Bab 2717
Pada saat yang sama, Saka sudah
kembali ke kediaman keluarga Romli.
"Kak Saka, kamu akhirnya
datang..."
Jack sedang berdiri di pintu sambil
melihat ke sekeliling. Wajahnya tampak sangat cemas.
"Kenapa panik sekali sampai
kepala keluarga sepertimu datang menyambutku di depan pintu secara
langsung?" sahut Saka sambil tersenyum.
"Kak Saka, ini benar-benar
masalah besar... "
"Apa yang sudah dilakukan oleh
Adelia sampai membuatmu sangat gugup? Apa dia mencoba membuat keributan tentang
insiden warga Prastya? "tanya Saka kemudian.
"Warga Prastya memang agak
bermasalah, tapi masalah ini jauh lebih besar dari mereka... "
Jack tampak serius. Dia mengerutkan
kening dan kembali berkata, "Ayo masuk, Leluhur menunggumu untuk
berdiskusi."
Sambil berkata demikian, Jack menarik
Saka menuju kediaman keluarga Romli.
Saka juga agak penasaran.
Namun, saat melihat Jack tampak
begitu berhati -hati, Saka tidak banyak bicara dan hanya mengikutinya.
Begitu memasuki aula, ada beberapa
orang yang sedang duduk di tengah.
Logan sedang duduk di sana, berbicara
dengan beberapa orang sambil tersenyum. Akan tetapi, ada jejak kesedihan yang
terlihat di wajahnya.
Ternyata di sebelahnya, ada sosok
Clara!
Tiba-tiba, Clara menengok dan melihat
Saka. Dia tersenyum sambil berkata, "Kak Saka sudah datang. 11
"Bu Clara, sudah lama nggak
bertemu."
Saka menangkupkan kedua tangannya dan
menatapnya dengan rasa ingin tahu dan bertanya, " Kapan kamu datang? Di
mana Wennie?"
Clara sudah membawa Wennie ke Dunia
Roh.
Ketika Sekte Furia menerima pengikut,
sangat wajar bagi mereka untuk menguji kualitas mereka.
Ketika nama Wennie disebut, Clara
tersenyum sambil menjawab "Wennie baik-baik saja. Setelah dia datang di
Sekte Furia, dia membuat kehebohan di seluruh sekte saat sedang menguji
kualifikasinya.
"Para Tetua dari setiap aliran
ingin merebut seseorang dari aliran praktisi pedang. Beberapa Tetua memeras
otak mereka dan akhirnya membuat khawatir, bahkan kepala sekte juga
khawatir."
"Dia sudah lama menolak menerima
murid, tapi día justru secara pribadi melangkah maju untuk membuat pengecualian
dan menerima Wennie sebagai murid tertutup terakhirnya. Tapi, Wennie akhirnya
memilih aliran praktisi pedangku dan membuat gúruku sangat senang. Sekarang dia
memintanya untuk berlatih kultivasi di Sekte Furia. Ini semua berkat Kak Saka!
Kamu adalah pahlawan bagi Sekte Furia-ku!"
Clara tahu dalam hatinya bahwa Wennie
memilih aliran praktisi pedang dengan mudah, setelah direkrut oleh Tetua dan
kepala sekte. Semua ini terjadi berkat persahabatan antara Saka dan Clara yang
merupakan seorang praktisi pedang.
Saka merasa lega setelah mendengar
itu.
Kemudian dia bertanya dengan rasa
ingin tahu, " Kalau begitu kenapa kali ini kamu pergi ke dunia
fana..."
Clara ragu-ragu sejenak setelah
mendengar pertanyaan itu, lalu menjawab, "Aku."
Seorang pemuda yang ada di samping
Clara hendak mengatakan sesuatu, tetapi Clara langsung melotot padanya.
Akhirnya, pemuda itu tetap diam.
Logan berkata sambil tersenyum pahit,
"Saka, silakan duduk dulu. Mereka semua dari Sekte Furia dan datang ke
sini untuk berdiskusi denganmu."
Saka juga melirik pemuda itu seraya
merasakan suasana yang tidak biasa. Saka segera duduk, menatap Clara dan
menyahut sambil tersenyum, Bu Clara, kita sudah kenal lama, katakan dengan
jelas."
Melihat hal ini, Clara langsung
bicara ke intinya. Dia menatap Saka sambil berkata, "Kak Saka, aku di sini
untuk meminta bantuan."
Saka menatapnya sambil menyahut,
"Nggak perlu merasa sungkan, katakan saja."
Clara agak malu untuk berbicara. Dia
menarik napas dalam-dalam sambil berkata, "Kalau Ederick menantangmu kali
ini, bisakah kamu kalah?" mengaku
Begitu kalimat itu diucapkan.
Terjadi keheningan sejenak di seluruh
tempat.
Jack mendesah dalam-dalam dan tetap
diam.
Logan juga mengerutkan kening, dengan
ekspresi yang rumit di wajahnya.
Saka mengerutkan kening, menatap
Clara sambil bertanya, "Apa maksudmu?"
Pada saat ini, Clara terlihat
ragu-ragu untuk menjawab, seolah-olah dia tidak tahu harus berkata apa.
Namun, pemuda di sebelahnya segera
berdiri sambil menatap Saka. Dia menatapnya dengan cemberut sambil menyahut,
"Kenapa kamu nggak sadar? Itu karena kami khawatir kamu akan dipukuli
sampai mati oleh Ederick!"
No comments: