Bab 116
"Ini
Darren sendiri juga mulai
meragukannya.
Mungkinkah Deon benar-benar telah
melakukan kesalahan sebelumnya? Memikirkan kembali berbagai tindakan Deon yang
tidak bisa dipercaya memang membuatnya curiga.
Deon berterus terang dan mengangkat
bahunya.
"Terserah! Kalau begitu, kalian
suruh Nona Briana itu saja yang mengobatinya. Aku akan pulang untuk
tidur!"
Lupakan tentang membantu orang dan
hormati nasib orang lain.
Melihat sosok belakang Deon yang
semakin menjauh, Darren terus merasa tidak nyaman dan beberapa kali ingin mengejar
untuk menghentikannya, tetapi Budi menekan pundaknya dengan kuat.
"Darren, itu cuma penipu,
biarkan saja dia. Lagi pula, sekarang kita sudah punya Nona Briana dan nggak
butuh dia lagi."
Saat Mira menatap Deon, entah mengapa
hatinya terasa agak sesak.
"Aneh, kok aku merasa sedih?
Cuma demi pria cabul itu? Nggak, itu nggak sepadan!"
Mira mengatupkan giginya dan
diam-diam mengambil keputusan.
Sementara itu, Briana mengangkat
Helen dengan tulus dan berkata dengan tenang.
"Pak Budi, Pak Darren, tenang
saja. Beri aku waktu 20 menit dan kujamin obatnya akan menyembuhkan Helen! 11
Briana langsung menyibukkan diri di
lantai atas.
Budi sangat gembira.
"Luar biasa! Cucuku sudah
tertolong! Mira, terima kasih banyak! Suatu hari nanti aku pasti akan mengunjungi
ayahmu untuk mengucapkan terima kasih!"
Mira tersenyum, "Paman Budi
terlalu berlebihan. Ini sudah seharusnya kulakukan dan nggak mengharapkan
imbalan apa pun."
Budi menghela napas, "Gadis baik
sepertimu semakin langka!"
Akan tetapi kemudian, jeritan ngeri
Briana terdengar dari lantai atas.
Mira terkejut dan bergegas naik ke
lantai satu, hanya untuk melihat Briana berlari keluar dengan rambutnya yang
acak-acakan dan tangannya berlumuran darah.
"Nona Helen sudah nggak kumat
lagi, tapi dia mengalami pendarahan!"
Briana berteriak.
Kerumunan orang langsung gempar dan
bergegas ke atas tanpa berpikir panjang, melihat Helen berbaring di atas kasur
sambil terengah-engah dan darah telah membasahi seluruh baju tidurnya.
"Apa yang terjadi? Nona Briana,
cepat tolong dia!"
Budi sudah sangat ketakutan.
Akan tetapi, Briana menggigil hebat
dan berkata, "A... aku nggak bisa menyelamatkannya. Aku belum pernah
melihat ini sebelumnya!"
Dia hampir menangis yang sangat
bertolak belakang dengan wajah angkuhnya sebelumnya.
Di sisi lain, hari sudah mulai
terang.
Deon yang telah keluar dari Kediaman
Keluarga Santoso hendak menyeberang jalan.
Sebuah BMW X5 putih tiba-tiba melaju
di depannya sebelum menabrak seorang ayah dan anak yang sedang menyeberang
jalan.
Anak perempuan itu baru berusia lima
atau enam tahun dan membawa tas sekolah tertabrak dengan begitu keras hingga
melayang dan bermandikan darah.
Ayahnya mengenakan topi jerami dan
berkulit gelap. Terlihat jelas dia telah melakukan pekerjaan kasar di lokasi
konstruksi selama bertahun-tahun.
Saat melihat putrinya tertabrak, dia
berlutut dan memeluk si kecil di tempat sambil menangis tersedu-sedu.
"Kiara, kiara! Jangan
menakut-nakutiku! Cepat buka matamu! Hari ini kamu masih harus pergi ke TK
untuk mendaftar!"
BMW putih itu direm dengan paksa dan
seorang pria paruh baya yang mengenakan kemeja putih serta rantai platinum
turun sebelum berjalan mendekat dengan tangan di belakang punggungnya. Dia pun
berkata.
"Sial! Kok hari ini aku begitu
sial sampai bertemu dengan sepasang penipu!?"
"Anggaplah 2 juta ini sebagai
tiket lewatku dan enyahlah dari sini, jangan terus berakting di sini.
Benar-benar menjijikkan untuk dilihat!"
Sambil berbicara, dia menarik 18
lembar uang kertas seratus dari dompetnya dan mencampur 2 lembar 2 ribu sebelum
melemparkannya ke kaki orang itu. 1
Lalu masuk ke dalam mobil begitu
saja.
Pria itu bergegas memeluk paha orang
kaya itu dan berkata dengan panik.
"Jangan pergi! Kamu menabrak
putriku dan aku akan menuntutmu! Ayo pergi ke tim penegak hukum dan serahkan
dirimu!"
"Sial! kamu memerasku, ya?"
Pria yang satu lagi menoleh dan
menendang pria lainnya sebelum berteriak marah.
"Kuberitahu kamu, ya. Pergi ke
tim penegak hukum nggak ada gunanya, aku punya orang di sana. Aku juga memberimu
2 juta karena tabrakan tadi yang bisa dianggap sudah memberimu muka, jadi
jangan membuatku kesal!"
"Kalau nggak, aku akan menelepon
teman tim penegak hukumku sekarang juga dan membuatmu ditahan selama beberapa
hari dengan kerja paksa karena menipu!
Pria lain tiba-tiba ketakutan dan
melepaskan tangannya, "Ah, jangan tangkap aku. Aku punya dua anak yang
harus kubesarkan di rumah!"
Pria kaya tertawa dengan keras dan
berkata, "Oke, aku bisa nggak menangkapmu. Ganti rugi 10 juta sebagai
biaya trauma padaku dan masalah ini beres!"
Deon melihat semua ini dan berkata
dengan marah.
"Jason, mana hati nuranimu?
Sudah menabrak orang masih mau memeras uang?"
Orang itu tidak lain adalah Jason,
mantan kepala penjualan yang sebelumnya telah mengincar Deon.
No comments: