asalkan aku bisa menggulingkan Adelia dan Putra Mahkota, aku akan melakukan apa saja!"

 

Dada Novea bergetar dan naik turun beberapa kali. Dia menggigit bibir merahnya erat -erat, matanya penuh tekad. Dia menatap Saka dan berkata, "Aku nggak punya apa-apa sekarang dan nggak bisa membalas budimu, tapi aku bisa..."

 

Saka tersenyum lega, tetapi dia menggelengkan kepalanya dan menolak, "Bagaimana mungkin? Meskipun kita adalah musuh, kita memiliki persahabatan. Jangan terlalu banyak berpikir, aku bukan orang seperti itu!"

 

Namun, makin Saka berkata demikian, Novea makin percaya padanya. Lalu, dia berkata dengan tegas, " Nggak! Kalau kamu nggak menyentuhku, warga Prastya akan melihatnya, dan Adelia akan curiga! Aku nggak bisa membiarkan usahamu melawan Adelia sia-sia!"

 

"Ayo kalau begitu!"

 

Selesai berbicara, dia melihat ekspresi Saka yang tidak berdaya. Lalu, dia menggertakkan giginya dan berkata, "Aku saja nggak keberatan, kenapa kamu keberatan? Semuanya untuk menjatuhkan Adelia dan Ardion! Apa kamu nggak ingin mempertahankan keadilan dan kebenaran Negara Elang?"

 

"Tentu saja mau!"

 

Saka menghela napas.

 

Wajah Novea memerah. Dia berbaring telentang di atas tatami, kedua kakinya yang panjang terentang lurus, kedua tangannya mengepal dengan cemas. Lalu, dia berkata dengan suara gemetar, "Kalau begitu, ayo hancurkan Adelia dan Putra Mahkota. Jangan kasihan padaku!"

 

"Nggak mudah untuk melawan yang kuat... "

 

Saka menghela napas dalam-dalam dan berkata, " Kalau begitu, aku akan mengorbankan diri demi keadilan!"

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2712 Membakar Langit ~ Bab 2712 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.