Bab 2718
Saka mengangkat alisnya sambil
menatap pemuda tersebut.
Pemuda itu menatap Saka sambil
berkata dengan nada tidak sabar, "Kenapa kamu masih berpura-pura bodoh?
Memangnya kamu punya peluang untuk memenangkan pertarungan dengan Ederick?
Hasil akhirnya nggak akan lebih dari dipukuli sampai mati oleh Ederick!"
"Kamu sudah memberikan
kontribusi besar dengan merekomendasikan Wennie untuk bergabung dengan Sekte
Furia kami. Kami nggak tega melihatmu mati seperti ini. Cara terbaik bagimu
untuk tetap bisa bertahan hidup adalah dengan mengakui kekalahan! Ederick nggak
akan terus mempermalukanmu demi Sekte Furia. Kamu bisa menyelamatkan hidupmu
dengan ikut kami kembali ke Sekte Furia!"
Begitu kata-kata itu dilontarkan.
Terjadi keheningan di seluruh tempat
itu.
Saka tiba-tiba tersenyum dan
menyahut, "Jadi kalian datang untuk membujukku menjadi pembelot ... "
Kemudian, Saka menatap Clara sambil
berkata, "Bu Clara, apa ini juga pendapat darimu?"
Clara menggelengkan kepalanya dan
menjawab, " Tentu saja bukan. Dari sudut pandang aliran praktisi pedangku,
entah kamu bisa memenangkan pertarungan ini atau nggak, kamu harus selalu maju
dengan berani!"
"Tapi ini adalah keputusan dari
gurunya, para tetua pewaris bela diri di sekte ini. Aku cuma menyampaikan
pesan."
Setelah mengatakannya, dia menatap
Saka sambil kembali berkata, "Kak Saka, kalau kamu nggak setuju, aku akan
melapor pada sekte. Kalau kamu nggak setuju... "
Saka tersenyum seraya menyahut,
"Terima kasih atas perhatian Sekte Furia, tapi aku nggak akan mengaku
kalah dalam pertarungan ini. Walaupun aku mati, itu semua nggak ada hubungannya
dengan Sekte Furia."
Pada akhirnya, kata-kata itu
terlontar begitu saja.
Pemuda itu tiba-tiba menyela,
"Kak Clara, bukan begitu yang dikatakan oleh sekte!"
Kemudian, dia menatap Saka sambil
mengerutkan kening dan berseru, "Jujur saja, sekte ini nggak peduli dengan
hidup dan matimu. Sekte cuma merasa takut pahlawan Sekte Furia akan mati di
tangan murid Sekte Sulos. Hal ini bisa mencoreng reputasi Sekte Furia!"
"Hidupmu bukan cuma urusanmu
sendiri, tapi juga menyangkut reputasi Sekte Furia. Kamu nggak boleh bersikap
egois. Kamu harus mengaku kalah dalam pertarungan ini!"
"Diam!" sela Clara
berteriak pada pemuda tersebut.
Saka mengangkat tangannya untuk
menghentikannya, lalu dia berdiri dan berjalan ke arah pemuda yang tidak
sabaran itu. Saka berdiri di depannya, kemudian berkata sambil tersenyum,
" Aku nggak tahu kenapa kamu sangat benci padaku. Aku juga nggak tahu
kenapa kamu begitu marah, tapi tolong pahami dua hal ini."
"Pertama, aku nggak berani
bilang kalau aku adalah pahlawan Sekte Furia, tapi aku jelas bukan budak Sekte
Furia. Hidupku sama sekali nggak ada hubungannya dengan Sekte Furia. Kalian,
Sekte Furia juga nggak punya hak untuk mengendalikan apa yang kulakukan!"
"Kedua ... " Saka
menatapnya, tersenyum ramah dan kembali berkata, "Aku sudah lama bersikap
toleran terhadapmu, jangan memaksaku untuk memukulmu."
Setelah kata-kata itu diucapkan, ada
keheningan yang menyebar di tempat itu.
Pemuda itu tampak terkejut.
Clara melangkah maju.
Jack dan cucunya seolah sudah menduga
hal ini. Mereka segera mundur untuk memberi jalan.
"Apa katamu?"
Pemuda itu tiba-tiba menyahut dengan
marah, " Aku itu sedang menyelamatkanmu, kamu nggak mengerti ? Memangnya
kamu tahu seberapa kuat Ederick? Dia nggak pernah terkalahkan. Apa kamu bisa
melawannya? Dia sangat dihargai oleh mendiang Kaisar, apa kamu bisa melawannya?
Dia adalah master ilahi tingkat delapan, apa kamu bisa melawannya? Beraninya
kamu yang belum dilatih di Dunia Roh..."
Plak!
Suara keras itu terdengar!
Namun, bukan Saka yang mengambil
tindakan. Dia baru saja hendak mengangkat tangannya dan belum menurunkannya.
Saka justru terkejut melihat Clara yang sudah melayangkan tangannya.
Baru saja, Clara yang menampar wajah
pemuda itu secepat kilat.
Pemuda itu menutupi wajahnya, menatap
Clara dengan heran sambil bergumam, "Kak Clara ... kamu..."
Clara menyahut dengan tenang,
"Apa yang kamu lihat? Aku sudah lama menoleransi aliran kalian. Tamparan
ini aku yang melakukannya. Kalau kakak seniormu atau gurumu ingin cari masalah,
carilah aliran praktisi pedangku. Mengerti?"
Terdapat jejak telapak tangan berwarna
merah di wajah pemuda itu. Wajahnya langsung membiru dan merah. Dia menyahut
dengan marah, "Kak Clara, aku akan ingat tamparan ini. Aku akan
membuatmu... "
Plak!
Sebelum dia menyelesaikan
kata-katanya, tamparan lain sudah datang.
Pemuda itu menutupi sisi lain
wajahnya sambil berbalik dan menatap dengan tidak percaya.
Namun, Saka juga melayangkan
tamparannya seraya berkata dengan tenang, "Ingat juga tamparanku
ini."
Pemuda itu menutupi wajahnya,
terkejut dan marah. Dia menatap Clara dan Saka seraya tertawa kesal dan
menyahut, "Bagus! Kalian berdua memang sangat berani. Aku ingin melihat
bagaimana kalian berdua bisa menghadapi Ederick! Selain itu, dua tamparan ini
... aku juga akan membalasnya... "
Bugh!
Saka langsung menendangnya dan
membuat pemuda itu terpental. Sambil berteriak, pemuda itu terpental lebih dari
sepuluh meter dan jatuh dengan keras ke tanah.
Saka bergumam dengan nada meremehkan,
"Kalau kamu mau pergi, pergilah sekarang juga. Kenapa kamu membuang-buang
waktu dan berbicara seperti orang bodoh?"
No comments: