Membakar Langit ~ Bab 2689

Bab 2689

 

"Divisi Penjaga Rakyat di depan, jangan biarkan siapa pun masuk!"

 

Tidak lama setelah itu, ledakan energi sejati tiba-tiba terdengar.

 

Seolah sedang terjadi konflik di luar.

 

"Lancang! Siapa yang berani menyinggung martabat Divisi Penjaga Rakyat!"

 

Tanpa menunggu Saka mengatakan sesuatu, Lorian segera berdiri dan mengerahkan energi sejatinya. Dia bersiap untuk pamer di hadapan Saka.

 

Namun, Lorian berkedip sebentar dan Saka sudah berjalan keluar.

 

Saat keduanya sampai di luar, mereka melihat tiga orang pendekar yang mengenakan baju tradisional Prastya. Mereka memegang pedang pendekar di tangan mereka dan sedang berjalan di udara.

 

Di bawahnya, ada banyak penduduk Negara Elang yang menatap ketiga pendekar itu dengan ekspresi marah.

 

"Hei, para budak Prastya, turunlah ke sini!"

 

"Ini Kota Sentana dan bukan tempat di mana kalian bisa bersikap sombong. Kaisar akan menghukum kalian!"

 

Di Kota Sentana, jika ada orang yang berjalan di udara, maka dia akan dihukum. Beberapa pejabat Negara Elang terkadang mengabaikan aturan, tetapi tidak ada sosok ahli dari negara asing yang berani melakukan hal itu. Sekarang, justru warga Prastya berani melakukannya dan tidak ada seorang pun yang pergi untuk menghentikan mereka.

 

"Warga Prastya?"

 

Lorian tertegun sejenak, ekspresi wajahnya agak berubah. Dia menatap Saka dan segera berkata, "Ini pasti ulah dari Ardion dan juga yang lainnya! Kamu harus menahannya!"

 

Saka hanya menatap mereka, mengangkat alisnya samar dan hendak mengatakan sesuatu.

 

Lorian buru-buru menyela, "Demi berurusan denganmu, Ardion bersama anak buahnya bahkan sudah mengabaikan martabat Negara Elang. Apa lagi yang kamu pedulikan? Jangan sampai jatuh ke dalam perangkap mereka!"

 

Setelah berkata demikian, Lorian hendak menarik Saka kembali.

 

Saka hendak berbicara.

 

Pada saat ini, seorang pria dari Prastya yang ada di udara tiba-tiba melihat ke arah penduduk Negara Elang yang berteriak paling kencang. Ternyata penduduk tersebut adalah seorang gadis yang terlihat seperti masih pelajar.

 

Gadis itu terlihat masih berusia kurang dari 20 tahun. Wajah masih kekanak-kanakan dan belum tercemar oleh kehidupan bermasyarakat. Gadis itu memiliki sepasang mata yang cerah.

 

Pada saat ini, gadis itu tampak sangat berani saat menghadapi warga Prastya. Dia terus memaki warga Prastya yang berjalan di atas tersebut.

 

"Hahaha..."

 

Pemimpin warga Prastya itu tertawa sambil berkata, "Nggak ada satu pun ahli dari Negara Elang yang berani muncul. Mereka justru membiarkan seorang gadis kecil berdiri menghadapi kita. Sungguh konyol.

 

Saat berbicara, tiba-tiba dia mengangkat tangannya dan melambaikannya. Angin kencang langsung bertiup, membuat pakaian gadis itu langsung hancur dan membiarkannya telanjang di siang bolong.

 

Semua orang yang ada di sekitar langsung tersulut amarah. Beberapa orang bergegas melindungi gadis itu sambil memaki dengan keras ke arah langit.

 

"Dasar warga Prastya sialan! Yang Mulia akan segera mengutus orang untuk menangkap kalian! Kalian tunggu saja!"

 

"Haha! Menangkap aku?"

 

Pemimpin pasukan Prastya itu justru tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Terserah saja, aku nggak percaya. Kaisar bahkan melepaskan Saka begitu saja. Saat perang beberapa dekade lalu, warga Prastya memang kalah, tapi Negara Elang nggak berani melakukan apa pun terhadap kami para warga Prastya. Negara Elang justru memperlakukan tawanan perang warga Prastya dengan baik dan mengirim mereka kembali ke Prastya!"

 

"Aku nggak percaya setelah beberapa dekade, Negara Elang akan tiba-tiba menjadi berani!"

 

Saat bicara, dia memancarkan aliran energi sejati lainnya. Akan tetapi, ada beberapa orang yang melindungi gadis itu langsung terguncang oleh energi sejatinya!

 

Tiba-tiba beberapa orang langsung jatuh ke tanah sambil memuntahkan darah!

 

"Dasar sekumpulan orang nggak berguna, beraninya memaki warga Prastya yang hebat?

 

Konyol sekali!" sahut seorang pria Prastya tersebut. Dia melihat dengan tatapan main-main seraya menggelengkan kepalanya pelan, tetapi ada sedikit rasa puas yang terpancar di matanya. Sudah bertahun-tahun. Terakhir kali saat warga Prastya bisa melakukan kejahatan di Kota Sentana, itu sudah berapa tahun?

 

Sejak kekalahan besar puluhan tahun lalu, warga Prastya sudah tidak mempunyai peluang lagi.

 

Sekarang, pada akhirnya mereka mendapat kesempatan tersebut dan membuat mereka merasa sangat bahagia.

 

"Jangan terlalu sombong. Akan ... akan ada orang atas yang segera diutus ke sini!" teriak seseorang dengan keras.

 

"Orang atas?"

 

Pemimpin pasukan Prastya itu tertawa seolah-olah dia sedang melihat orang bodoh, lalu dia menyahut, "Kalau begitu kenapa mereka masih belum datang? Apa karena waktunya terlalu pendek dan mereka nggak punya waktu untuk melawan?"

 

Saat berbicara, dia mengayunkan aliran energi sejati lainnya. Energi sejatinya bagaikan sehelai sutra yang mengamuk dan mencambuk ke arah kerumunan orang. Setiap kali sehelai sutra itu diayunkan, awan darah muncul, lalu banyak penduduk Negara Elang yang berteriak kesakitan !

 

"Di mana orang-orang kalian itu? Bukankah kalian mau menghukum kami? Cepat! Suruh mereka datang!"

 

Tawa yang tak terkendali itu pun mereda, semua orang langsung dipenuhi dengan rasa sedih dan marah. Mereka melihat kejauhan dan bertanya-tanya dalam hati, "Kenapa ahli Negara Elang belum bertindak?"

 

"Mohon bantuan ahli Negara Elang!"

 

"Kenapa kalian nggak bertindak, kenapa! Apa kalian cuma melihat warga Prastya yang akan membuat kekacauan di sini!"

 

Tidak ada pergerakan!

 

Benar-benar tidak ada pergerakan sama sekali!

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2689 Membakar Langit ~ Bab 2689 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.