Membakar Langit ~ Bab 2707

Bab 2707

 

Orang hina Prastya?

 

Begitu perkataan itu terucap, Guru Negara awalnya tertegun, lalu wajahnya menunjukkan keterkejutan dan kemarahan. "Saka, kamu, kamu..." kata Guru Negara.

 

Saka bertanya dengan nada sinis, "Untuk apa memanggil Ayahmu?"

 

Namun, dia berpikir sejenak, lalu berkata dengan nada meremehkan, "Cuih! Aku nggak tertarik menjadi Ayah orang hina Prastya sepertimu! Memiliki anak yang merupakan orang hina Prastya sama saja dengan menghina reputasiku!"

 

Bum!

 

Energi sejati yang kuat tiba-tiba meledak. Energi sejati yang kuat itu menghancurkan penampilan Guru Negara dan mengungkapkan wujud aslinya.

 

Wajah ganas dengan tatapan kemarahan.

 

Mata lelaki tua berwajah hitam itu melotot!

 

Dia telah menahan diri sepanjang jalan, tetapi ternyata dia berada dalam perangkap Saka.

 

Energi sejati yang menakutkan melonjak ke atas. Dalam sekejap, tekanan dahsyat turun dan menahan Saka dengan kuat.

 

Dia menatap Saka dengan mata merah dan bertanya, "Kapan kamu menyadarinya?"

 

Bahkan Raja Ilahi pun seharusnya tidak dapat menyadari teknik penyamaran dirinya. Banyak rencana selanjutnya yang membutuhkan teknik penyamaran. Metode apa yang sebenarnya digunakan oleh Saka?

 

Saka menjawab dengan nada meremehkan, "Aku sudah menyadarinya sejak awal. Hanya saja, aku tetap nggak mengungkap identitasmu. Sebaliknya, aku mempermalukanmu secara langsung. Aku merasa puas mengumpatmu sepanjang jalan. Apa kamu merasa puas?"

 

Begitu perkataannya terucap, lelaki tua berwajah hitam sangat marah.

 

"Dasar bocah kurang ajar! Aku akan menghancurkan mulutmu, lihat apa kamu masih bisa begitu sombong!" marah lelaki tua berwajah hitam.

 

Dia berteriak dengan marah dan mengangkat tangannya untuk menangkap Saka.

 

Namun, Saka menatapnya dengan tatapan sinis dan berkata, "Apa hakmu sebagai seorang budak untuk menyerangku? Panggil majikanmu untuk bicara denganku!"

 

Lelaki tua berwajah hitam itu tampak ganas dan sama sekali tidak peduli, dia hanya ingin memberi Saka pelajaran.

 

Namun, saat dia mengangkat tangannya untuk menyerang, Saka mencibir dan tiba-tiba mengangkat tangan untuk menyerang lelaki tua berwajah hitam!

 

Bam!

 

Serangan kedua belah pihak bertabrakan dan mereka mundur beberapa langkah.

 

"Kamu... " gumam lelaki tua berwajah hitam.

 

Lelaki tua berwajah hitam terhenti. Lengannya mati rasa dan dia menatap Saka dengan kaget.

 

Bagaimana mungkin?

 

Sebelum kedatangannya kali ini, dia telah meningkatkan kultivasinya ke master ilahi tingkat delapan.

 

Bocah ini benar-benar mampu menghadapinya dan bersaing dengan dirinya?

 

Saat ini, Saka sudah menggerakkan Teknik Penerobos Surgawi. Dia juga menatap lelaki tua berwajah hitam dengan ekspresi aneh dan berkata dengan perlahan, "Master ilahi tingkat delapan, aku kira kamu seharusnya tingkat sembilan ... "

 

Seketika, dia tersenyum dan melanjutkan, "Tingkat delapan juga nggak masalah, bisa digunakan sebagai batu asahku."

 

Setelah pelatihan, kultivasinya sudah hampir meningkat dan akan segera mencapai tingkat kelima.

 

Jika bukan karena dia mengalami peningkatan, mungkin dia akan tertekan saat berhadapan dengan lelaki tua berwajah hitam itu. Master ilahi tingkat delapan cukup memberinya tekanan dan dapat membantunya untuk menerobos tingkatan.

 

Seketika, ekspresi lelaki tua berwajah hitam menjadi ganas. Dia berseru, "Sombong!"

 

Sambil berbicara, dia hendak menyerang Saka lagi.

 

Tatapan Saka menunjukkan niat bertarung, lalu dia mengerahkan energi sejati dan bersiap untuk menyerang.

 

Namun, tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang berkata, "Berhenti."

 

Ekspresi lelaki tua berwajah hitam itu agak berubah saat mendengar suara tersebut, lalu dia segera menarik kembali energi sejati. Saka juga berhenti dan menoleh ke arah suara.

 

Hanya terlihat seorang wanita bertopeng yang perlahan menghampiri mereka. Dia mengenakan pakaian tradisional dan hak tinggi tradisional, tetapi ekspresinya tidak selembut wanita Prastya. Sebaliknya, dia memiliki aura heroik.

 

"Nona, aku, barusan dia... " ucap lelaki tua berwajah hitam dengan tergesa-gesa.

 

"Aku tahu segalanya," sahut wanita bertopeng.

 

Wanita bertopeng itu tersenyum dan melanjutkan, Karena identitasmu sudah terungkap, maka harus mengakui kekalahan dan mengakui kekuranganmu. Marah karena malu adalah mentalitas orang yang lemah. Selain itu... " "

 

Sambil berbicara, dia menatap Saka dan menambahkan, "Bukan termasuk nggak adil jika terungkap oleh Kak Saka."

 

Lelaki tua berwajah hitam masih tampak sangat muram. Dia berkata, "Nona, kamu nggak tahu betapa keterlaluannya bocah ini. Dia memarahiku sepanjang jalan!"

 

Saka tersenyum dan berkata, "Apa maksudmu dengan memarahi? Bukankah yang aku katakan adalah fakta? Atau maksudmu, aku mengatakan segala tindakan Prastya itu sama dengan memarahimu?"

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2707 Membakar Langit ~ Bab 2707 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.