Membakar Langit ~ Bab 2705

Bab 2705

 

Keluarga Kerajaan masih memiliki dua orang genius. Mereka adalah orang-orang yang dapat diandalkan!

 

Tanpa diduga, Ederick menjawab pertanyaan Ardion dengan tenang, "Siapa yang aku wakili, apa hubungannya denganmu?"

 

Dia sama sekali tidak memberi muka kepada Ardion.

 

Generasi muda dari beberapa keluarga besar di meka itu langsung tidak percaya dan tidak berani berbicara.

 

Diskusi tidak bisa dilanjutkan lagi.

 

Adelia memukul meja dan berkata dengan marah, " Ederick, pikirkan baik-baik. Jika kamu berani menentang Putra Mahkota, kamu harus berhati-hati agar nggak berakhir seperti Saka! Keluarga Kerajaan masih punya dua orang genius!"

 

"Apa kamu sedang mengancamku?" tanya Ederick.

 

"Lalu, kenapa?" tanya Adelia balik dengan marah.

 

Begitu perkataannya terucap, semua orang melihat kilatan di depan mata mereka. Detik berikutnya, hanya terlihat Ederick yang muncul di hadapan Adelia, lalu Ederick menamparnya!

 

Plak!

 

Adelia langsung terlempar mundur dan menghantam dinding dengan keras. Lalu, dia terjatuh ke lantai dan darah mengalir dari sudut mulutnya.

 

Semua orang langsung tercengang saat melihat adegan ini.

 

Itu adalah seorang Putri.

 

Dia benar-benar ditampar oleh Ederick di depan umum?

 

Ini...

 

Setelah pergi beberapa tahun, Ederick kembali dan menjadi begitu dominan?

 

Saat ini, Ardion pun tersadar dari keterkejutannya dan berseru dengan marah, "Ederick! Dia adalah wanita berharga yang hendak dinikahkan oleh Kaisar Pendahulu padamu, beraninya kamu!"

 

"Wanita berharga?" tanya Ederick.

 

Ederick menoleh dan menatap Ardion dengan ekspresi dingin, lalu perlahan berkata, "Wanita berharga ini selalu merasa bahwa aku nggak layak untuknya. Pada pernikahan kami sepuluh tahun yang lalu, dia mengutus orang untuk mempermalukan dan mengusirku. Apa menurutmu aku nggak tahu hal-hal ini?"

 

"Aku tahu segalanya. Aku hanya nggak mau perhitungan dengan kalian. Aku juga bersedia membantu kalian untuk melawan Saka. Tak disangka, kalian malah makin semena -mena ujar Ederick.

 

Dia menghampiri Ardion selangkah demi selangkah.

 

Seketika, Ardion merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya, seolah-olah dia sedang ditatap oleh seekor binatang buas tak tertandingi yang telah lama tertekan.

 

Ederick berdiri di hadapan Ardion, lalu menatapnya dan berkata, "Ardion, kamu berkolusi dengan warga Prastya untuk membunuh warga Negara Elang. Karena alasan ini saja, aku memandang rendah dirimu."

 

"Jika bukan karena aku nggak ingin menimbulkan kerusuhan di Negara Elang, aku akan bersama Saka untuk membunuhmu!"

 

"Sekarang, hentikan kerja sama dengan warga Prastya. Aku akan membantumu membunuh Saka, lalu menata ulang pemerintahan dan memulihkan vitalitasnya. Kamu setuju atau nggak?" tanya Ederick.

 

Tatapannya seperti seekor harimau ganas. Ardion tampak sangat muram dan bergumam, "Aku ... "

 

Plak!

 

Ederick langsung menampar Ardion.

 

Wajah Ardion langsung menjadi merah dan bengkak.

 

"Aku hanya bertanya, kamu setuju atau nggak?" tanya Ederick sambil terus menatapnya.

 

Ardion mendongak dan menatap langsung ke matanya. Tatapannya dipenuhi kemarahan dan kebencian, lalu dia menjawab, "Aku setuju!"

 

Ederick mengangguk pelan, mengangkat segelas arak dari atas meja dan meneguknya sekaligus.

 

Seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dia meletakkan gelas dan berkata tanpa ekspresi, "Terima kasih atas jamuan penyambutan yang telah Putra Mahkota persiapkan untukku. Araknya enak. Sampai jumpa."

 

Sambil berbicara, dia berjalan pergi di tengah tatapan terkejut semua orang.

 

Semua orang masih merasa ngeri.

 

Ederick... sungguh gila!

 

Berani menampar Putra Mahkota?

 

Saat ini, wanita bertopeng melirik Ederick dengan ekspresi misterius.

 

Sementara itu, Ardion menatap wanita bertopeng, lalu menarik napas dalam-dalam dan berkata, " Dewi, maaf telah membuatmu menyaksikan lelucon ini. Tapi, aku khawatir kerja sama kita harus ... "

 

"Aku mengerti," sela wanita bertopeng.

 

Wanita bertopeng tersenyum, lalu tiba-tiba berkata dengan penuh arti, "Jika Putra Mahkota ingin bekerja sama suatu hari nanti, aku akan menunggumu kapan saja."

 

Ardion mengedipkan mata dan sedikit mengangguk.

 

Saat ini, Ederick sudah keluar dari gerbang kediaman Putra Mahkota. Melihat hiruk pikuk kehidupan di luar, dia tersenyum tipis. Suasana hatinya yang emosional barusan pun menjadi tenang, lalu dia perlahan-lahan berjalan pergi.

 

Di belakangnya, tiba-tiba terdengar suara tawa wanita bertopeng yang berkata, "Kak Ederick sangat berani. Tapi, kamu telah menyinggung Putra Mahkota, juga nggak ingin bekerja sama dengan Saka. Setelah kamu membantu Putra Mahkota untuk membunuh Saka, bagaimana kamu akan menempatkan diri sendiri?"

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2705 Membakar Langit ~ Bab 2705 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.