Bab 2685
"Saka! Kamu!"
Saat ini, Adelia merasakan darahnya
bergolak dan emosinya tak lagi bisa dikendalikan. Dengan teriakan penuh amarah,
dia langsung meledakkan energi sejatinya dan menghantam Saka!
Serangan itu tepat mengenai dada Saka
tanpa meleset sedikit pun.
Namun, Saka segera mengaktifkan
Teknik Penerobos Surgawi, membuatnya sama sekali tidak terluka.
Adelia menatapnya dengan tak percaya.
Jarak kekuatan mereka ternyata sebesar ini? Bahkan serangannya tak mampu
menembus pertahanan Saka!
Saka tetap tenang, menepuk dadanya
dengan ringan. Dia memandang Adelia dengan senyum menyeringai dan berkata,
"Menyerang kepala pengawas, melawan penegak hukum, serta melindungi pelaku
kejahatan ... Wah, keberanianmu benar-benar luar biasa, Yang Mulia!"
Begitu kata-katanya selesai, dia
langsung mengayunkan kakinya dan menendang tanpa ragu.
"Ah!"
Adelia langsung menjerit kesakitan.
Tubuhnya terlempar dan jatuh ke tanah. Wajahnya menegang menahan sakit, tetapi
dia tetap menggertakkan giginya dan menatap Saka dengan amarah lalu berteriak,
"Kamu ...!"
Saka berdiri di tempatnya dengan santai,
menatap Adelia dari atas dengan tatapan meremehkan. Dia tersenyum tipis dan
berkata, "Yang Mulia, kamu telah menyerang kepala pengawas. Sesuai dengan
peraturan, kamu harus ikut denganku sekarang."
Dada Adelia terasa sesak hingga
hampir memuntahkan darah.
Sebagai anggota keluarga kerajaan,
hanya dialah yang biasa menindas orang lain. Sejak kapan dia diperlakukan
seperti ini?
Namun, tak ada yang bisa dia lakukan.
Dia benar -benar bukan tandingan Saka...
Dengan mata penuh kemarahan, dia
menatap Saka lekat-lekat. Tangannya perlahan mengepal kuat.
"Saka, jangan kira hanya karena
kamu seorang pejabat, kamu bisa bertindak semena-mena! Kamu telah melakukan
fitnah, dan kamu pasti akan dihukum oleh hukum!" teriak Adelia.
"Hukum?"
Seakan mendengar lelucon yang luar
biasa lucu, Saka tertawa terbahak-bahak. Dia menggelengkan kepala dan berkata,
"Nggak kusangka, kata-kata itu keluar dari mulutmu. Bukankah menurut
kalian hukum hanyalah alat bagi orang-orang berkuasa?"
Di tengah ekspresi muram para
hadirin, Saka menyapu pandangan ke seluruh ruangan dan berkata dingin,
"Sekarang, kekuasaan Divisi Penjaga Rakyat berada di puncaknya. Aku yang
menentukan bagaimana hukum itu berlaku! Ada yang berani protes?"
Di saat itu, aura otoritasnya terasa
begitu nyata!
Semua orang menatap Saka dengan mata
memerah dan penuh kebencian. Mereka semua berasal dari keluarga pejabat tinggi
dan sudah terbiasa menindas orang lain. Kini, justru mereka yang ditindas!
Lebih buruk lagi, mereka tak bisa
berbuat apa-apa. Pengaruh Divisi Penjaga Rakyat terlalu besar! Bahkan para
kepala tujuh keluarga besar bisa dipanggil sesuka hati, apalagi mereka?
Saka telah lama tertindas oleh
sistem. Sekarang setelah dia berkuasa, dia justru menggunakan kekuatannya untuk
menindas orang lain!
Namun, di saat situasi makin
menegang, tiba-tiba sebuah energi sejati yang kuat meledak di udara!
Dalam sekejap, sosok seorang lelaki
tua muncul di tengah-tengah mereka. Dia berdiri di depan Adelia dan perlahan
menenangkan auranya. Rambut putihnya berkibar ringan, dan sepasang matanya
menatap dingin ke arah Saka.
Genta!
"Saka, kamu benar-benar angkuh!
Berani-beraninya kamu melakukan fitnah bahkan kepada Istana Putra
Mahkota!" ujar Genta dengan mrah dan melihatnya dengan tatapan menusuk.
Namun, sebelum suasana makin memanas,
tiba-tiba terdengar suara tawa ringan. "Tenang, Senior Genta. Mungkin ini
hanya kesalahpahaman. Mari kita selesaikan dengan mencari tahu kebenarannya
terlebih dahulu."
Begitu suara itu terdengar, Ardion
melangkah dengan santai mendekat.
"Yang Mulia Putra Mahkota!"
"Orang ini terlalu arogan! Mohon
Yang Mulia segera menindak dan menangkapnya!"
Semua orang buru-buru mendekati
Ardion, wajah mereka penuh harapan dan memohon perlindungan.
"Yang Mulia!"
Adelia yang masih menahan sakit di
dadanya juga berjalan mendekat. Ekspresinya muram, dan hendak mengatakan
sesuatu.
Namun, Ardion hanya mengangkat
tangannya, memberi isyarat agar dia diam.
Lalu, dia menatap Saka dan tersenyum
tipis. "Kak Saka, sebenarnya ada apa ini?"
Saka menjawab dengan tenang,
"Nggak ada yang istimewa. Aku hanya menerima laporan bahwa ada orang yang
mengadakan pesta narkoba di sini, jadi aku datang untuk menyelidikinya.
Ternyata memang benar adanya."
"Kamu sedang memfitnah dengan
terang-terangan! "balas Adelia dengan marah.
Saka meliriknya sekilas dan berkata,
"Kamu bilang aku memfitnah? Mana buktinya? Jangan coba-coba pakai saksi
dari pihak kalian, karena kalian semua adalah tersangka. Kalian nggak berhak
menjadi saksi!"
"Kalau nggak bisa membuktikan
tuduhanmu, maka bersiaplah untuk ikut denganku sekarang!"
Begitu kata-kata itu keluar, semua
orang hampir memuntahkan darah karena marah!
No comments: